SEJARAH KERAJAAN SAMBAS
1.ASAL MULA SAMBAS
Kesultanan Sambas sebuah Negeri berpenduduk mayoritas Etnis Melayu,dengan luas 20.940 km² ,bandingkan dengan kesultanan Brunai (5.765 km²).
Pada tahun 1915 Negeri Sambas berpenduduk 130.000 jiwa,yang terdiri dari berbagai etnis atau suku kaum :
-Orang Eropa 100 jiwa
-Suku Dayak 26.000 jiwa
-Orang Arab dan Timur asing lainya 270 jiwa
-Cina (tionghoa) 30.000 jiwa
-Melayu Jawa dan Bugis 67.000 jiwa
Pada tahun 1988 Sambas berpenduduk 895.900 jiwa,dan merupakan sebuah kabupaten dibawah kedaulatan NKRI.
Pada masa pemerintahan Sultan Muhhammad Syafi’uddin I yang dinobatkan pada tanggal 10 Zulhijjah hari Senin tahun 1040 H(9 Juli 1631 M ).nama Sambas sudah dipergunakan dan telah dipergunakan jauh sebelum itu GAMBAR 1. GERBANG DEPAN ISTANA SAMBAS
Di era kerajaan Majapahit dizaman kekuasaan Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada,kerajaan Sambas disebut sebut sebagai satu kerajaan di Borneo yang berada dibawah kekuasaan Maja Pahit,hal ini dibuktikan oleh tulisan Empu Prapanca didalam buku “NEGARA KERTAGAMA” yang dituliskanya tahun 1365 m.
Dalam Pupuh XII dan XIV buku NEGARA KERTAGAMA dituliskan ,kerajaan Nusantara yang berada dibawah kekuasan Majapahit antara lain :
PUPUH XII BUKU NEGARA KERTAGAMA
Menyebutkan “Lawas dengan Samudra serta Lamuri Batam,Lampung dan juga Barus itulah terutama Negara Melayu yang tlah tunduk,Negara Negara dipulau Tanjung Pura :Kapuas_-Katingan,Saampit,Kota Lingga,Kota Waringin,Sambas,Lawai Ikut disebut”.
PUPUH XIV :
“Kandangan ,Landa,Samadang dan Tirem,takterlupakan Sedu,Berune(ng),Kalka Seludung ,Solot dan juga Pasir Barito ,Sawaku ,Tabalung,ikut juga Tanjung Kutei,Malano tetap yang terpenting dipulau Tanjung Pura.”(kutipan tulisan Prop. Dr.Slamet Multono,”Negara Kertagama Tafsir dan Sejarahnya”.penerbit
Bharata,Jakarta 1979 hal 280 ) APabila buku Negara Kertagama(1365) telah menyebut kata “Sambas”
kemungkinan kata ini berasal dari bahasa Jawa kuno”Samba” yang berarti bersuka ria atau menari,dalam kamus bahasa Indonesia ‘ “Samba” berarti bersukaria dan dapat diartikan pula kata Sambas kerajaan
yang makmur dan sentosa,,beberapa nama sultan Sambas memakai nama tokoh pewayangan,Raden Bima Raden Semar dan Raden Samba ,adapun dalam pewayangan Raden Samba adalah Putra Arjuna.
Namun sampai sekarang belu ditemukan tulisan yang menjelasan asal mula pemakaian kata Sambas,beberapa pendapat yang ada hanya berdasakan cerita turun temurun tanpa ada catatan yang melandasi alas an tersebut.
Penulis buku “ASAL USUL SAMBAS” H.Urai Jalaludin Yusuf Dato’ Ronggo
Menjelaskan, Berdasarkan cerita dongeng rakyat Sambas,nama Sambas berasal dari tiga orang sahabat seorang diantarnya bernama ABBAS,bersama mereka terdapat pula seorang Cina,jadi mereka adalah tiga orang sahabat yang selalu bekerja sama,,didalam bahasa Cina, tiga biasa disebut SAM,,maksud dari kata Sambas adalah kerjasama bertiga dengan Abbas mereka sebutlah Sambas,lama kelamaan nama tersebut semakin populer dan melekatlah kata Sambas yang merupakan symbol kerjasama tiga sahabat.
Dalam cerita lain Dato’Ronggo menyebutkan,asal nama Sambas bermula dari legenda Negeri Kebanaran(Kebenaran) diPaloh,dua orang Sahabat bernama Syamsudin dan Saribas , Syamsudin kawin dengan orang halus(Jin) diNegeri Kebanaran,tetapi kemudian dia menghilang karena diperecayai dia pindah dan ikut berdiam diNegeri Kebanaran.namun jiwa Sam selalu mengikuti sahabatnya Saribas(suku Dayak),,Dimana ada Sam disitu ada Saribas..,itu terjadi karena ketika mereka berada di Muara Ulakan (Sekarang tempat berdirinya Istana Sambas) mereka pernah berikrar berjanji tidak akan ada pertikaian dan saling dendam antara mereka,walau mereka dari suku berdeda (Dayak dan Melayu),janji tersebut mereka tandai dengan melempar batu bersama disimpang tiga muara ulakan sambil berikrar tak ada permusuhan,pertikaian,selamanya kecuali batu yang mereka lemparkan bisa mengapung dipermukaan air Muara ulakan..Sejak itu diambilah Nama Sam(dari Syamsudin) dan Bas(dari Saribas) untuk menamai tempat tersebut dengan nama “SAMBAS”,.
Sampai sekarang orang Dayak Maupun Melayu percaya mereka adalah satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan dengan semboyan..”IBARAT AUR(Bambu) DAN TEBING” selalu terikat dan memerlukan satu sama lain,hal tersebut dapat terlihat disaat kerusuhan etnis berdarah tahun
1999,persaudaraan mereka tetap kokoh dan tak pernah goyah…….
SUMBER:
-BUKU "NEGARA KERTAGAMA".
-BUKU “ASAL USUL SAMBAS” H.URAI JALALUDIN YUSUF DATO
’
RONGGO.
-BERDASARKAN CERITA DONGENG RAKYAT SAMBAS.
GAMBAR 2. MESJID JAMI’ SAMBAS.DITEPIAN SUNGAI SAMBAS
Kesultanan Sambas sebuah Negeri berpenduduk mayoritas Etnis Melayu,dengan luas 20.940 km² ,bandingkan dengan kesultanan Brunai (5.765 km²).
Pada tahun 1915 Negeri Sambas berpenduduk 130.000 jiwa,yang terdiri dari berbagai etnis atau suku kaum :
-Orang Eropa 100 jiwa
-Suku Dayak 26.000 jiwa
-Orang Arab dan Timur asing lainya 270 jiwa
-Cina (tionghoa) 30.000 jiwa
-Melayu Jawa dan Bugis 67.000 jiwa
Pada tahun 1988 Sambas berpenduduk 895.900 jiwa,dan merupakan sebuah kabupaten dibawah kedaulatan NKRI.
Pada masa pemerintahan Sultan Muhhammad Syafi’uddin I yang dinobatkan pada tanggal 10 Zulhijjah hari Senin tahun 1040 H(9 Juli 1631 M ).nama Sambas sudah dipergunakan dan telah dipergunakan jauh sebelum itu GAMBAR 1. GERBANG DEPAN ISTANA SAMBAS
Di era kerajaan Majapahit dizaman kekuasaan Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada,kerajaan Sambas disebut sebut sebagai satu kerajaan di Borneo yang berada dibawah kekuasaan Maja Pahit,hal ini dibuktikan oleh tulisan Empu Prapanca didalam buku “NEGARA KERTAGAMA” yang dituliskanya tahun 1365 m.
Dalam Pupuh XII dan XIV buku NEGARA KERTAGAMA dituliskan ,kerajaan Nusantara yang berada dibawah kekuasan Majapahit antara lain :
PUPUH XII BUKU NEGARA KERTAGAMA
Menyebutkan “Lawas dengan Samudra serta Lamuri Batam,Lampung dan juga Barus itulah terutama Negara Melayu yang tlah tunduk,Negara Negara dipulau Tanjung Pura :Kapuas_-Katingan,Saampit,Kota Lingga,Kota Waringin,Sambas,Lawai Ikut disebut”.
PUPUH XIV :
“Kandangan ,Landa,Samadang dan Tirem,takterlupakan Sedu,Berune(ng),Kalka Seludung ,Solot dan juga Pasir Barito ,Sawaku ,Tabalung,ikut juga Tanjung Kutei,Malano tetap yang terpenting dipulau Tanjung Pura.”(kutipan tulisan Prop. Dr.Slamet Multono,”Negara Kertagama Tafsir dan Sejarahnya”.penerbit
Bharata,Jakarta 1979 hal 280 ) APabila buku Negara Kertagama(1365) telah menyebut kata “Sambas”
kemungkinan kata ini berasal dari bahasa Jawa kuno”Samba” yang berarti bersuka ria atau menari,dalam kamus bahasa Indonesia ‘ “Samba” berarti bersukaria dan dapat diartikan pula kata Sambas kerajaan
yang makmur dan sentosa,,beberapa nama sultan Sambas memakai nama tokoh pewayangan,Raden Bima Raden Semar dan Raden Samba ,adapun dalam pewayangan Raden Samba adalah Putra Arjuna.
Namun sampai sekarang belu ditemukan tulisan yang menjelasan asal mula pemakaian kata Sambas,beberapa pendapat yang ada hanya berdasakan cerita turun temurun tanpa ada catatan yang melandasi alas an tersebut.
Penulis buku “ASAL USUL SAMBAS” H.Urai Jalaludin Yusuf Dato’ Ronggo
Menjelaskan, Berdasarkan cerita dongeng rakyat Sambas,nama Sambas berasal dari tiga orang sahabat seorang diantarnya bernama ABBAS,bersama mereka terdapat pula seorang Cina,jadi mereka adalah tiga orang sahabat yang selalu bekerja sama,,didalam bahasa Cina, tiga biasa disebut SAM,,maksud dari kata Sambas adalah kerjasama bertiga dengan Abbas mereka sebutlah Sambas,lama kelamaan nama tersebut semakin populer dan melekatlah kata Sambas yang merupakan symbol kerjasama tiga sahabat.
Dalam cerita lain Dato’Ronggo menyebutkan,asal nama Sambas bermula dari legenda Negeri Kebanaran(Kebenaran) diPaloh,dua orang Sahabat bernama Syamsudin dan Saribas , Syamsudin kawin dengan orang halus(Jin) diNegeri Kebanaran,tetapi kemudian dia menghilang karena diperecayai dia pindah dan ikut berdiam diNegeri Kebanaran.namun jiwa Sam selalu mengikuti sahabatnya Saribas(suku Dayak),,Dimana ada Sam disitu ada Saribas..,itu terjadi karena ketika mereka berada di Muara Ulakan (Sekarang tempat berdirinya Istana Sambas) mereka pernah berikrar berjanji tidak akan ada pertikaian dan saling dendam antara mereka,walau mereka dari suku berdeda (Dayak dan Melayu),janji tersebut mereka tandai dengan melempar batu bersama disimpang tiga muara ulakan sambil berikrar tak ada permusuhan,pertikaian,selamanya kecuali batu yang mereka lemparkan bisa mengapung dipermukaan air Muara ulakan..Sejak itu diambilah Nama Sam(dari Syamsudin) dan Bas(dari Saribas) untuk menamai tempat tersebut dengan nama “SAMBAS”,.
Sampai sekarang orang Dayak Maupun Melayu percaya mereka adalah satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan dengan semboyan..”IBARAT AUR(Bambu) DAN TEBING” selalu terikat dan memerlukan satu sama lain,hal tersebut dapat terlihat disaat kerusuhan etnis berdarah tahun
1999,persaudaraan mereka tetap kokoh dan tak pernah goyah…….
SUMBER:
-BUKU "NEGARA KERTAGAMA".
-BUKU “ASAL USUL SAMBAS” H.URAI JALALUDIN YUSUF DATO
’
RONGGO.
-BERDASARKAN CERITA DONGENG RAKYAT SAMBAS.
GAMBAR 2. MESJID JAMI’ SAMBAS.DITEPIAN SUNGAI SAMBAS
HUBUNGAN SAMBAS DAN MAJAPAHIT
Dalam masa kejayaanya kerajaan Majapahit telah menguasai seluruh wilayah Nusantara,termasuk kerajaan Sambas dipulau Kalimantan.(Nagara Kertagama Pupuh XIII).Majapahit bukan hanya menguasai kerajaan kerajaan dibawah taklukanya,tetapi telah mengirimkan keturunan dan keluarga raja dengan prajuritnya.mereka bukan hanya menguasai daerah dan rakyatnya,tetapi yang terpenting pula mengembangkan kebudayaan agama Hindu dan Budha.namun tidak banyak peninggalan raja raja dari agama Hindu di Sambas dan Kalimantan...daerah ini umumnya daerah rawa berlumpur dan tidak ada batu besar untuk membuat prasasti atau candi…peninggalan sejarah zaman itu sulit dibuat dan mudah hancur oleh air dan Lumpur.ada yang berpendapat bahwa arca Hindu dan Budha di Sambas dibuat dari emas.buktinya di British Museum London terdapat 9 buah arca agama Hindu dan Budha berasal dari Sambas.
Sambas dimasa sebelum Ratu Sepudak kurang dikenal,sejarahnya diliputi kabut kegelapan…dari cerita rakyat yang bersipat legendaries yang dituturkan dari mulut kemulut terdapat bermacam macam versi.sebagaimana kerajaan kerajaan Melayu /Islam pada umumnya,demikian pula kesultanan Sambas baru
memulai sejarahnya pada permulaan berkembangnya agama Islam sejak akhir abad ke 16.
Menurut cerita rakyat, sebelum kedatangan prajurit Majapahit di Paloh,sudah ada kerajaan Sambas Tua.diceritakan bahwa pada akhir abad ke 13 didaerah Paloh terdapat kerajaan yang dipimpin oleh seorang Ratu(Raja) bernama Raden Janur…Suatu malam kerajaan tersebut kejatuhan benda langit (Tahi Bintang/Meteor) sebesar buah kelapa,yang bercahaya sangat terang,terkenal dengan nama “Mustika Bintang”.peristiwa aneh itu tersebar luas keseluruh Nusantara hingga ke Majapahit,Prabu Majapahit memerintahkan pasukanya untuk mendapatkan “Mustika Bintang” tersebut…Pasukan Majapahit mendarat
Dipangkalan Jawi (Jawai)..Alkisah,Raden Janur tidak bersedia menyerahkan Mustika Bintang,ia melarikan diri ke hutan dan menghilang bersama “Mustika Bintang”,konon kabarnya ia menjadi orang Kebanaran atau orang halus (menurut kepercayaan orang Sambas,Paloh adalah pusat kerajaan Negeri Kebanaran/Negeri Ghaib)...
Diceritakan bahwa pasukan Majapahit tersebut tak kembali ke Majapahit tetapi tinggal dan membaur dengan penduduk asli,akhirnya mereka membentuk sebuah kerajaan yang kuat,dengan ratunya berasal dari hasil perkawinan dengan penduduk setempat.diceritakan pula bahwa pada suatu hari ratu dari kerajaan ini bertamasya kepulau “Lemukutan”…dipulau itu sayup sayup terdengar ditelinga raja bunyi tangisan bayi.seluruh rombongan disuruh mencari dari mana datangnuya suara tersebut..setelah lama mencari akhirnya
diketahui suara tersebut berasal dari sebuah rumpun bambu…Bambu tersebut dipotong lalu dibawa pulang keistana dan pada malamnya bambu tersebut dibelah dan betapa terkejutnya semua yang melihat kejadan tersebut,ternyata pada salah satu ruas bambu yang dibelah berisi seorang bayi laki laki…bayi tersebut akhirnya dipelihara raja bersama anaknya… Kian hari tumbuh berkembang dengan sehat,namun sangat disayangkan ia hanya mempunyai sebuah gigi layaknya seperti gigi labi labi.karena itu ia diberi nama “Tang
Nunggal” (Hanya Bergigi Tunggal).
(orang sambas juga sering menyebut "Tang Nunggal" dengan sebutan "Tan Unggal") Sewaktu Ratu Meninggal,Tang Nunggal berambisi untuk menjadi raja…Dengan mengandalkan kekuatan dan kelicikanya.ia berhasil menyingkirkan putera mahkota dan menobatkan dirinya menjadi raja.Tang Nunggal adalah Raja Yang kejam,bengis dan tidak berperikemanusiaan….Karena kekejamanya Putera dan Puterinya Bujang Nadi dan Dare Nandung dikuburkan hidup hidup dibukit Sebedang lantaran kedua bersaudara itu dituduh berniat kawin sesama saudara(Legenda Bujang Nadi Dare Nandung)...Singkat cerita,hukum karma akhirnya berlaku pada
dirinya,Tang Nunggal akhirnya meninggal dalam keadaan yang sangat menggenaskan,ia dimasukkan kedalam peti dan petinya dibuang kedalam sungai Sambas (petikan cerita menurut dato’ Ronggo,buku terbitan pada tahun 1991).
Setelah Tang Nunggal dikubur disungai Sambas,Putera mahkota yang tersingkir yang berasal dari keturunan MajaPahit muncul dan mengambil alih kendali pemerintahan...raja itulah yang menurunkan raja raja Sambas sampai kepada Ratu Sepudak.
Setelah runtuhnya Majapahit ,Sambas berada dibawah kerajaan Johor(Malaysia) .pada masa Ratu Sepudak telah diadakan perjanjian dagang dengan Oppenkoopman Samuel Bloemaert dari VOC yang ditanda tangani
pada 1 Oktober 1609 dikota Lama (Perjanjian Ratu Sepudak dengan VOC).
Dalam masa kejayaanya kerajaan Majapahit telah menguasai seluruh wilayah Nusantara,termasuk kerajaan Sambas dipulau Kalimantan.(Nagara Kertagama Pupuh XIII).Majapahit bukan hanya menguasai kerajaan kerajaan dibawah taklukanya,tetapi telah mengirimkan keturunan dan keluarga raja dengan prajuritnya.mereka bukan hanya menguasai daerah dan rakyatnya,tetapi yang terpenting pula mengembangkan kebudayaan agama Hindu dan Budha.namun tidak banyak peninggalan raja raja dari agama Hindu di Sambas dan Kalimantan...daerah ini umumnya daerah rawa berlumpur dan tidak ada batu besar untuk membuat prasasti atau candi…peninggalan sejarah zaman itu sulit dibuat dan mudah hancur oleh air dan Lumpur.ada yang berpendapat bahwa arca Hindu dan Budha di Sambas dibuat dari emas.buktinya di British Museum London terdapat 9 buah arca agama Hindu dan Budha berasal dari Sambas.
Sambas dimasa sebelum Ratu Sepudak kurang dikenal,sejarahnya diliputi kabut kegelapan…dari cerita rakyat yang bersipat legendaries yang dituturkan dari mulut kemulut terdapat bermacam macam versi.sebagaimana kerajaan kerajaan Melayu /Islam pada umumnya,demikian pula kesultanan Sambas baru
memulai sejarahnya pada permulaan berkembangnya agama Islam sejak akhir abad ke 16.
Menurut cerita rakyat, sebelum kedatangan prajurit Majapahit di Paloh,sudah ada kerajaan Sambas Tua.diceritakan bahwa pada akhir abad ke 13 didaerah Paloh terdapat kerajaan yang dipimpin oleh seorang Ratu(Raja) bernama Raden Janur…Suatu malam kerajaan tersebut kejatuhan benda langit (Tahi Bintang/Meteor) sebesar buah kelapa,yang bercahaya sangat terang,terkenal dengan nama “Mustika Bintang”.peristiwa aneh itu tersebar luas keseluruh Nusantara hingga ke Majapahit,Prabu Majapahit memerintahkan pasukanya untuk mendapatkan “Mustika Bintang” tersebut…Pasukan Majapahit mendarat
Dipangkalan Jawi (Jawai)..Alkisah,Raden Janur tidak bersedia menyerahkan Mustika Bintang,ia melarikan diri ke hutan dan menghilang bersama “Mustika Bintang”,konon kabarnya ia menjadi orang Kebanaran atau orang halus (menurut kepercayaan orang Sambas,Paloh adalah pusat kerajaan Negeri Kebanaran/Negeri Ghaib)...
Diceritakan bahwa pasukan Majapahit tersebut tak kembali ke Majapahit tetapi tinggal dan membaur dengan penduduk asli,akhirnya mereka membentuk sebuah kerajaan yang kuat,dengan ratunya berasal dari hasil perkawinan dengan penduduk setempat.diceritakan pula bahwa pada suatu hari ratu dari kerajaan ini bertamasya kepulau “Lemukutan”…dipulau itu sayup sayup terdengar ditelinga raja bunyi tangisan bayi.seluruh rombongan disuruh mencari dari mana datangnuya suara tersebut..setelah lama mencari akhirnya
diketahui suara tersebut berasal dari sebuah rumpun bambu…Bambu tersebut dipotong lalu dibawa pulang keistana dan pada malamnya bambu tersebut dibelah dan betapa terkejutnya semua yang melihat kejadan tersebut,ternyata pada salah satu ruas bambu yang dibelah berisi seorang bayi laki laki…bayi tersebut akhirnya dipelihara raja bersama anaknya… Kian hari tumbuh berkembang dengan sehat,namun sangat disayangkan ia hanya mempunyai sebuah gigi layaknya seperti gigi labi labi.karena itu ia diberi nama “Tang
Nunggal” (Hanya Bergigi Tunggal).
(orang sambas juga sering menyebut "Tang Nunggal" dengan sebutan "Tan Unggal") Sewaktu Ratu Meninggal,Tang Nunggal berambisi untuk menjadi raja…Dengan mengandalkan kekuatan dan kelicikanya.ia berhasil menyingkirkan putera mahkota dan menobatkan dirinya menjadi raja.Tang Nunggal adalah Raja Yang kejam,bengis dan tidak berperikemanusiaan….Karena kekejamanya Putera dan Puterinya Bujang Nadi dan Dare Nandung dikuburkan hidup hidup dibukit Sebedang lantaran kedua bersaudara itu dituduh berniat kawin sesama saudara(Legenda Bujang Nadi Dare Nandung)...Singkat cerita,hukum karma akhirnya berlaku pada
dirinya,Tang Nunggal akhirnya meninggal dalam keadaan yang sangat menggenaskan,ia dimasukkan kedalam peti dan petinya dibuang kedalam sungai Sambas (petikan cerita menurut dato’ Ronggo,buku terbitan pada tahun 1991).
Setelah Tang Nunggal dikubur disungai Sambas,Putera mahkota yang tersingkir yang berasal dari keturunan MajaPahit muncul dan mengambil alih kendali pemerintahan...raja itulah yang menurunkan raja raja Sambas sampai kepada Ratu Sepudak.
Setelah runtuhnya Majapahit ,Sambas berada dibawah kerajaan Johor(Malaysia) .pada masa Ratu Sepudak telah diadakan perjanjian dagang dengan Oppenkoopman Samuel Bloemaert dari VOC yang ditanda tangani
pada 1 Oktober 1609 dikota Lama (Perjanjian Ratu Sepudak dengan VOC).
GAMBAR 3.PANTAI TANAH HITAM PALOH(DIPERKIRAKAN MASIH WILAYAH PANTAI
NEGERI KEBANARAN)
PENULIS SEMPAT MENGAMBIL FHOTO DISINI BERSAMA PUTRI CILIK
DOKUMEN FHOTO BERT972
HTTP://BERT972.BLOGSPOT.COM
HTTP://WWW.ALBERTKENNEDY.CO.CC
Kedatangan secara besar besaran prajurit Majapahit keSambas adalah pada masa raja Cananagara..prajurit Majapahit yang dibawa dengan kapal,tahun 1364 mendarat di Pangkalan Jawi.kini daerah itu bernama Jawai…prajurit Majapahit itu bukan berperang dan berkuasa tapi tinggal membaur dan kawin dengan penduduk setempat.percampuran dengan pendatang dari Majapahit ini yang mendorong berdirinya kekuasaan keturunan raja Majapahit yang selanjutnya berpusat Di “Paloh”…mungkin karena terlalu banyak peperangan
pada dan tahun 1364 Patih Gajah Mada sudah meninggal.banyak keturunan Majapahit berpindah kedaerah lain.mereka juga masuk ke Brunai,Mempawah ,Tanjung Pura,Landak,Sanggau ,Sintang,Sukadana,dan kerajaan kerajaan kecil dipedalaman Kalimantan Barat.hal ini dibuktikan dengan banyaknya ditemukan benda sejarah peninggalan kerajaan Hindu Majapahit antara lain Batu Pahat di Sekadau,Eka Muka Lingga Guwa di Sepauk,dan lain lain.
Pada pertengahan adad ke 15,pusat kerajaan keturunan Majapahit ini berpindah dari Paloh kekota Lama dibenua Bantanan-Tempapan dikecamatan Teluk keramat.raja raja diSambas waktu itu disebut dengan gelar ratu ,seperti gelar raja raja di Majapahit.
Ketika raja Tang Nunggal berkuasa,iapun membayar upeti kepada Raja Tumasik…mungkin karena merasa telah merdeka,setelah lepas dari kerajaan Majapahit.
Ratu sepudak dengan saudaranya Timbung Paseban berkuasa sejak tahun 1550 di “Kota Lama”(Ibukota Sambas Tua),pada tahun 1570, kerajaan Sambas di “Kota Lama” berada dibawah kekuasaan kerajaan Johor…Setelah runtuhnya kerajaan Majapahit,di kerajaan Johor telah menganut kepercayaan agama Islam,dan Johor menguasai kesultanan kesultanan dipantai barat Kalimantan seperti,Brunai,Serawak,Sambas,Mempawah,Sukadana/Matan.sejak itu agama islam pun mulai dianut orang dikesultanan Sambas.(Prof.Dr.E.Gade Malsbergen ;”Geschidemis van Nederland indie,llitgertrd Mij,Amsterdam,1939,deel’,hal.349).
Ratu Sepudak sebagai raja Sambas dikota lama adalah raja beragama Hindu terakhir Di Kota Lama Sambas…Belanda(VOC) yang baru saja menguasai Batavia pada tahun 1596,pada tahun 1604 telah mengunjungi kerajaan Matan dan membuka hubungan dagang dengan Matan ...Dari Matan ,VOC mendapatkan informasi tentang kerajaan yang ada di pantai barat Kalimantan.tahun 1609,VOC datang kekota Lama Sambas.mengetahui Sambas kaya dengan emas,VOC mengikat perjanjian dengan Ratu Sepudak.dalam perjanjian tanggal 1 Oktober 1609 itu,wakil VOC Samuel Bloemaert sekaligus mengikat kerajaan Landak dan Sukadana.Belanda paham benar karena landak adalah penghasil intan terkenal dan Sambas serta Matan adalah pusat penjualan emas dan intan pada masa itu.inilah awal dari perjanjian Belanda di Sambas,walaupun baru sejak 1817 Belanda duduk dan berkuasa di Sambas(sumber lampiran perjanjian VOC dan Sambas 1 Oktober 1609).
sumber:
-Prof.Dr.E.Gade Malsbergen ;”Geschidemis van Nederland indie,llitgertrd
Mij,Amsterdam,1939,deel’,hal.349.
-lampiran perjanjian VOC dan Sambas 1 Oktober 1609.
3.KESULTANAN SAMBAS
KERATON ALWATZIKHOBILLAH( ISTANA SAMBAS)
BAGIAN 1
Pusat pemerintahan Kesultanan Sambas terletak di sebuah kota kecil yang sekarang dikenal dengan nama Sambas. Untuk mencapai kota ini dapat ditempuh dengan kendaraan darat dari kota Pontianak ke arah baratlaut sejauh 175 km., melalui kota Mempawah, Singkawang, Pemangkat, dan Sambas.
Lokasi bekas pusat pemerintahan terletak di tepi kota Sambas. Di daerah pertemuan sungai Sambas, Sambas Kecil, dan Teberau, pada sebuah tempat yang oleh penduduk di sebut Muare Ullakan (Desa Dalam Kaum) berdiri keraton Kesultanan Sambas.
Pusat pemerintahan Kesultanan Sambas terletak di daerah pertemuan sungai pada bidang tanah yang berukuran sekitar 16.781 meter persegi membujur arah barat-timur.
GAMBAR 4
Sungai Sambas sejak awal sejarah sudah lama dihuni manusia. Mereka bertempat tinggal di tepian sungai pada rumah-rumah rakit atau rumah kolong yang didirikan di atas tiang.
membujur arah barat-timur. Pada bidang tanah ini terdapat beberapa buah bangunan, yaitu dermaga tempat perahu/kapal sultan bersandar, dua buah gerbang, dua buah paseban, kantor tempat sultan bekerja, bangunan inti keraton (balairung), dapur, dan masjid sultan. Bangunan keraton menghadap ke arah barat ke arah sungai Sambas,Ke arah utara dari dermaga terdapat Sungau Sambas Kecil, dan ke arah selatan terdapat Sungai Teberau. Di sekeliling tanah keraton merupakan daerah rawa-rawa dan mengelompok di beberapa tempat terdapat makam keluarga sultan.
Bangunan keraton yang lama dibangun oleh Sultan Bima pada tahun 1632 (sekarang telah dihancurkan), sedangkan keraton yang masih berdiri sekarang dibangun pada tahun 1933. Sebagai sebuah keraton di tepian sungai, di mana sarana transportasinya perahu/kapal, tentunya di tepian sungai dibangun dermaga tempat perahu/kapal sultan bersandar. Dermaga yang terletak di depan keraton dikenal dengan nama jembatan Seteher. Jembatan ini menjorok ke tengah sungai. Dari dermaga ini ada jalan yang menuju keraton dan melewati gerbang masuk.
GAMBAR 5
Di daerah pertemuan sungai Sambas dan Sambas Kecil terdapat sebuah keraton yang seluruh dindingnya dibuat dari kayu.
Gerbang masuk yang menuju halaman keraton dibuat bertingkat dua dengan denahnya berbentuk segi delapan dan luasnya 76 meter persegi. Bagian bawah digunakan untuk tempat penjaga dan tempat beristirahat bagi rakyat yang hendak menghadap sultan, dan bagian atas digunakan untuk tempat mengatur penjagaan. Selain itu, bagian atas pada saat-saat tertentu digunakan sebagai tempat untuk menabuh gamelan agar rakyat seluruh kota dapat mendengar kalau ada keramaian di keraton.
Setelah melalui pintu gerbang yang bersegi delapan, di tengah halaman keraton dapat dilihat tiang bendera yang disangga oleh empat batang tiang.
Tiang bendera ini melambangkan sultan, dan tiang penyangganya melambangkan empat pembantu sultan yang disebut wazir. Di bagian bawah tiang bendera terdapat dua pucuk meriam, dan salah satu di antaranya bernama Si Gantar Alam.
Sebelum memasuki keraton, dari halaman yang ada tiang benderanya, kita harus melalui lagi sebuah gerbang. Gerbang masuk ini juga terdiri dari dua lantai, tetapi bentuk denahnya empat persegi panjang. Lantai bawah tempat para penjaga yang bertugas selama 24 jam, sedangkan lantai atas dipakai untuk keluarga sultan beristirahat sambil menyaksikan aktivitas kehidupan rakyatnya sehari-hari.
Setelah melalui gerbang kedua dan pagar halaman inti, sampailah pada bangunan keraton. Pada bagian atas ambang pintu keraton terdapat tulisan "Alwatzsyikhubillah" yang berarti "Berpegang teguh dengan nama Allah". Di bagian atasnya tulisan ini terdapat ukiran yang menggambarkan dua ekor burung laut yang bermakna "Kekuatan Kerajaan Sambas pada angkatan laut", dan angka sembilan yang berarti bangunan keraton ini dibangun oleh sultan yang kesembilan.
GAMBAR 6
Masjid Agung Sambas yang dibangun oleh Sultan Abubakar Tajuddin (1848-1853). Letaknya di sebelah baratdaya keraton (Dok. Puslitarkenas).
Di dalam kompleks keraton terdapat tiga buah bangunan. Di sebelah kiri bangunan utama terdapat bangunan yang berukuran 5 x 26 meter. Pada masa lampau bangunan ini berfungsi sebagai dapur dan tempat para juru masak keraton. Di sebelah kanan bangunan utama terdapat bangunan lain yang ukurannya sama seperti bangunan dapur. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat Sultan dan pembantunya bekerja. Dari bangunan tempat Sultan bekerja dan bangunan utama keraton dihubungkan dengan koridor beratap dengan ukuran panjang 5,90 meter dan lebar 1,50 meter.
Di bagian dalam bangunan tempat Sultan dan pembantunya bekerja, tersimpan beberapa benda pusaka kesultanan, di antaranya singgasana kesultanan, pedang pelantikan Sultan, gong, tombak, payung kuning yang
merupakan lambang kesultanan, dan meriam lele. Meriam lele yang jumlahnya tujuh buah hingga sekarang masih dianggap barang keramat dan sering diziarahi penduduk. Bangunan utama keraton berukuran 11,50 x 22,60 meter. Terdiri atas tujuh ruangan, yaitu balairung terletak di bagian depan, kamar tidur sultan, kamar tidur istri sultan, kamar tidur anak-anak sultan, ruang keluarga, ruang makan, dan ruang khusus menjahit. Di bagian atas ambang pintu yang menghubungkan balairung dan ruang keluarga, terdapat lambang Kesultanan Sambas dengan tulisan "Sultan van Sambas" dan angkatahun 15 Juli 1933.
Angka tahun ini merupakan tanggal peresmian bangunan keraton. Di bagian dalam bangunan ini, pada kamar tidur Sultan tersimpan barang-barang khazanah Kesultanan Sambas, di antaranya tempat peraduan sultan, pakaian kebesaran, payung kesultanan, pedang, getar, puan, dan meja tulis Sultan.
Pada bagian dinding terpampang gambar-gambar keluarga Sultan yang pernah memerintah Sambas.
GAMBAR 7.SULTAN MUHAMMAD SYAFI'UDDIN II
KERATON ALWATZIKHOBILLAH( ISTANA SAMBAS)
BAGIAN 2
Kalua anda mengunjungi Sambas jangan lupa untuk menyempatkan diri berkunjung ke Keraton Al-watzikhobillah Sambas ,yang dibangun pada masa pemerintahan Raden Sulaiman yang bergelar Sultan Muhammad Syafi’uddin I.keraton ini memang sudah beberapa kali dibongkar,dan Istana yang ada sekarang sudah berumur sekitar 200 tahun dan beberapa kali mengalami perehaban.
GAMBAR 8. KERATON ALWATZIKHOBILLAH( ISTANA SAMBAS)DARI BERBAGAI
SUDUT PANDANG
Istana yang kokoh berdiri dipertemuan Tiga Sungai,yakni Sungai Sambas Kecil,Sungai Subah dan Sungai Teberau,memang mempunyai sejuta kisah ,yang kadang tak dapat dicerna dengan akal.
Raden Dewi Kencana,Ratu Keraton Sambas,mengungkapkan ,Keraton Sambas masih banyak memiliki benda Pusaka,diantaranya Tempat tidur Raja,Kaca hias,Seperangkat alat untuk makan Sirih,Pakaian kebesaran Sultan,Payung Ubur Ubur,Tombak Canggah,Meriam Beranak,Pedang Sultan,Tempayan keramik dari Cina dan kaca Kristal dari Inggris dan Belanda.
Benda yang masih dikeramatkan hingga sekarang yakni meriam beranak.
Setiap ada sesutu yang akan terjadi meriam itu bisa saja raib/menghilang entah kemana,tapi bisa kembali dengan sendirinya.Meriam itu jumlahnya tujuh buah dan diberi nama :
1. Raden Mas
2. Raden Putri
3. Raden Sambir
4. Raden Pajang
5. Ratu Kilat
6. Pangeran Pajajaran
7. Panglima Guntur.
GAMBAR 9. KHAZANAH PENINGGALAN KESULTANAN SAMBAS
DOKUMEN FHOTO WWW.MELAYUONLINE.COM
Menurut Gusti Sofyan Kailani (60 th) Penjaga Kamar Pusaka, saat ini Meriam Ratu Kilat sedang tidak ada ditempat dan telah lama pergi dari istana.itu biasanya akan menandakan kejadian alam luar biasa didunia.Namun menurutnya Meriam tersebut bisa saja tiba tiba ada ditempat(kembali dengan sendirinya)...Karena menurut beliau,meriam itu bukan Raib,atau dicuri orang,melainkan pergi meninggalkan keraton untuk mengatasi sesuatu hal atau peristiwa.tapi bila sudah sampai waktunya ia akan kembali dengan sendirinya.
Keraton yang berada diMuara Ulakan ini(Sambas) juga menawarkan keindahan alam yang luar biasa.dimana Bangunan Keraton yang menghadap sungai tersebut,mencirikan bahwa jalur transportasi zaman dahulu melalui sungai dan adanya Lambang Kuda Laut bersayap diatas atap keraton menandakan bidang yang menyokong perekonomian keraton saat itu adalah Bahari.
Memasuki kawasan Keraton,pengunjung akan ditemukan dengan bangunan segi delapan.dulunya itu merupakan Pendopo.,tempat ini digunakan Sultan untuk beristirahat dari perjalanan jauh dan bermusyawarah .Atap bangunan yang berbentuk Segi Delapan itu memiliki makna delapan arah mata angin.
Dibangunan ini ada delapan jendelanya menandakan arah angin.tapi terkadang jendela jendela tersebut memberikan tanda...Bila tujuh jendela tertutup,dan satu jendela akan terbuka dengan sendirinya,bermakna ada sesuatu yang perlu dikhawatirkan,begitu seterusnya,yang mana tanda tanda tersebut terasa mustahil bagi sebagian orang...Disisi kanan halaman istana terdapat sebuah mesjid yang juga bersamaan dibangun dengan keraton,mesjid ini diberi nama Mesjid Jami’(artinya Mesjid Agung).
Didepan samping pagar istana terdapat bangunan tempat meletakan Beduk,lingkaran beduk tersebut terbuat dari emas,tulang belulang monyet yang berwujud puteri.
GAMBAR 10. SALAH SATU BEDUK,DISAMPING DEPAN ISTANA SAMBAS
Sementara ditengah lapangan depan Keraton,berdiri tegak Tiang Bendera yang berbentuk tiang layar kapal .tiang ini menandakan kejayaan Keraton Sambas dari bidang Maritim pada masa Panglima Anom.Dibawahnya terdapat tiga meriam yang berasal dari belanda dan Inggris.oleh karena itu,Keraton Sambas dulunya menjadi pusat pemerintahan dari Tujuh keraton di Kalimantan Barat. Dibagian belakang keraton terdapat tempat pemandian Puteri dan Permaisuri keraton.disamping bangunan keraton ada bak penampungan air,dimana air yang diambil itu dipercayai memiliki khasiat positif buat orang yang meminumnya.Disekitar keraton juga terdapat Kampung Dalam Kaum yang artinya kampung keluarga keraton.tak jauh dari keraton terdapat pemakaman raja raja dan keluarga keraton,diantaranya makam Sultan Syafi’uddin II (yang menulis Buku “SILSILAH SAMBAS”),Makam Permaisuri Ratu Anom Kesuma Ningrat,beserta keluarga dan keturunanya.dalam kawasan ini terdapat tiga puluh enam pemakaman keluarga keraton...
NEGERI KEBANARAN)
PENULIS SEMPAT MENGAMBIL FHOTO DISINI BERSAMA PUTRI CILIK
DOKUMEN FHOTO BERT972
HTTP://BERT972.BLOGSPOT.COM
HTTP://WWW.ALBERTKENNEDY.CO.CC
Kedatangan secara besar besaran prajurit Majapahit keSambas adalah pada masa raja Cananagara..prajurit Majapahit yang dibawa dengan kapal,tahun 1364 mendarat di Pangkalan Jawi.kini daerah itu bernama Jawai…prajurit Majapahit itu bukan berperang dan berkuasa tapi tinggal membaur dan kawin dengan penduduk setempat.percampuran dengan pendatang dari Majapahit ini yang mendorong berdirinya kekuasaan keturunan raja Majapahit yang selanjutnya berpusat Di “Paloh”…mungkin karena terlalu banyak peperangan
pada dan tahun 1364 Patih Gajah Mada sudah meninggal.banyak keturunan Majapahit berpindah kedaerah lain.mereka juga masuk ke Brunai,Mempawah ,Tanjung Pura,Landak,Sanggau ,Sintang,Sukadana,dan kerajaan kerajaan kecil dipedalaman Kalimantan Barat.hal ini dibuktikan dengan banyaknya ditemukan benda sejarah peninggalan kerajaan Hindu Majapahit antara lain Batu Pahat di Sekadau,Eka Muka Lingga Guwa di Sepauk,dan lain lain.
Pada pertengahan adad ke 15,pusat kerajaan keturunan Majapahit ini berpindah dari Paloh kekota Lama dibenua Bantanan-Tempapan dikecamatan Teluk keramat.raja raja diSambas waktu itu disebut dengan gelar ratu ,seperti gelar raja raja di Majapahit.
Ketika raja Tang Nunggal berkuasa,iapun membayar upeti kepada Raja Tumasik…mungkin karena merasa telah merdeka,setelah lepas dari kerajaan Majapahit.
Ratu sepudak dengan saudaranya Timbung Paseban berkuasa sejak tahun 1550 di “Kota Lama”(Ibukota Sambas Tua),pada tahun 1570, kerajaan Sambas di “Kota Lama” berada dibawah kekuasaan kerajaan Johor…Setelah runtuhnya kerajaan Majapahit,di kerajaan Johor telah menganut kepercayaan agama Islam,dan Johor menguasai kesultanan kesultanan dipantai barat Kalimantan seperti,Brunai,Serawak,Sambas,Mempawah,Sukadana/Matan.sejak itu agama islam pun mulai dianut orang dikesultanan Sambas.(Prof.Dr.E.Gade Malsbergen ;”Geschidemis van Nederland indie,llitgertrd Mij,Amsterdam,1939,deel’,hal.349).
Ratu Sepudak sebagai raja Sambas dikota lama adalah raja beragama Hindu terakhir Di Kota Lama Sambas…Belanda(VOC) yang baru saja menguasai Batavia pada tahun 1596,pada tahun 1604 telah mengunjungi kerajaan Matan dan membuka hubungan dagang dengan Matan ...Dari Matan ,VOC mendapatkan informasi tentang kerajaan yang ada di pantai barat Kalimantan.tahun 1609,VOC datang kekota Lama Sambas.mengetahui Sambas kaya dengan emas,VOC mengikat perjanjian dengan Ratu Sepudak.dalam perjanjian tanggal 1 Oktober 1609 itu,wakil VOC Samuel Bloemaert sekaligus mengikat kerajaan Landak dan Sukadana.Belanda paham benar karena landak adalah penghasil intan terkenal dan Sambas serta Matan adalah pusat penjualan emas dan intan pada masa itu.inilah awal dari perjanjian Belanda di Sambas,walaupun baru sejak 1817 Belanda duduk dan berkuasa di Sambas(sumber lampiran perjanjian VOC dan Sambas 1 Oktober 1609).
sumber:
-Prof.Dr.E.Gade Malsbergen ;”Geschidemis van Nederland indie,llitgertrd
Mij,Amsterdam,1939,deel’,hal.349.
-lampiran perjanjian VOC dan Sambas 1 Oktober 1609.
3.KESULTANAN SAMBAS
KERATON ALWATZIKHOBILLAH( ISTANA SAMBAS)
BAGIAN 1
Pusat pemerintahan Kesultanan Sambas terletak di sebuah kota kecil yang sekarang dikenal dengan nama Sambas. Untuk mencapai kota ini dapat ditempuh dengan kendaraan darat dari kota Pontianak ke arah baratlaut sejauh 175 km., melalui kota Mempawah, Singkawang, Pemangkat, dan Sambas.
Lokasi bekas pusat pemerintahan terletak di tepi kota Sambas. Di daerah pertemuan sungai Sambas, Sambas Kecil, dan Teberau, pada sebuah tempat yang oleh penduduk di sebut Muare Ullakan (Desa Dalam Kaum) berdiri keraton Kesultanan Sambas.
Pusat pemerintahan Kesultanan Sambas terletak di daerah pertemuan sungai pada bidang tanah yang berukuran sekitar 16.781 meter persegi membujur arah barat-timur.
GAMBAR 4
Sungai Sambas sejak awal sejarah sudah lama dihuni manusia. Mereka bertempat tinggal di tepian sungai pada rumah-rumah rakit atau rumah kolong yang didirikan di atas tiang.
membujur arah barat-timur. Pada bidang tanah ini terdapat beberapa buah bangunan, yaitu dermaga tempat perahu/kapal sultan bersandar, dua buah gerbang, dua buah paseban, kantor tempat sultan bekerja, bangunan inti keraton (balairung), dapur, dan masjid sultan. Bangunan keraton menghadap ke arah barat ke arah sungai Sambas,Ke arah utara dari dermaga terdapat Sungau Sambas Kecil, dan ke arah selatan terdapat Sungai Teberau. Di sekeliling tanah keraton merupakan daerah rawa-rawa dan mengelompok di beberapa tempat terdapat makam keluarga sultan.
Bangunan keraton yang lama dibangun oleh Sultan Bima pada tahun 1632 (sekarang telah dihancurkan), sedangkan keraton yang masih berdiri sekarang dibangun pada tahun 1933. Sebagai sebuah keraton di tepian sungai, di mana sarana transportasinya perahu/kapal, tentunya di tepian sungai dibangun dermaga tempat perahu/kapal sultan bersandar. Dermaga yang terletak di depan keraton dikenal dengan nama jembatan Seteher. Jembatan ini menjorok ke tengah sungai. Dari dermaga ini ada jalan yang menuju keraton dan melewati gerbang masuk.
GAMBAR 5
Di daerah pertemuan sungai Sambas dan Sambas Kecil terdapat sebuah keraton yang seluruh dindingnya dibuat dari kayu.
Gerbang masuk yang menuju halaman keraton dibuat bertingkat dua dengan denahnya berbentuk segi delapan dan luasnya 76 meter persegi. Bagian bawah digunakan untuk tempat penjaga dan tempat beristirahat bagi rakyat yang hendak menghadap sultan, dan bagian atas digunakan untuk tempat mengatur penjagaan. Selain itu, bagian atas pada saat-saat tertentu digunakan sebagai tempat untuk menabuh gamelan agar rakyat seluruh kota dapat mendengar kalau ada keramaian di keraton.
Setelah melalui pintu gerbang yang bersegi delapan, di tengah halaman keraton dapat dilihat tiang bendera yang disangga oleh empat batang tiang.
Tiang bendera ini melambangkan sultan, dan tiang penyangganya melambangkan empat pembantu sultan yang disebut wazir. Di bagian bawah tiang bendera terdapat dua pucuk meriam, dan salah satu di antaranya bernama Si Gantar Alam.
Sebelum memasuki keraton, dari halaman yang ada tiang benderanya, kita harus melalui lagi sebuah gerbang. Gerbang masuk ini juga terdiri dari dua lantai, tetapi bentuk denahnya empat persegi panjang. Lantai bawah tempat para penjaga yang bertugas selama 24 jam, sedangkan lantai atas dipakai untuk keluarga sultan beristirahat sambil menyaksikan aktivitas kehidupan rakyatnya sehari-hari.
Setelah melalui gerbang kedua dan pagar halaman inti, sampailah pada bangunan keraton. Pada bagian atas ambang pintu keraton terdapat tulisan "Alwatzsyikhubillah" yang berarti "Berpegang teguh dengan nama Allah". Di bagian atasnya tulisan ini terdapat ukiran yang menggambarkan dua ekor burung laut yang bermakna "Kekuatan Kerajaan Sambas pada angkatan laut", dan angka sembilan yang berarti bangunan keraton ini dibangun oleh sultan yang kesembilan.
GAMBAR 6
Masjid Agung Sambas yang dibangun oleh Sultan Abubakar Tajuddin (1848-1853). Letaknya di sebelah baratdaya keraton (Dok. Puslitarkenas).
Di dalam kompleks keraton terdapat tiga buah bangunan. Di sebelah kiri bangunan utama terdapat bangunan yang berukuran 5 x 26 meter. Pada masa lampau bangunan ini berfungsi sebagai dapur dan tempat para juru masak keraton. Di sebelah kanan bangunan utama terdapat bangunan lain yang ukurannya sama seperti bangunan dapur. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat Sultan dan pembantunya bekerja. Dari bangunan tempat Sultan bekerja dan bangunan utama keraton dihubungkan dengan koridor beratap dengan ukuran panjang 5,90 meter dan lebar 1,50 meter.
Di bagian dalam bangunan tempat Sultan dan pembantunya bekerja, tersimpan beberapa benda pusaka kesultanan, di antaranya singgasana kesultanan, pedang pelantikan Sultan, gong, tombak, payung kuning yang
merupakan lambang kesultanan, dan meriam lele. Meriam lele yang jumlahnya tujuh buah hingga sekarang masih dianggap barang keramat dan sering diziarahi penduduk. Bangunan utama keraton berukuran 11,50 x 22,60 meter. Terdiri atas tujuh ruangan, yaitu balairung terletak di bagian depan, kamar tidur sultan, kamar tidur istri sultan, kamar tidur anak-anak sultan, ruang keluarga, ruang makan, dan ruang khusus menjahit. Di bagian atas ambang pintu yang menghubungkan balairung dan ruang keluarga, terdapat lambang Kesultanan Sambas dengan tulisan "Sultan van Sambas" dan angkatahun 15 Juli 1933.
Angka tahun ini merupakan tanggal peresmian bangunan keraton. Di bagian dalam bangunan ini, pada kamar tidur Sultan tersimpan barang-barang khazanah Kesultanan Sambas, di antaranya tempat peraduan sultan, pakaian kebesaran, payung kesultanan, pedang, getar, puan, dan meja tulis Sultan.
Pada bagian dinding terpampang gambar-gambar keluarga Sultan yang pernah memerintah Sambas.
GAMBAR 7.SULTAN MUHAMMAD SYAFI'UDDIN II
KERATON ALWATZIKHOBILLAH( ISTANA SAMBAS)
BAGIAN 2
Kalua anda mengunjungi Sambas jangan lupa untuk menyempatkan diri berkunjung ke Keraton Al-watzikhobillah Sambas ,yang dibangun pada masa pemerintahan Raden Sulaiman yang bergelar Sultan Muhammad Syafi’uddin I.keraton ini memang sudah beberapa kali dibongkar,dan Istana yang ada sekarang sudah berumur sekitar 200 tahun dan beberapa kali mengalami perehaban.
GAMBAR 8. KERATON ALWATZIKHOBILLAH( ISTANA SAMBAS)DARI BERBAGAI
SUDUT PANDANG
Istana yang kokoh berdiri dipertemuan Tiga Sungai,yakni Sungai Sambas Kecil,Sungai Subah dan Sungai Teberau,memang mempunyai sejuta kisah ,yang kadang tak dapat dicerna dengan akal.
Raden Dewi Kencana,Ratu Keraton Sambas,mengungkapkan ,Keraton Sambas masih banyak memiliki benda Pusaka,diantaranya Tempat tidur Raja,Kaca hias,Seperangkat alat untuk makan Sirih,Pakaian kebesaran Sultan,Payung Ubur Ubur,Tombak Canggah,Meriam Beranak,Pedang Sultan,Tempayan keramik dari Cina dan kaca Kristal dari Inggris dan Belanda.
Benda yang masih dikeramatkan hingga sekarang yakni meriam beranak.
Setiap ada sesutu yang akan terjadi meriam itu bisa saja raib/menghilang entah kemana,tapi bisa kembali dengan sendirinya.Meriam itu jumlahnya tujuh buah dan diberi nama :
1. Raden Mas
2. Raden Putri
3. Raden Sambir
4. Raden Pajang
5. Ratu Kilat
6. Pangeran Pajajaran
7. Panglima Guntur.
GAMBAR 9. KHAZANAH PENINGGALAN KESULTANAN SAMBAS
DOKUMEN FHOTO WWW.MELAYUONLINE.COM
Menurut Gusti Sofyan Kailani (60 th) Penjaga Kamar Pusaka, saat ini Meriam Ratu Kilat sedang tidak ada ditempat dan telah lama pergi dari istana.itu biasanya akan menandakan kejadian alam luar biasa didunia.Namun menurutnya Meriam tersebut bisa saja tiba tiba ada ditempat(kembali dengan sendirinya)...Karena menurut beliau,meriam itu bukan Raib,atau dicuri orang,melainkan pergi meninggalkan keraton untuk mengatasi sesuatu hal atau peristiwa.tapi bila sudah sampai waktunya ia akan kembali dengan sendirinya.
Keraton yang berada diMuara Ulakan ini(Sambas) juga menawarkan keindahan alam yang luar biasa.dimana Bangunan Keraton yang menghadap sungai tersebut,mencirikan bahwa jalur transportasi zaman dahulu melalui sungai dan adanya Lambang Kuda Laut bersayap diatas atap keraton menandakan bidang yang menyokong perekonomian keraton saat itu adalah Bahari.
Memasuki kawasan Keraton,pengunjung akan ditemukan dengan bangunan segi delapan.dulunya itu merupakan Pendopo.,tempat ini digunakan Sultan untuk beristirahat dari perjalanan jauh dan bermusyawarah .Atap bangunan yang berbentuk Segi Delapan itu memiliki makna delapan arah mata angin.
Dibangunan ini ada delapan jendelanya menandakan arah angin.tapi terkadang jendela jendela tersebut memberikan tanda...Bila tujuh jendela tertutup,dan satu jendela akan terbuka dengan sendirinya,bermakna ada sesuatu yang perlu dikhawatirkan,begitu seterusnya,yang mana tanda tanda tersebut terasa mustahil bagi sebagian orang...Disisi kanan halaman istana terdapat sebuah mesjid yang juga bersamaan dibangun dengan keraton,mesjid ini diberi nama Mesjid Jami’(artinya Mesjid Agung).
Didepan samping pagar istana terdapat bangunan tempat meletakan Beduk,lingkaran beduk tersebut terbuat dari emas,tulang belulang monyet yang berwujud puteri.
GAMBAR 10. SALAH SATU BEDUK,DISAMPING DEPAN ISTANA SAMBAS
Sementara ditengah lapangan depan Keraton,berdiri tegak Tiang Bendera yang berbentuk tiang layar kapal .tiang ini menandakan kejayaan Keraton Sambas dari bidang Maritim pada masa Panglima Anom.Dibawahnya terdapat tiga meriam yang berasal dari belanda dan Inggris.oleh karena itu,Keraton Sambas dulunya menjadi pusat pemerintahan dari Tujuh keraton di Kalimantan Barat. Dibagian belakang keraton terdapat tempat pemandian Puteri dan Permaisuri keraton.disamping bangunan keraton ada bak penampungan air,dimana air yang diambil itu dipercayai memiliki khasiat positif buat orang yang meminumnya.Disekitar keraton juga terdapat Kampung Dalam Kaum yang artinya kampung keluarga keraton.tak jauh dari keraton terdapat pemakaman raja raja dan keluarga keraton,diantaranya makam Sultan Syafi’uddin II (yang menulis Buku “SILSILAH SAMBAS”),Makam Permaisuri Ratu Anom Kesuma Ningrat,beserta keluarga dan keturunanya.dalam kawasan ini terdapat tiga puluh enam pemakaman keluarga keraton...
KERAJAAN BRUNAI
Pada zaman dahulu,belum ada batas yang jelas antara kerajaan Brunai,Serawak dan Sambas,batas wilayah baru ditetapkan ketika Belanda menguasai Indonesia dan Inggris menguasai Serawak danBrunai tahun 1800.
Pada masa puncak kejayaan Brunai mempunyai warisan sejarah tua yng tumbuh bersamaan dengan kerajaan tua Melayu seperti kerajaan Perlak, kerajaan Pasai,kerajaan Malaka, kerajaan Johor dan kerajaan Demak.sampai Pertengahan adab ke 15,Brunai telah menguasai atau berpengaruh terhadap kerajaan kerajaan dipulau Borneo (Kalimantan ) dan menguasai kerajaan Zulu di Philipina..Dalam catatan sejarah Dinasti Tang (618-907) Maupun Dinasti Ming (1368-1644) Brunai disebut dengan nama Polo,Poli atau Puni,sebutan untuk
Borneo.Majapahit menyebutnya Beruneng…beberapa abad lamanya Brunai mengikat hubungan dagang dengan China dan sejak pertengahan abad 15 ,Brunai melepaskan diri dari Majapahit.
Pertenghan abad ke 15,Islam masuk ke Brunai,Raja Awang Alak Betatar menjadi Sultan pertama kerajaan Brunai dengan gelar Sultan Muhammad Syah (1363-1402 ).ia kawin dengan puteri kerajaan Johor (Tumasik).
Sultan pertama Brunai ini mengembangkan agama Islam dengan pesat.kedatangan keturunan Syaidina Hasan dari Tha’ib,yaitu Syarif Ali keBrunai telah memperkokoh agama islam di Brunai.Syarif Ali kawin dengan anak sultan Muhammad Syah.Syarif Ali menjadi sultan Brunai yang ketiga (1425-1432).ia memerintah Brunai menurut syariat Islam dan mendirikan mesjid pertama di Brunai.
Hubungan dagang yang erat antara Cina dengan Brunai telah menjadikan salah seorang China menjadi Sultan Brunai yang kedua.yaitu Sultan Ahmad,sultan Ahmad adalah Putera dari Ong Sun Ping (Wong SanTing) yang kawin dengan puteri Ratna Dewi,menurut Tarsilah Brunai sultan Ahmad adalah Patih Berbai,saudara sultan Muhammad Syah.menurut Sultan Muhammad Syafiuddin II(Sultan Sambas) didalam bukunya “Silsilah Sambas” ,hal 3,Sultan Ahmad itu adalah Wang San Ting ,sebagai mana kutipan dibawah ini.
“Maka dapat pula kemala naga itu oleh Wang Kang,maka Wang San Ting pun merajuklah tida lagi mau pulang kenegeri China,lalu berbaliklah ke Brunai,lalu beristrikan puteri sultan Muhammad itu,maka digelar pula sultan Ahmad.maka kerajaan Brunai diberikan baginda kepada anaknda sultan Ahmad.”
Pada masa pemerintahan Awang Alak Betatar yang bergelar sultan Muhammad Syah.kaisar China memerintahkan dua orang menterinya Wang San Ting dan Wang Kung berangkat ke Borneo Utara untuk mengambil kemala naga sakti yang terdapat disalah satu gunung didaerah tersebut. Telah lama mereka berusaha dan telah banyak korban rakyat China yang mati diamuk naga sakti,namun kemala naga belum juga berhasil didapatkan.hendak kembali dengan tangan hampa merupakan aib yang besar..,akhirnya Ong Sun Ping mendapat akal,sewaktu naga itu keluar mencari makan,kemala yang biasanya ditinggalkan diambil oleh Ong Sun Ping dengan cara mengganti kemala naga tersebut dengan peti kaca yang berisikan lilin menyala,menurut prasangka naga,kemala naga itu masih ditempat,jadi ia tak perlu segera kembali.
Sebagai peringatan atas banyaknya korban yang jatuh dan istrinya yang menjadi balu (janda) maka gunung tersebut terkenal dengan nama gunung Cina Balu yang akhirnya mengalami peruhan menjadi gunung Kinabalu.
Dalam pelayaran pulang ke China telah terjadi perselisihan ,menteri Wang Kung berkeras untuk memiliki kemala naga agar dapat ia persembahkan sendiri kepada Kaisar…Ong Sun Ping tidak ingin untuk melanjutkan perselisihan tersebut..Wang Kang beserta pengikutnya kembali ke China sementara Ong Sun Ping dan pengikutnya berubah arah dan mendarat di Brunai.kedatangan mereka disambut oleh Sultan Muhammad Syah dengan riang,Wang San Ting (Ong Sun Ping ) dalam waktu pendek telah dapat menyesuaikan dirinya,ia menganut agama islam dan berkawin dengan puteri tungal sultan yang bernama Puteri Ratna Dewi.kemudian ia dinobatkan menjadi raja dengan gelar Sultan Ahmad sebagai Sultan Brunai yang kedua…
Pada zaman dahulu,belum ada batas yang jelas antara kerajaan Brunai,Serawak dan Sambas,batas wilayah baru ditetapkan ketika Belanda menguasai Indonesia dan Inggris menguasai Serawak danBrunai tahun 1800.
Pada masa puncak kejayaan Brunai mempunyai warisan sejarah tua yng tumbuh bersamaan dengan kerajaan tua Melayu seperti kerajaan Perlak, kerajaan Pasai,kerajaan Malaka, kerajaan Johor dan kerajaan Demak.sampai Pertengahan adab ke 15,Brunai telah menguasai atau berpengaruh terhadap kerajaan kerajaan dipulau Borneo (Kalimantan ) dan menguasai kerajaan Zulu di Philipina..Dalam catatan sejarah Dinasti Tang (618-907) Maupun Dinasti Ming (1368-1644) Brunai disebut dengan nama Polo,Poli atau Puni,sebutan untuk
Borneo.Majapahit menyebutnya Beruneng…beberapa abad lamanya Brunai mengikat hubungan dagang dengan China dan sejak pertengahan abad 15 ,Brunai melepaskan diri dari Majapahit.
Pertenghan abad ke 15,Islam masuk ke Brunai,Raja Awang Alak Betatar menjadi Sultan pertama kerajaan Brunai dengan gelar Sultan Muhammad Syah (1363-1402 ).ia kawin dengan puteri kerajaan Johor (Tumasik).
Sultan pertama Brunai ini mengembangkan agama Islam dengan pesat.kedatangan keturunan Syaidina Hasan dari Tha’ib,yaitu Syarif Ali keBrunai telah memperkokoh agama islam di Brunai.Syarif Ali kawin dengan anak sultan Muhammad Syah.Syarif Ali menjadi sultan Brunai yang ketiga (1425-1432).ia memerintah Brunai menurut syariat Islam dan mendirikan mesjid pertama di Brunai.
Hubungan dagang yang erat antara Cina dengan Brunai telah menjadikan salah seorang China menjadi Sultan Brunai yang kedua.yaitu Sultan Ahmad,sultan Ahmad adalah Putera dari Ong Sun Ping (Wong SanTing) yang kawin dengan puteri Ratna Dewi,menurut Tarsilah Brunai sultan Ahmad adalah Patih Berbai,saudara sultan Muhammad Syah.menurut Sultan Muhammad Syafiuddin II(Sultan Sambas) didalam bukunya “Silsilah Sambas” ,hal 3,Sultan Ahmad itu adalah Wang San Ting ,sebagai mana kutipan dibawah ini.
“Maka dapat pula kemala naga itu oleh Wang Kang,maka Wang San Ting pun merajuklah tida lagi mau pulang kenegeri China,lalu berbaliklah ke Brunai,lalu beristrikan puteri sultan Muhammad itu,maka digelar pula sultan Ahmad.maka kerajaan Brunai diberikan baginda kepada anaknda sultan Ahmad.”
Pada masa pemerintahan Awang Alak Betatar yang bergelar sultan Muhammad Syah.kaisar China memerintahkan dua orang menterinya Wang San Ting dan Wang Kung berangkat ke Borneo Utara untuk mengambil kemala naga sakti yang terdapat disalah satu gunung didaerah tersebut. Telah lama mereka berusaha dan telah banyak korban rakyat China yang mati diamuk naga sakti,namun kemala naga belum juga berhasil didapatkan.hendak kembali dengan tangan hampa merupakan aib yang besar..,akhirnya Ong Sun Ping mendapat akal,sewaktu naga itu keluar mencari makan,kemala yang biasanya ditinggalkan diambil oleh Ong Sun Ping dengan cara mengganti kemala naga tersebut dengan peti kaca yang berisikan lilin menyala,menurut prasangka naga,kemala naga itu masih ditempat,jadi ia tak perlu segera kembali.
Sebagai peringatan atas banyaknya korban yang jatuh dan istrinya yang menjadi balu (janda) maka gunung tersebut terkenal dengan nama gunung Cina Balu yang akhirnya mengalami peruhan menjadi gunung Kinabalu.
Dalam pelayaran pulang ke China telah terjadi perselisihan ,menteri Wang Kung berkeras untuk memiliki kemala naga agar dapat ia persembahkan sendiri kepada Kaisar…Ong Sun Ping tidak ingin untuk melanjutkan perselisihan tersebut..Wang Kang beserta pengikutnya kembali ke China sementara Ong Sun Ping dan pengikutnya berubah arah dan mendarat di Brunai.kedatangan mereka disambut oleh Sultan Muhammad Syah dengan riang,Wang San Ting (Ong Sun Ping ) dalam waktu pendek telah dapat menyesuaikan dirinya,ia menganut agama islam dan berkawin dengan puteri tungal sultan yang bernama Puteri Ratna Dewi.kemudian ia dinobatkan menjadi raja dengan gelar Sultan Ahmad sebagai Sultan Brunai yang kedua…
SEJARAH BRUNEI
KUNJUNGAN ANTONIO PIGAFETTA KE BRUNEI
Setelah Portugis menduduki Malaka tahun 1511,Portugis belum mendatangi Brunai,tanggal 17 Juli 1521,salah seorang anggota pengeliling dunia,Magelhan,yaitu Antonio Pigafetta mengunjungi Brunai.
Badaimana gambaran kebesaran kerajaan Brunai pada masa Sultan Bolkiah (1485-1524),diceritakan Antonio Pigafetta sebagai berikut : “Hari berikutnya raja pulau itu telah mengirimkan sebuah perahu ke kapal kami ,parahu itu sangat indah,bagian haluan dan buritan berlukiskan emas.dihaluanya berkibar bendera putih biru yang ujung tiangnya berhias bulu merak.didalam perahu tersebut ada sejumlah orang yang sedang memainkan seruling dan gendang,dua buah Almadias perahu nelayan mengikuti perahu tersebut dan sebuah perahu jenis Pusta.
Delapan orang pembesar dari pulau tersebut telah naik kekapal duduk diatas permadani diburitan kapal menghadiahkan sebuah cerana yang penuh berisi surih dan pinang,limau,bunga melati yang ditutupi kain sutera kuning,dia juga memberi kami dua kurung ayam,2 ekor kambing,3 tempayan arak yang disuling dari beras,dan beberapa tebu. .
Ketika kami datang ke kota,kami harus menunggu sekitar 12 jam diperahu,sehingga datang 2 ekor gajah yang dihiasi dengan kain sutera,dan 12 orang yang masing masing membawa sebuah wadah porselin yangditutupi
kain sutera,untuk menyambut hadiah hadiah kami...kami naik keatas gajah,sementara 12 orang tadi berjalan kaki dihadapan membawa hadiah hadiah.kami pergi kerumah Syahbandar,disana malamnya kami tidur diatas
tilam kapuk berseprai kain sutera,berselimutkan sejenis kain Cambay…. Keesokan harinya kami tinggal dirumah itu hingga tengah hari tanpa kerja apa apa,dan kemudian kami pergi ke istana raja…diujung Balairung,terdapat sebuah Balairung kecil agak tinggi,namun tidak begitu besar tempat itu dihiasi derngan kain sutera dan 2 buah jendela bertabir kain Brokat,utuk menerangi ruangan itu.
Disitu terdapat 300 pengawal raja dalam keadaan siap siaga dengan pedang terhunus.pada ujung balairung kedua ini,terdapat sebuah ruangan besar yang terbuka ditutupi dengan tirai brokat,apabila tirai ini dibuka kami melihat Raja tersenyum disinggasananya bersama salah seorang Puteranya,sambil mengunyah sirih.dibelakang baginda kelihatan perempuan perempuan belaka.
Kami telah menerangkan kepada raja itu,bahwa kami adalah rakyat raja Spanyol,yang ingin mengadakan Hubungan dagang,raja itu suka cita menerima raja Spanyol menjadi sahabatnya dan kami dibolehkan mengambil kayu dan air dan menjalankan perdagangan menurut kesukaan kami..kemudian kami pun
menyerahkan hadiah hadiah.setiap kali barang barang yang dipersembahkan ,raja menganggukkan kepalanya sedikit.
Kami semua telah diberi hadiah ,terdiri dari kain sutera ,yang mereka letakkan sebentar diatas bahu kami.kemudian kepada kami disuguhkan Cengkih dan Kayu manis,dan setelah itu tirai diturunkan dan jandela ditutup.semua orang yang berada diistana memakai pakaian sutera yang bersongket benang emas,memakai mutiara dan permata permata yang berharga dan jarinya penuh dengan cincin. .Kami menunggang gajah lagi dan kembali kerumah Syahbandar.7 orang laki laki mengikuti kami untuk membawa hadiah hadiah yang telah diberikan kepada kami...apabila kami telah sampai dirumah diberikanya hadiah tersebut kapada kami masing masing,dengan meletakkan pada bahu kami seperti yang telah dilakukan diistana raja.”(kunjungan Pigetta ke Brunai telah tercata diprasasti makam Raja Raja Brunai di Kota Batu,Bandar Sri Begawan). .
Tahun 1526 Portugis mengikat perjanjian dagang dengan Brunai..Tahun 1578 Dr Fransisco De la Sande,gubernur jenderal Spanyol di Manila marah karena Brunai mengikat hubungan dagang dengan Portugis.ia menyerang kerajaan Brunai,tetapi tidak berhasil menguasai.akibat serangan Spanyol itu kekuasaan
Brunai terhadap Zulu(Philipina)dan lainya diBorneo semakin lemah….
RAJA TENGAH,RAJA SERAWAK PERTAMA DAN
TERAKHIR
Raja Tengah putera Sultan Brunai,Sultan Muhammad Hasan (1582-1598) ia mempunyai karakter yang sangat keras,tiada seorangpun yang dapat melawanya,apalagi ia merasa kecewa dan kesal,karena merasa berhak
menjadi Sultan Brunei,ia ada adalah anak yang dilahirkan semasa ayahnaya telah dinobatkan menjadi sultan Brunai,,abangnya sultan Abdul Jalilul Akbar dilahirkan semasa Sultan Muhammad Hasan belum diangkat menjadi Sultan Brunai yang ke 10..menurut pendapat pendapat Raden Tengah dan orang yang bersimpati kepadanya,bahwa ialah yang seharusnya dilantik menjadi Sultan Brunai,walaupun ia lebih muda (Putera yang Tengah).
Sultan Abdul Jalilul Akbar pura pura tidak mengetahui tingkah polah adiknya Raja Tengah.sebagai seorang Sultan yang bijaksana akhirnya ia menemukan jalan bagaimaana memecahkan masalah ini..
Pada suatu hari Raja Tengah dipanggil untuk menghadap keistana,pada pertemuan terebut Sultan berkata :
“hai saudaraku,kakanda ini dengan rahmat Allah Ta’ala menjadi raja didalam negeri Brunai,akan adindapun hendak kakanda jadikan raja pula,maka hati kakanda barulah suka karena kita ini sama juga anak marhum “
Maka Sembah Raja Tengah “adapun Patik ini dibawah duli,mana tritah patik junjung”.Tiadalah ia tahu akan dirinya hendak dikeluarkan dari negeri Brunei.
Setelah demikian titah kakanda baginda :” Baiklah adinda kakanda rajakan di Serawak dan bawa oleh adinda sakai seribu orang akan teman adinda sebanyak “.
Maka sembah Raja Tengah :” mana titah patik junjung”.Maka ia pu berlayar ke Serawak (kutipan tulisan Sultan Muhammad syafiuddin II “silsilah Sambas” hal 8,pasal yang kedua,sebutan Raja Tengah dipakai
pula dalam buku “Borneos western Afdeeling” oleh P.Y Veth) Susur galur antara Sultan Brunai yang ditulis oleh Sultan Muhammad Syafiuddin II,terdapat perbedaan dengan yang yang ditulis oleh Brunai.menurut Brunei Raja Tengah dan Sultan Jalilul Akbar adalah saudara dan sama sama anak dari Sultan Muhammad Hasan . menurut catatan Sultan Muhammad Syafiuddin II,raja Tengah bersaudara dengan Sultan Abdul Jalilul
Akbar bin Sultan Jalilul Akbar.untuk sama sama menyelidiki perbedaan ini dikutip tulisan Sultan Muhammad Syafiuddin II hal.7 (alih aksara) dan Susur Galur Sultan Brunai Darussalam.
“Adapun pancar tulisan Raja Brunai yang masuk di Sambas,yaitu asal mulanya :
KUNJUNGAN ANTONIO PIGAFETTA KE BRUNEI
Setelah Portugis menduduki Malaka tahun 1511,Portugis belum mendatangi Brunai,tanggal 17 Juli 1521,salah seorang anggota pengeliling dunia,Magelhan,yaitu Antonio Pigafetta mengunjungi Brunai.
Badaimana gambaran kebesaran kerajaan Brunai pada masa Sultan Bolkiah (1485-1524),diceritakan Antonio Pigafetta sebagai berikut : “Hari berikutnya raja pulau itu telah mengirimkan sebuah perahu ke kapal kami ,parahu itu sangat indah,bagian haluan dan buritan berlukiskan emas.dihaluanya berkibar bendera putih biru yang ujung tiangnya berhias bulu merak.didalam perahu tersebut ada sejumlah orang yang sedang memainkan seruling dan gendang,dua buah Almadias perahu nelayan mengikuti perahu tersebut dan sebuah perahu jenis Pusta.
Delapan orang pembesar dari pulau tersebut telah naik kekapal duduk diatas permadani diburitan kapal menghadiahkan sebuah cerana yang penuh berisi surih dan pinang,limau,bunga melati yang ditutupi kain sutera kuning,dia juga memberi kami dua kurung ayam,2 ekor kambing,3 tempayan arak yang disuling dari beras,dan beberapa tebu. .
Ketika kami datang ke kota,kami harus menunggu sekitar 12 jam diperahu,sehingga datang 2 ekor gajah yang dihiasi dengan kain sutera,dan 12 orang yang masing masing membawa sebuah wadah porselin yangditutupi
kain sutera,untuk menyambut hadiah hadiah kami...kami naik keatas gajah,sementara 12 orang tadi berjalan kaki dihadapan membawa hadiah hadiah.kami pergi kerumah Syahbandar,disana malamnya kami tidur diatas
tilam kapuk berseprai kain sutera,berselimutkan sejenis kain Cambay…. Keesokan harinya kami tinggal dirumah itu hingga tengah hari tanpa kerja apa apa,dan kemudian kami pergi ke istana raja…diujung Balairung,terdapat sebuah Balairung kecil agak tinggi,namun tidak begitu besar tempat itu dihiasi derngan kain sutera dan 2 buah jendela bertabir kain Brokat,utuk menerangi ruangan itu.
Disitu terdapat 300 pengawal raja dalam keadaan siap siaga dengan pedang terhunus.pada ujung balairung kedua ini,terdapat sebuah ruangan besar yang terbuka ditutupi dengan tirai brokat,apabila tirai ini dibuka kami melihat Raja tersenyum disinggasananya bersama salah seorang Puteranya,sambil mengunyah sirih.dibelakang baginda kelihatan perempuan perempuan belaka.
Kami telah menerangkan kepada raja itu,bahwa kami adalah rakyat raja Spanyol,yang ingin mengadakan Hubungan dagang,raja itu suka cita menerima raja Spanyol menjadi sahabatnya dan kami dibolehkan mengambil kayu dan air dan menjalankan perdagangan menurut kesukaan kami..kemudian kami pun
menyerahkan hadiah hadiah.setiap kali barang barang yang dipersembahkan ,raja menganggukkan kepalanya sedikit.
Kami semua telah diberi hadiah ,terdiri dari kain sutera ,yang mereka letakkan sebentar diatas bahu kami.kemudian kepada kami disuguhkan Cengkih dan Kayu manis,dan setelah itu tirai diturunkan dan jandela ditutup.semua orang yang berada diistana memakai pakaian sutera yang bersongket benang emas,memakai mutiara dan permata permata yang berharga dan jarinya penuh dengan cincin. .Kami menunggang gajah lagi dan kembali kerumah Syahbandar.7 orang laki laki mengikuti kami untuk membawa hadiah hadiah yang telah diberikan kepada kami...apabila kami telah sampai dirumah diberikanya hadiah tersebut kapada kami masing masing,dengan meletakkan pada bahu kami seperti yang telah dilakukan diistana raja.”(kunjungan Pigetta ke Brunai telah tercata diprasasti makam Raja Raja Brunai di Kota Batu,Bandar Sri Begawan). .
Tahun 1526 Portugis mengikat perjanjian dagang dengan Brunai..Tahun 1578 Dr Fransisco De la Sande,gubernur jenderal Spanyol di Manila marah karena Brunai mengikat hubungan dagang dengan Portugis.ia menyerang kerajaan Brunai,tetapi tidak berhasil menguasai.akibat serangan Spanyol itu kekuasaan
Brunai terhadap Zulu(Philipina)dan lainya diBorneo semakin lemah….
RAJA TENGAH,RAJA SERAWAK PERTAMA DAN
TERAKHIR
Raja Tengah putera Sultan Brunai,Sultan Muhammad Hasan (1582-1598) ia mempunyai karakter yang sangat keras,tiada seorangpun yang dapat melawanya,apalagi ia merasa kecewa dan kesal,karena merasa berhak
menjadi Sultan Brunei,ia ada adalah anak yang dilahirkan semasa ayahnaya telah dinobatkan menjadi sultan Brunai,,abangnya sultan Abdul Jalilul Akbar dilahirkan semasa Sultan Muhammad Hasan belum diangkat menjadi Sultan Brunai yang ke 10..menurut pendapat pendapat Raden Tengah dan orang yang bersimpati kepadanya,bahwa ialah yang seharusnya dilantik menjadi Sultan Brunai,walaupun ia lebih muda (Putera yang Tengah).
Sultan Abdul Jalilul Akbar pura pura tidak mengetahui tingkah polah adiknya Raja Tengah.sebagai seorang Sultan yang bijaksana akhirnya ia menemukan jalan bagaimaana memecahkan masalah ini..
Pada suatu hari Raja Tengah dipanggil untuk menghadap keistana,pada pertemuan terebut Sultan berkata :
“hai saudaraku,kakanda ini dengan rahmat Allah Ta’ala menjadi raja didalam negeri Brunai,akan adindapun hendak kakanda jadikan raja pula,maka hati kakanda barulah suka karena kita ini sama juga anak marhum “
Maka Sembah Raja Tengah “adapun Patik ini dibawah duli,mana tritah patik junjung”.Tiadalah ia tahu akan dirinya hendak dikeluarkan dari negeri Brunei.
Setelah demikian titah kakanda baginda :” Baiklah adinda kakanda rajakan di Serawak dan bawa oleh adinda sakai seribu orang akan teman adinda sebanyak “.
Maka sembah Raja Tengah :” mana titah patik junjung”.Maka ia pu berlayar ke Serawak (kutipan tulisan Sultan Muhammad syafiuddin II “silsilah Sambas” hal 8,pasal yang kedua,sebutan Raja Tengah dipakai
pula dalam buku “Borneos western Afdeeling” oleh P.Y Veth) Susur galur antara Sultan Brunai yang ditulis oleh Sultan Muhammad Syafiuddin II,terdapat perbedaan dengan yang yang ditulis oleh Brunai.menurut Brunei Raja Tengah dan Sultan Jalilul Akbar adalah saudara dan sama sama anak dari Sultan Muhammad Hasan . menurut catatan Sultan Muhammad Syafiuddin II,raja Tengah bersaudara dengan Sultan Abdul Jalilul
Akbar bin Sultan Jalilul Akbar.untuk sama sama menyelidiki perbedaan ini dikutip tulisan Sultan Muhammad Syafiuddin II hal.7 (alih aksara) dan Susur Galur Sultan Brunai Darussalam.
“Adapun pancar tulisan Raja Brunai yang masuk di Sambas,yaitu asal mulanya :
- Sultan Muhammad beranak perempuan ,berlaki menteri raja China bernama Wang San Ting digelar Sultan Ahmad
- Sultan Ahmad beranak perempuan berlaki tuan syarif Ali bin Hasan bin Aby Umay ibnu Barkat,pancar Amir Hasan cucu Rosulullah SAW,dating dari Negeri Tha’if digelar Sultan Barkah.
- Sultan Barkat beranakan Sultan Sulaiman.
- Sultan Sulaiman beranakan Sultan Bolkiah.
- Sultan Bolkiah beranakan Sultan Abdul Kahar.
- Sultan Abdul Kahar beranakan
- Sultan Saiful Rijal beranakan Sultan Syah Brunei.
- Sultan Syah Brunei Beranakan Sultan (Muhammad) Hasan.
- Sultan (Muhammad) Hasan beranakan Sultan Abdul Jalilul Akbar.
- Sultan Abdul Jalilul Akbar beranakan Raja Tengah.
- Raja Tengah Artinya anak yang Tengah”Raja Brunei”.
Memperhatikan susur galur sultan sultan Brunei dibanding kan dengan
Sambas Terdapat perbedaan,bahwa menurut Brunei seorang Sultan
adakalanya sampai lebih dari Satu orang anaknya yang menjadi
Sultan,seperti
: (7) Sultan Saiful Rijal (1533-1581) digantikan oleh anaknya (8) Sultan Syah Brunei (1581-1582),kemudian digantikan lagi oleh anaknya bernama (9) Sultan Muhammad Hasan (1582- 1598) Sedangkan menurut Sambas hanya seorang saja,seperti :(7) Sultan Saiful Rijal beranakan(8) Sultan Syah Brunei,beranakan(9) Sultan Muhammad Hasan,beranakan(10)Sultan Abdul Jalilul Akbar,beranakan(11)Raja Tengah.oleh karena itu susur galur menurut nomor urut sama,tetapi urutan keluarga tidak sama.
Setelah siap semuanya tahun 1598 Raja Tengah pun berangkatlah ke Serawak dengan diiringi oleh 1000 orang sakai (hulubalang,prajurit yang berasal dari suku kedayan dan pulau Bunut )serta beberapa orang pembesar serta pemuda pemuda yang akan menjabat pekerjaan penting.Sementara yang telah beristeri dan beranak ,berangkat dengan keluarganya.Pengikut pengikut Raja tengah ini merupakan cikal bakal dari orang Melayu Serawak,yang selanjutnya membaur dengan orang Melayu dari keturunan Abang Gulam (Catatan
: Abang gulam seorang pedagang Melayu dari Minangkabau,Sumatra Barat bermukim dikampung Beladin,Saribas,.Suatu hari didatangi oleh Tumenggung Kadir mantan penerjamah pada istana sultan
Brunai,meminta bantuan Abang Gulam untuk membebaskan putrinya yang dijadikan istri ketiga (gundik) oleh Sultan Brunei..Pada kesempatan berniaga di Brunei,kapalnya yang semula berlabuh dipelabuhan umum,telah diijinkan berlabuh dipelabuhan istana,karena kapalnya membawa beraneka kain halus seperti Sutra dan sebangsanya.Permaisuri ,istri Sultan Putri putri dan isteri pembesar Negara setiap hari berdatangan dikapalnya.suatu hari ia didatangi rombongan keluarga istana termasuk Dayang Chi “Puteri Tumenggung
Kadir”,yang dikenalnya memiliki tahi lalat dipipi sebelah kiri,Dayang Chi juga meneteskan air mata ketika ia melihat sebuah lela (meriam kecil) perunggu yang tersandar didinding sebagai milik ayahnya…Pergaulan antara Sultan Brunei dan Abang Gulam terjalin amat erat,beberapa kali Abang Gulam diundang keistana,untuk santap bersama,juga dibalas oleh Abang Gulam untuk makan bersama dikapalnya.suatu hari Abang Gulam minta diri dan dengan tidak disangka Sultan menghadiahinya salah seorang dari isterinya,pilihan tertuju pada isteri Sultan yang bertahi lalat dipipi kiri,yaitu Dayang Chi (“The Orgin of Saribas Malaya.The Serawak Museum Journal 1969,vol XVII,hal 231”)…..
Setelah berada di Serawak yang pertama kali dibangun ialah istana,Lapau(Balai pertemuan),bangunan bangunan pemerintah dan rumah rumah diluar istana.Kemudian Raja Tengah melantik pengiring pengiringnya
menjadi pembesar pembesar Negara bagi menjalankan roda pemeritahan,seperti :Datok Syahbandar Indra Wangsa,Datok Amar Diraja,Datok petinggi Seri Setia,Datok Tumenggung Lela Wangsa,pangkat
dan jabatan ini terus berlaku sampai kepada pemerintahan raja James Brooke diSerawak tahun 1841.
Setelah selesai membaangun istana Serawak dan melantik menteri menteri serta pembesar pembesar kerajaan,mulailah kerajaan Serawak dibangun dibawah kekuasaan Raja Tengah,..Suatu ketika Raja tengah bermaksud hendak berkunjung ke Johor(Pahang) menjumpai bibinya Raja Bonda (yang disebut juga Puteri Lamturak,salahseorang puteri dari Sultan Syaiful Rijal 1533-1581,sultan ke 7),yang menjadi permaisuri sultan Johor Sultan Abdul Jalil ,tahun 1599 Raja Tengah berangkat ke Johor bersama sejumlah 500 orang prajurit Sakai dan sebagian dari para menteri(Datok)ikut serta dalam lawaatan tersebut…. (Demikian dari berbagai sumber)
RAJA TENGAH (RAJA SARAWAK )KE JOHOR DAN MATAN
SUKADANA
RAJA TENGAH DI JOHOR
Sewaktu tiba di Johor,rombongan Raja Tengah disambut secara adat kebesaran.kebetulan pada waktu itu Sultan Johor sedang mengadakan pesta diraja,mengawinkan salah seorang puteranya.Dalam luapan kegembiraan pada pesta tersebut telah terjadi suatu musibah.
Raja Tengah diajak menari oleh beberapa pembesar Johor,tetapi selalu ditampiknya,karena tidak sesuai dengan kepribadianya,sebagai seorang muslim yang taat.
ajakan tersebut meningkat kepada paksaan yang menurut Raja Tengah suatu tindakan mempermainkan dan mempermalukanya didepan majlis.Seorang pembesar lainya telah memintal sapu tangannya dan secara tidak sengaja mengenai muka Raja Tengah….Raja Tengah merasa dihina dan menampar muka pembesar tersebut.
Majelis menjadi gempar,pengawal dan prajurit Johor telah siap siaga untuk membela para Membesarnya,melihat keadaan yang memanas,prajurit Sakai pun siap siaga untuk mengadakan perlawanan apabila mereka diserang.Sultan sangat murka atas kejadian tersebut,namun sang Ratu berusaha
menenangkan dan menengahi,akhirnya rombongan Raja Tengah kembali kekapal,mereka segera menaikan sauh kapal dan berlayar kembali ke Serawak.
Dalam cerita lain mengatakan kegaduhan bermula karena Raja Tengah menolak untuk dijodohkan dengan salah seorang Puteri Ratu Bonda.
RAJA TENGAH DI MATAN SUKADANA
Dalam pelayaranya pulang ke Serawak armada Raja Tengah dilanda angin badai,guntur petir sambung menyambung,cuaca gelap gulita,dan tiang layar banyak yang patah.setelah dua hari dua malam diterpa badai tersebut,akhirnya kapal Raja Tengah terdampar dipantai Sukadana,Matan… Sebenarnya Raja tengah bermaksud singgah sebentar saja di Sukadana,sekedar untuk memperbaiki kapalnya,mengisi air minum dan
menambah perbekalan,tetapi setelah mendapat sambutan dan perlakuan secara kekeluargaan dari Panembahan Giri Mustika,akhirnya ia setuju untuk bermukim diSukadana lebih lama lagi.
Saat itu yang menjadi raja diSukadana adalah Panembahan Giri Mustika,ia sedang kedatangan tamu utusan Raja Mekkah yang bernama Syech Syamsuddin.Utusan tersebut menyampaikan sebuah Kitab Suci Al Qur’
an,sebentuk Cincin Bermata Jakut Merah dan surat pengangkatan/pemberian gelar Panembahan Giri Mustika,dengan nama dan gelar (Islami) yaitu “Sultan Muhammad Syafi’uddin”.Raja Tengah pun belajar memperdalam pengetahuan ilmu agama islam kepada Syech Syamsuddin,sebelumnya Raja Tengah memang sudah memeluk agama Islam…
Catatan :
Sultan Muhammad Syafiuddin(Matan) adalah kakek dari Raden Sulaiman Sultan Sambas
yang pertama
RAJA TENGAH KAWIN DENGAN PUTERI MATAN
Oleh karena Raja Tengah mempunyai kepribadian yang baik,taat menjalankan perintah agama,disukai dan dicintai oleh rakyat.. Dan Raja Matan mengetahui bahwa sebenarnya beliau adalah Raja Sarawak,maka Sultan Muhammad Syafi’ uddin berkenan mengawinkannya dengan adiknya yang bernama Ratu Surya
Kesuma.dari perkawinan Raja Tengah dengan Ratu Surya Kesuma dikarunia lima orang anak yang masing masing bernama,Raden Sulaiman (Sultan Sambas Pertama),Raden Badaruddin,Raden Abdul Wahab,Raden Rasymi Putri dan Raden Ratna Wati.
Menurut Raja Ali Haji dalam buku “Silsilah Melayu Dan Bugis Dan Sekalian Raja Rajanya” dan P.J Veth dalam buku “Borneo’s Westerafdeeling” ,raja raja Sukadana Matan berasal dari Majapahit dimulai dari Prabu Brawijaya beranakkan Raja Bapurung (Pangeran Prabu)...dalam bahasa dayak Bapurung
berarti bertato,Raja Bapurung beranakkan Panembahan Karang Junjung(Talaunia Canddlei),beranakkan Panembahan Bandala,beranakkan Panembahan Sukadana,beranakkan Panembahan Air Mala,beranakkan
Panembahan Baruh,beranakkan Panembahan Giri Kesuma,yang kawin dengan Ratu Mas Jaintan disebut juga Ratu Bunku dari Landak dan mempunyai tiga orang anak Yaitu Panembahan Giri Mustika bergelar Sultan
Syafi’uddin,Puteri Surya Kesuma kawin dengan Raja Tengah,Gusti Lekar kawin dengan Utin Periuk dari Meliau/Tayan.
Setelah cukup lama tinggal di Sukadana dan mempunyai lima orang putera,pada suatu hari Raja Tengah bersama istrinya Ratu Surya Kesuma menghadap Sultan Muhammad Syafi’uddin,mohon untuk diijinkan
meninggalkan Sukadana,untuk pindah bermukim didaerah Sungai Sambas.
Sejak ia berada di Brunei dan Sarawak,Raja Tengah telah mendengar kisah tentang Negeri Sambas yang kaya dengan emas.selama berada di Sukadana,iapun mendengar tentang kerajaan Sambas dengan Rajanya Ratu Sepudak dan Kota Lama merupakan bandar yang ramai dikunjungi para pedagang.karena itulah Raja tengah sangat gembira ketika diijinkan Sultan Syafi’uddin,untuk berlayar ke Sambas (Kota Bangun).
Catatan : Menurut Tim Peniliti Sejarah Sambas,”KOTA LAMA” dulunya disebut “KOTA SAMBAS”,namun setelah ibukota Sambas berpindah...Kota tersebut disebut KOTA LAMA (Bekas ibu kota yang lama).
RAJA TENGAH KE SAMBAS (KOTA BANGUN) Rombongan Raja Tengah yang berlayar ke Sambas telah menjadi besar,karena pengikutnyapun ada yang kawin dan beranak di Sukadana…Mereka berangkat dengan menggunakan 40 buah kapal yang dipersenjatai.
Perpisahan ini amat berat dirasakan Raja Tengah dan Panembahan Matan /Sukadana.Sambil meneteskan air mata Panembahan Matan/Sukadana menitipkan adiknya Ratu Surya Kesuma,seraya berjanji akan bantu membantu apabila mengalami kesulitan .Sebaliknya Raja tengah pun mengucapkan terima kasih atas limpahan karunia yang telah diterimanya selama ini.Dia berjanji untuk melindungi istri dan anak anaknya.
Sultan Syafiuddin II,dalam BukuNya“SILSILAH SAMBAS”, hal 13, menuliskan sebagai berikut :
“Maka Sultan pun telak mempertaruhkan akan saudaranya Ratu Surya Kesuma kepada Raja Tengah.Maka adalah ketika itu Raja Tengah sudah dapat lima orang putera,3 laki laki dan 2 perermpuan,yang tuanya laki laki bernama Raden Sulaiman,yang kedua bernama Raden Badaruddin,yang ketiga bernama Raden Abdul Wahab yang keempat bernama Raden Rasymi Puteri yang kelima bernama Raden Ratnawati.
Maka setelah siap kelengkapan,keluarlah dari Sukadana dengan 40 haluan perahu dengan cukup senjatanya dan penuh orangnya,serta membawa isteri dan lima orang anaknya.Kemudian tiada berapa lamanya dilaut,maka
sampailah di sungai Sambas.Sekalian itu perahu 40 buah dengan berselamatan semuanya tiada ada satu apa marabahayanya dan berhimpunlah berlabuh Dikota Bangun dan berbuat dusun disitu”.
Armada Raja Tengah yang menyusuri pantai utara,kemudian menyusuri Sungai Sambas Besar,berhenti disuatu tempat bernama Kota Bangun,ditempat tersebutlah mereka membangun perkampungan,lokasi tersebut tidak jauh dari Kota Lama yang waktu itu merupakan Ibukota dari Kerajaan Sambas (menurut Tim peneliti sejarah kerajaan Sambas diperkirakan waktu itu nama kota lama masih bernama Kota Sambas,sebutan Kota Lama
baru digunakan setelah ibukota Kerajaan Sambas berpindah).Raja Tengah sejak tinggal diSambas bermukim DiKota Bangun,ia rajin mengembangkan agama Islam,dalam waktu yang singkat telah banyak rakyat yang menganut agama Isalm.
Setelah cukup lama mereka bermukim Dikota Bangun,hubungan erat dengan Kota Lama telah terjalin.Maka Raja Tengah meminangkan anaknya Raden Sulaiman untuk dijodohkan dengan Puteri Mas Ayu Bungsu,puteri kedua dari Ratu Sepudak.lamaran tersebut dikabulkan oleh Ratu Anom Kesuma Yuda(Pangeran Prabu Kencana) yang nantinya sebagai ipar dari Raden Sulaiman .
Menurut buku yang ditulis Sultan Syafiuddin II ,pasal yang ketiga Petikan Buku “SILSILAH SAMBAS” yang telah dialih aksarakan :
“Hatta beberapa lama Raja Tengah duduk disitu,maka anaknya yang bernama Raden Sulaiman pun dipinangkan oleh ayahanda baginda itu kepada Mas Ayu Bungsu puteranya Ratu Sepudak yang yang tinggal
diKota Lama,jadi ipar oleh Ratu Kesuma Yuda yang bernegeri diKota Lama,Maka setelah putuslah bicaranya ,maka segeralah dikawinkan oleh Ayahanda baginda semufakat Seri Paduka Ratu Kesuma Yuda bagaimana istiadat Raja Raja berkawin.Maka setelah selesai dari pekerjaan perkawinan,maka duduklah Raden Sulaiman dengan isterinya serta berkasihan kedua laki isteri.
Kemudian sudah berapa lamanya Raja Tengah duduk istirahat lepas dari pada mengawinkan anaknda Raden Sulaiman itu,maka iapun pikirlah hendak pergi berlayar ke Serawak".
Ratu Sepudak telah wafat tidak lama setelah Raja Tengah sampai di Sambas.sesuai dengan wasiatnya Pangeran Prabu Kencana telah dinobatkan menjadi Ratu dengan dengan nama dan gelar Ratu Anom Kesuma Yuda.
Menurut sejarah ,diSambas memerintah seorang raja keturunan Majapahit yang menganut agama Hindu,bernama Ratu Sepudak dengan dengan pusat pemerintahanya di Kota Lama.sekarang Kota Lama hanyalah merupakan perkampungan termasuk dalam wilayah kecamatan Teluk Keramat,kurang
lebih 36 KM disebelah Barat daya kota Sambas.
Ratu Sepudak mempunyai dua orang puteri yang sulung Puteri Mas Ayu Anom dikawinkan dengan keponakanya yang bernama Pangeran Prabu Kencana,yang kemudian ditetapkan sebagai pewaris mahkota apabila Ratu Sepudak meninggal,dengan nama gelar Ratu Anom Kesuma Yuda.
Puteri Ratu Sepudak yang seorang lagi Puteri Mas Ayu Bungsu yang dikawinkan dengan Raden Sulaiman.Ratu Sepudak masih mempunyai seorang keponakan,yaitu adik Pangeran Prabu Kencana bernama Pangeran Mangkura,kedua nama yang terakhir ini adalah anak dari Pangeran Condong Paseban,saudara sekandung Ratu Sepudak.
Setelah setahun perkawinan Raden Sulaiman mendapat seorang anak laki laki diberi nama Raden Bima.
Ratu Anom Kesuma Yuda, sangat mempercayai adik dan iparnya.Pangeran Aria Mangkurat diangkat sebagai Wazir I dan iparnya Raden Sulaiman diangkat sebagai Wazir II.
Catatan :Sumber utama,Buku “SILSILAH SAMBAS”,Yang ditulis oleh Sultan Syafi’uddin II.
: (7) Sultan Saiful Rijal (1533-1581) digantikan oleh anaknya (8) Sultan Syah Brunei (1581-1582),kemudian digantikan lagi oleh anaknya bernama (9) Sultan Muhammad Hasan (1582- 1598) Sedangkan menurut Sambas hanya seorang saja,seperti :(7) Sultan Saiful Rijal beranakan(8) Sultan Syah Brunei,beranakan(9) Sultan Muhammad Hasan,beranakan(10)Sultan Abdul Jalilul Akbar,beranakan(11)Raja Tengah.oleh karena itu susur galur menurut nomor urut sama,tetapi urutan keluarga tidak sama.
Setelah siap semuanya tahun 1598 Raja Tengah pun berangkatlah ke Serawak dengan diiringi oleh 1000 orang sakai (hulubalang,prajurit yang berasal dari suku kedayan dan pulau Bunut )serta beberapa orang pembesar serta pemuda pemuda yang akan menjabat pekerjaan penting.Sementara yang telah beristeri dan beranak ,berangkat dengan keluarganya.Pengikut pengikut Raja tengah ini merupakan cikal bakal dari orang Melayu Serawak,yang selanjutnya membaur dengan orang Melayu dari keturunan Abang Gulam (Catatan
: Abang gulam seorang pedagang Melayu dari Minangkabau,Sumatra Barat bermukim dikampung Beladin,Saribas,.Suatu hari didatangi oleh Tumenggung Kadir mantan penerjamah pada istana sultan
Brunai,meminta bantuan Abang Gulam untuk membebaskan putrinya yang dijadikan istri ketiga (gundik) oleh Sultan Brunei..Pada kesempatan berniaga di Brunei,kapalnya yang semula berlabuh dipelabuhan umum,telah diijinkan berlabuh dipelabuhan istana,karena kapalnya membawa beraneka kain halus seperti Sutra dan sebangsanya.Permaisuri ,istri Sultan Putri putri dan isteri pembesar Negara setiap hari berdatangan dikapalnya.suatu hari ia didatangi rombongan keluarga istana termasuk Dayang Chi “Puteri Tumenggung
Kadir”,yang dikenalnya memiliki tahi lalat dipipi sebelah kiri,Dayang Chi juga meneteskan air mata ketika ia melihat sebuah lela (meriam kecil) perunggu yang tersandar didinding sebagai milik ayahnya…Pergaulan antara Sultan Brunei dan Abang Gulam terjalin amat erat,beberapa kali Abang Gulam diundang keistana,untuk santap bersama,juga dibalas oleh Abang Gulam untuk makan bersama dikapalnya.suatu hari Abang Gulam minta diri dan dengan tidak disangka Sultan menghadiahinya salah seorang dari isterinya,pilihan tertuju pada isteri Sultan yang bertahi lalat dipipi kiri,yaitu Dayang Chi (“The Orgin of Saribas Malaya.The Serawak Museum Journal 1969,vol XVII,hal 231”)…..
Setelah berada di Serawak yang pertama kali dibangun ialah istana,Lapau(Balai pertemuan),bangunan bangunan pemerintah dan rumah rumah diluar istana.Kemudian Raja Tengah melantik pengiring pengiringnya
menjadi pembesar pembesar Negara bagi menjalankan roda pemeritahan,seperti :Datok Syahbandar Indra Wangsa,Datok Amar Diraja,Datok petinggi Seri Setia,Datok Tumenggung Lela Wangsa,pangkat
dan jabatan ini terus berlaku sampai kepada pemerintahan raja James Brooke diSerawak tahun 1841.
Setelah selesai membaangun istana Serawak dan melantik menteri menteri serta pembesar pembesar kerajaan,mulailah kerajaan Serawak dibangun dibawah kekuasaan Raja Tengah,..Suatu ketika Raja tengah bermaksud hendak berkunjung ke Johor(Pahang) menjumpai bibinya Raja Bonda (yang disebut juga Puteri Lamturak,salahseorang puteri dari Sultan Syaiful Rijal 1533-1581,sultan ke 7),yang menjadi permaisuri sultan Johor Sultan Abdul Jalil ,tahun 1599 Raja Tengah berangkat ke Johor bersama sejumlah 500 orang prajurit Sakai dan sebagian dari para menteri(Datok)ikut serta dalam lawaatan tersebut…. (Demikian dari berbagai sumber)
RAJA TENGAH (RAJA SARAWAK )KE JOHOR DAN MATAN
SUKADANA
RAJA TENGAH DI JOHOR
Sewaktu tiba di Johor,rombongan Raja Tengah disambut secara adat kebesaran.kebetulan pada waktu itu Sultan Johor sedang mengadakan pesta diraja,mengawinkan salah seorang puteranya.Dalam luapan kegembiraan pada pesta tersebut telah terjadi suatu musibah.
Raja Tengah diajak menari oleh beberapa pembesar Johor,tetapi selalu ditampiknya,karena tidak sesuai dengan kepribadianya,sebagai seorang muslim yang taat.
ajakan tersebut meningkat kepada paksaan yang menurut Raja Tengah suatu tindakan mempermainkan dan mempermalukanya didepan majlis.Seorang pembesar lainya telah memintal sapu tangannya dan secara tidak sengaja mengenai muka Raja Tengah….Raja Tengah merasa dihina dan menampar muka pembesar tersebut.
Majelis menjadi gempar,pengawal dan prajurit Johor telah siap siaga untuk membela para Membesarnya,melihat keadaan yang memanas,prajurit Sakai pun siap siaga untuk mengadakan perlawanan apabila mereka diserang.Sultan sangat murka atas kejadian tersebut,namun sang Ratu berusaha
menenangkan dan menengahi,akhirnya rombongan Raja Tengah kembali kekapal,mereka segera menaikan sauh kapal dan berlayar kembali ke Serawak.
Dalam cerita lain mengatakan kegaduhan bermula karena Raja Tengah menolak untuk dijodohkan dengan salah seorang Puteri Ratu Bonda.
RAJA TENGAH DI MATAN SUKADANA
Dalam pelayaranya pulang ke Serawak armada Raja Tengah dilanda angin badai,guntur petir sambung menyambung,cuaca gelap gulita,dan tiang layar banyak yang patah.setelah dua hari dua malam diterpa badai tersebut,akhirnya kapal Raja Tengah terdampar dipantai Sukadana,Matan… Sebenarnya Raja tengah bermaksud singgah sebentar saja di Sukadana,sekedar untuk memperbaiki kapalnya,mengisi air minum dan
menambah perbekalan,tetapi setelah mendapat sambutan dan perlakuan secara kekeluargaan dari Panembahan Giri Mustika,akhirnya ia setuju untuk bermukim diSukadana lebih lama lagi.
Saat itu yang menjadi raja diSukadana adalah Panembahan Giri Mustika,ia sedang kedatangan tamu utusan Raja Mekkah yang bernama Syech Syamsuddin.Utusan tersebut menyampaikan sebuah Kitab Suci Al Qur’
an,sebentuk Cincin Bermata Jakut Merah dan surat pengangkatan/pemberian gelar Panembahan Giri Mustika,dengan nama dan gelar (Islami) yaitu “Sultan Muhammad Syafi’uddin”.Raja Tengah pun belajar memperdalam pengetahuan ilmu agama islam kepada Syech Syamsuddin,sebelumnya Raja Tengah memang sudah memeluk agama Islam…
Catatan :
Sultan Muhammad Syafiuddin(Matan) adalah kakek dari Raden Sulaiman Sultan Sambas
yang pertama
RAJA TENGAH KAWIN DENGAN PUTERI MATAN
Oleh karena Raja Tengah mempunyai kepribadian yang baik,taat menjalankan perintah agama,disukai dan dicintai oleh rakyat.. Dan Raja Matan mengetahui bahwa sebenarnya beliau adalah Raja Sarawak,maka Sultan Muhammad Syafi’ uddin berkenan mengawinkannya dengan adiknya yang bernama Ratu Surya
Kesuma.dari perkawinan Raja Tengah dengan Ratu Surya Kesuma dikarunia lima orang anak yang masing masing bernama,Raden Sulaiman (Sultan Sambas Pertama),Raden Badaruddin,Raden Abdul Wahab,Raden Rasymi Putri dan Raden Ratna Wati.
Menurut Raja Ali Haji dalam buku “Silsilah Melayu Dan Bugis Dan Sekalian Raja Rajanya” dan P.J Veth dalam buku “Borneo’s Westerafdeeling” ,raja raja Sukadana Matan berasal dari Majapahit dimulai dari Prabu Brawijaya beranakkan Raja Bapurung (Pangeran Prabu)...dalam bahasa dayak Bapurung
berarti bertato,Raja Bapurung beranakkan Panembahan Karang Junjung(Talaunia Canddlei),beranakkan Panembahan Bandala,beranakkan Panembahan Sukadana,beranakkan Panembahan Air Mala,beranakkan
Panembahan Baruh,beranakkan Panembahan Giri Kesuma,yang kawin dengan Ratu Mas Jaintan disebut juga Ratu Bunku dari Landak dan mempunyai tiga orang anak Yaitu Panembahan Giri Mustika bergelar Sultan
Syafi’uddin,Puteri Surya Kesuma kawin dengan Raja Tengah,Gusti Lekar kawin dengan Utin Periuk dari Meliau/Tayan.
Setelah cukup lama tinggal di Sukadana dan mempunyai lima orang putera,pada suatu hari Raja Tengah bersama istrinya Ratu Surya Kesuma menghadap Sultan Muhammad Syafi’uddin,mohon untuk diijinkan
meninggalkan Sukadana,untuk pindah bermukim didaerah Sungai Sambas.
Sejak ia berada di Brunei dan Sarawak,Raja Tengah telah mendengar kisah tentang Negeri Sambas yang kaya dengan emas.selama berada di Sukadana,iapun mendengar tentang kerajaan Sambas dengan Rajanya Ratu Sepudak dan Kota Lama merupakan bandar yang ramai dikunjungi para pedagang.karena itulah Raja tengah sangat gembira ketika diijinkan Sultan Syafi’uddin,untuk berlayar ke Sambas (Kota Bangun).
Catatan : Menurut Tim Peniliti Sejarah Sambas,”KOTA LAMA” dulunya disebut “KOTA SAMBAS”,namun setelah ibukota Sambas berpindah...Kota tersebut disebut KOTA LAMA (Bekas ibu kota yang lama).
RAJA TENGAH KE SAMBAS (KOTA BANGUN) Rombongan Raja Tengah yang berlayar ke Sambas telah menjadi besar,karena pengikutnyapun ada yang kawin dan beranak di Sukadana…Mereka berangkat dengan menggunakan 40 buah kapal yang dipersenjatai.
Perpisahan ini amat berat dirasakan Raja Tengah dan Panembahan Matan /Sukadana.Sambil meneteskan air mata Panembahan Matan/Sukadana menitipkan adiknya Ratu Surya Kesuma,seraya berjanji akan bantu membantu apabila mengalami kesulitan .Sebaliknya Raja tengah pun mengucapkan terima kasih atas limpahan karunia yang telah diterimanya selama ini.Dia berjanji untuk melindungi istri dan anak anaknya.
Sultan Syafiuddin II,dalam BukuNya“SILSILAH SAMBAS”, hal 13, menuliskan sebagai berikut :
“Maka Sultan pun telak mempertaruhkan akan saudaranya Ratu Surya Kesuma kepada Raja Tengah.Maka adalah ketika itu Raja Tengah sudah dapat lima orang putera,3 laki laki dan 2 perermpuan,yang tuanya laki laki bernama Raden Sulaiman,yang kedua bernama Raden Badaruddin,yang ketiga bernama Raden Abdul Wahab yang keempat bernama Raden Rasymi Puteri yang kelima bernama Raden Ratnawati.
Maka setelah siap kelengkapan,keluarlah dari Sukadana dengan 40 haluan perahu dengan cukup senjatanya dan penuh orangnya,serta membawa isteri dan lima orang anaknya.Kemudian tiada berapa lamanya dilaut,maka
sampailah di sungai Sambas.Sekalian itu perahu 40 buah dengan berselamatan semuanya tiada ada satu apa marabahayanya dan berhimpunlah berlabuh Dikota Bangun dan berbuat dusun disitu”.
Armada Raja Tengah yang menyusuri pantai utara,kemudian menyusuri Sungai Sambas Besar,berhenti disuatu tempat bernama Kota Bangun,ditempat tersebutlah mereka membangun perkampungan,lokasi tersebut tidak jauh dari Kota Lama yang waktu itu merupakan Ibukota dari Kerajaan Sambas (menurut Tim peneliti sejarah kerajaan Sambas diperkirakan waktu itu nama kota lama masih bernama Kota Sambas,sebutan Kota Lama
baru digunakan setelah ibukota Kerajaan Sambas berpindah).Raja Tengah sejak tinggal diSambas bermukim DiKota Bangun,ia rajin mengembangkan agama Islam,dalam waktu yang singkat telah banyak rakyat yang menganut agama Isalm.
Setelah cukup lama mereka bermukim Dikota Bangun,hubungan erat dengan Kota Lama telah terjalin.Maka Raja Tengah meminangkan anaknya Raden Sulaiman untuk dijodohkan dengan Puteri Mas Ayu Bungsu,puteri kedua dari Ratu Sepudak.lamaran tersebut dikabulkan oleh Ratu Anom Kesuma Yuda(Pangeran Prabu Kencana) yang nantinya sebagai ipar dari Raden Sulaiman .
Menurut buku yang ditulis Sultan Syafiuddin II ,pasal yang ketiga Petikan Buku “SILSILAH SAMBAS” yang telah dialih aksarakan :
“Hatta beberapa lama Raja Tengah duduk disitu,maka anaknya yang bernama Raden Sulaiman pun dipinangkan oleh ayahanda baginda itu kepada Mas Ayu Bungsu puteranya Ratu Sepudak yang yang tinggal
diKota Lama,jadi ipar oleh Ratu Kesuma Yuda yang bernegeri diKota Lama,Maka setelah putuslah bicaranya ,maka segeralah dikawinkan oleh Ayahanda baginda semufakat Seri Paduka Ratu Kesuma Yuda bagaimana istiadat Raja Raja berkawin.Maka setelah selesai dari pekerjaan perkawinan,maka duduklah Raden Sulaiman dengan isterinya serta berkasihan kedua laki isteri.
Kemudian sudah berapa lamanya Raja Tengah duduk istirahat lepas dari pada mengawinkan anaknda Raden Sulaiman itu,maka iapun pikirlah hendak pergi berlayar ke Serawak".
Ratu Sepudak telah wafat tidak lama setelah Raja Tengah sampai di Sambas.sesuai dengan wasiatnya Pangeran Prabu Kencana telah dinobatkan menjadi Ratu dengan dengan nama dan gelar Ratu Anom Kesuma Yuda.
Menurut sejarah ,diSambas memerintah seorang raja keturunan Majapahit yang menganut agama Hindu,bernama Ratu Sepudak dengan dengan pusat pemerintahanya di Kota Lama.sekarang Kota Lama hanyalah merupakan perkampungan termasuk dalam wilayah kecamatan Teluk Keramat,kurang
lebih 36 KM disebelah Barat daya kota Sambas.
Ratu Sepudak mempunyai dua orang puteri yang sulung Puteri Mas Ayu Anom dikawinkan dengan keponakanya yang bernama Pangeran Prabu Kencana,yang kemudian ditetapkan sebagai pewaris mahkota apabila Ratu Sepudak meninggal,dengan nama gelar Ratu Anom Kesuma Yuda.
Puteri Ratu Sepudak yang seorang lagi Puteri Mas Ayu Bungsu yang dikawinkan dengan Raden Sulaiman.Ratu Sepudak masih mempunyai seorang keponakan,yaitu adik Pangeran Prabu Kencana bernama Pangeran Mangkura,kedua nama yang terakhir ini adalah anak dari Pangeran Condong Paseban,saudara sekandung Ratu Sepudak.
Setelah setahun perkawinan Raden Sulaiman mendapat seorang anak laki laki diberi nama Raden Bima.
Ratu Anom Kesuma Yuda, sangat mempercayai adik dan iparnya.Pangeran Aria Mangkurat diangkat sebagai Wazir I dan iparnya Raden Sulaiman diangkat sebagai Wazir II.
Catatan :Sumber utama,Buku “SILSILAH SAMBAS”,Yang ditulis oleh Sultan Syafi’uddin II.
Comments
Post a Comment