makalah manajemen penerbitan pers
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen adalah sebuah
proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian,dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien.Secara umum manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan,
pengorganisasian,pengarahan dan pengawasan terhadap usaha-usaha para anggota organisasi danpengguna sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pembahasan dimulai
dengan membahas perencanaan. Dalam melakukan sebuah perencanaan, kita harus
memiliki alternatif, tujuan, kebijakan, prosedur dan program. Agar perencanaan
yang sudah tertata dapat dijalankan dengan baik, realistis dan sejalan dengan
kemampuan organisasi.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang di maksud perencanaan penerbitan ?
2.
Bagaimana perencanaan sumber daya penerbitan ?
3.
Bagaimana sistem rencana pengendalian penerbitan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perencanaan Penerbitan
Dalam menyusun
perencanaan penerbitan, kita bisa menyusunnya dengan mengajukan tiga pertanyaan
sederhana yaitu apa, bagaimana, mengapa penerbitan. Pertanyaan apa akan
berkaitan dengan bentuk atau tipe terbitan yang kita buat sebagai pelaksanaan
program penerbitan. Sedangkan pertanyaan bagaimana berkaitan dengan terbitan
yang kita buat itu bagaimana penggandaannya, bagaimana distribusinya,dan yang
terpenting bagaimana isi terbitannya. Sedangkan pertanyaan mengapa berkaitan
dengan alasan program penerbitan itu kita laksanakan, yang secara emplisit
menunjukkan tujuan kita membuat terbitan.
Penerapan untuk
pertanyaan pertama, apa yang akan kita terbitkan dan untuk siapa terbitan itu
bisa kita jawab berdasarkan jenis-jenis penerbitan seperti buletin, kalawarta,
bibliografi atau buku panduan perpustakaan. Misalnya kita menerbitkan
kalawarta, tujuan penerbitan kalawarta ini adalah untuk menjalin pertukaran
informasi dan wadah komunikasi antara perpustakaan dan anggota-aggotanya.
Pembelajaran
tentang perencanaan penerbitan dengan memandang penerbitan sebagai salah satu
program yang akan dialankan perpustakaan. Program penerbitan itu bisa terdiri
atas kegiatan penerbitan konvensional dan digital dalam bentuk penerbitan
berkala dan nonberkala.
Memang ada juga yang menggunakan
pendekatan 5W+1H untuk perencanaan,misalnya pertanyaan pertama apa yang akan
kita terbitan dan untuk siapa terbitan ini bisa kita jawab berdasarkan
jenis-jenis pernerbitan seperti buletin,kalawarta,bibliografi atau buku panduan
perpustakaan. Misalnya kta menerbitkan kalawarta. Tujuan penerbitan kalawarta
ini adalah unutk menjalin pertukaran informasi dan wadah komunikasi antara
perpustakaan dan anggota-anggotanya.
Misalnya, karena banyak informasi
mutahir yang hendak disampaikan perpustakaan sukar disebarluaskan kepada
anggota-anggotanya,padahal anggota-anggotanya memerlukan indormasi itu. Jadi
kita bisa menuliskan tujuan itu sebagai wadah pertukaran informasi mutakhir.
Dan,kalawartanya itu berbentuk tercetak atau digital yang menggunakan
internet,atau diterbitkan dalam paduan keduannya.
Perencanaan untuk kegiatan
penerbitan atau program penerbitan akan berbeda dengan perencanaan divisi
penerbitan. Perencanaan lembaga penerbitan merupakan perencanaan jangka
panjangyang terdiri dari sejumlah program,misalnya program penerbitan berkala
dan penerbitan non-berkala. Misalnya
kita menerbitkan dalam bentuk kalawarta dan panduan pengguna perpustakaan.
Kalawarta diterbitkan bulanan,sedangkan penduan pengguna diterbitkan setahun
sekali. Tentu kita akan menetapkan tujuan dari kegiatan penerbitan itu. Kita
sudah mempelajari contoh tujuan penerbitan kalawarta.
B. Perencanaan Sumber Daya Penerbitan
Dalam membahas perencanaan penerbitan, kita bisa memandang kegiatan
penerbitan sebagai kegiatan proyek. Apabila kita memandang penerbitan ini
sebagai program, tentu di dalamnya akan ada sejumlah kegiatan proyek yang
artinya akan ada sejumlah penerbitan baik berkala maupun non berkala dalam
jangka waktu tertentu. Misalnya dalam setahun anggaran kita akan menerbitkan
bibliografi, kalawarta, buku panduan perpustakaan, atau buku pendidikan
pengguna perpustakaan.
Program yang kita
susun merupakan penjabaran dari organisasi yang melaksanakan program tersebut
yaitu perpustakaan. Sebagai salah satu sosial dan pendidikan yang penting,
perpustakaan memiliki tujuan dan visi misi. Pencapaian tujuan, perwujudan visi
dan pelaksanaan misi diberitahukan melalui pelaksanaan berbagai program
perpustakaan. Salah satunya yaitu kegiatan penerbitan.
Dalam perencanan
program penerbitan kita harus berupaya berpikir strategis, sehingga sebuah
organisasi dapat menjaga eksistensinya di tengah perubahan. Bukan hanya itu,
organisasi perpustakaan tentunya bukan hanya mampu bertahan di tengah perubahan
bahkan turut memberikan warna dan arah perubahan dengan informasi yang dimiliki
dan disimpan di perpustakaan.
Kita bisa
menerapkan program mana yang dianggap strategis dengan memeriksa keadaan
lingkungan eksternal sebagai sumber peluang dan ancaman serta memeriksa
lingkungan internal sebagai sumber beradanya kekuatan dan kelemahan. Kita bisa
melihat peluang yang ada pada lingkungan eksternal organisasi perpustakaan,
seperti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang memungkinkan untuk
melakukan distribusi informasi mutakhir secara cepat dan mudah. Namun kita
melihat ancaman dari lingkungan eksternal seperti makin tingginya produksi
informasi yang menyebabkan ledakan informasi yang membuat perpustakaan harus
bekerja lebih keras menata informasi. Disisi lain ledakan informasi ini
memberikan peluang bagi perpustakaan untuk menjalankan perannya menyusun
bibliografi. Pada lingkungan internal, perpustakaan sudah memiliki kepakaran
dan kemampuan mengelola informasi. Namun terdapat kelemahan dalam mengelola
informasi mutakhir yang begitu banyak sehingga menyulitkan pengguna
perpustakaan yang belum memiliki kemampuan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi ini meningkatkan kualitas pelayanan perpustakaan sehingga memerlukan
pelatihan. Berdasarkan analisis lingkungan eksternal dan internal tersebut,
kita bisa membuat perencanaan program penerbitan yang komprehensif yang
kegiatannya bukan hanya penerbitan bibliografi secara konvensional namun juga
secara digital.
Sumber daya
manusia merupakan bagian terpenting dari kegiatan organisasi, sehingga sering
dikemukakan sumber daya manusia merupakan aset organisasi. Manusia tidak lagi
dipandang sebagai sarana produksi melainkan sebagai sumber daya yang
memungkinkan organisasi bisa mencapai tujuannya dan memberikan sesuatu kepada
publik yang dilayani organisasi itu.
Sumber daya
manusia merupakan manusia yang memiliki kompetensi yang memungkinkan organisasi
bisa menghasilkan sesuatu dalam mencapai tujuannya. Oleh karena itu dalam
perencanaan sumber daya manusia yang akan melaksanakan program tersebut akan
ditetapkan kompetensi yang diperlukan misalnya, kompetensi itu adalah kemampuan
menulis, kemampuan menyunting, kemampuan membuat desain dan kemampuan membaca
naskah dengan cermat.
Kita bisa
mengidentifikasi ada berapa orang dalam organisasi perpustakaan yang memiliki
kompetensi. Kita bisa merancang jabatan apa saja yang bisa dirangkap oleh
seseorang. Misalnya untuk redaksi dirangkap editor atau
penyunting. Setter bisa merangkapproofeader. Dengan demikian kita
membutuhkan 3 tenaga ini untuk proses pracetak. Sedangkan untuk tenaga produksi
atau proses cetak pada umumnya diserahkan pada institusi di luar perpustakaan
atau percetakan komersil. Sedangkan untuk pracetak setidaknya diperlukan tenaga
1 orang yang bertugas untuk mengadministrasikan penyebaran terbitan dan juga
melakukan kegiatan distribusi terbitan. Apabila tidak memiliki tenaga yang
diperlukan, untuk menyelesaikan masalahnya bisa mengambil tenaga dari luar yang
dikontrak untuk menyelesaikan tugas tersebut misalnya, untuk tenaga editor,
bisa meminta bantuan tenaga penyunting seorang guru bahasa Indonesia atau
editor profesional.
Selanjutnya akan
dibutuhkan sarana dan prasarana yang akan kita pergunakan untuk kegiatan
penerbitan, baik berkala maupun non berkala. Semua sarana dan prasarana kerja
tentu akan kita rencanakan sesuai dengan kegiatan penerbitan yang direncanakan.
Apabila kita membuat penerbitan berkala, maka perlengkapan yang dibutuhkan
misalnya, printer yang dipergunakan belum cukup memadai untuk membuat cetakan
yang baik karena masih menggunakan printer buble jet belum
menggunakan laser jet, maka kita akan menyusun rencana untuk membeli printer baru
sesuai kebutuhan. Metode pelaksanaan pekerjaannya, seperti sudah dikemukakan
bergerak dari proses pracetak, cetak dan diakhiri dengan pascacetak.
Metode kerjanya
juga melibatkan sejumlah keterampilan yang satu sama lain saling berkaitan dan
bergantung. Penyuntingan akan terkait dengan tata letak isi buku. Begitu juga
dengan tata muka buku pembuatannya akan bergantung pada judul yang dibuat
penulis yang kemudian bisa saja judul itu diperbaiki dan disempurnakan oleh
penyunting. Sedangkan bahan
yang diperlukan untuk penerbitan itu yang terpokok tentulah naskah yang akan
diterbitkan. Naskah ini bisa datang dari penulis luar institusi perpustakaan
bisa juga datang dari penulis yang ada di perpustakaan tersebut. Penyusun
bibliografi adalah penulis naskah yang bibliografi susunannya akan diterbitkan.
Penyusunnya biasanya adalah tim yang bisa datang dari satu perpustakaan atau
dari jaringan perpustakaan.
Bahan lain yang
diperlukan adalah kertas. Pada penerbitan konvensional, medium yang
dipergunakan untuk menyimpan dan menyebarluaskan isi terbitan bersifat tunggal
yaitu kertas. Namun apabila menerbitkan dengan menggunakan jasa percetakan di
luar institusi perpustakaan, maka biaya cetak biasanya sudah diperhitungkan
dengan biaya untuk pembelian kertas, sehingga kita bisa memasukkan jasa
percetakan ke dalam kategori bahan.
Dana juga akan
diperlukan untuk kegiatan pemasaran yakni mendistribusikan hasil terbitan. Dana
yang dibutuhkan seperti untuk biaya kirim untuk kegiatan pertukaran terbitan
dengan perpustakaan lain atau dikirimkan pada orang tertentu yang dianggap
berkepentingan dengan terbitan yang dibuat.
Pemasaran pada
dasarnya merupakan pendistribusian hasil terbitan kepada orang yang
memerlukannya. Distribusi di sini bukan sekedar menyebarkan melainkan merupakan
penyebaran pada orang yang tepat. Tepat di sini bermakna orang yang memerlukan
informasi terbitan, orang yang berkepentingan dengan isi terbitan atau orang
yang perlu mengetahui isi terbitan. Dengan begitu penerbitan yang kita buat
bisa menjangakau publik yang memang membutuhkan atau kita memandang publik itu
perlu mengetahui informasi yang disajikan.
C. Rencana Pengendalian Penerbitan
Pengendalian
meruapakan fungsi penting manajemen apapun,termasuk manajemen penerbitan.
Karena itu kta secara khusus membahas soal pengendalian. Pengendalian ini kita
bahas secara khusus karena akan juga berkaitan dengan fungsi kepemimpinanatau
kemampuan manajerial seorang pemimpin/manajer.
Sukarna menyebutkan, pengendalian memiliki
makna membimbing,menertibkan, mengatur dan menguji kebenaran. Oleh
sebab itu pengendalian memiliki peran penting sekali dalam manajemen, mengingat mempunyai
fungsi untuk menguji apakah pelaksanaan kerja itu teratur,tertib,terarah atau
tidak. Ada beberapa prinsip pengendalian yang bisa kita pergunakan dalam
kegiatan penerbitan, yaitu:
1.
Tercapainya Tujuan
Dengan menyusun rencana pengendalian untuk
pencapaian tujuan itu. Artinya, dengan menyusun rencana pengendalian yang akan
kita lakukan seperti melalui instrumen pengendalian dalam bentuk daftar periksa
atau rencanaisi laporan rutin perkembangan pelaksanaan program atau kegiatan
kita bisa melakukan pengendalian bila terjadi penyimpagan dalam pencapaian
tujuan. Misalnya, tujuan penerbitan yang kita lakukan adalah menjalin
komunikasi antara perpustakaan dan anggotanya.
2.
Efisiensi Pengawasan
Pencapaian tujuan dengan tidak efisien
menggunakan sumber daya bukanlah keberhasilan sekaligus tidak menunjukkan
produktivitas dan mutu. Sumber daya yang kita akan pergunakan sudah ditetapkan
dalam rencana, bila terjadi penyimpangan dari rencana tentu ada penyebabnya.
Mungkin salah dalam perencanaan sehingga kita harus melakukan perubahan
rencana. Makala kita menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam program
penerbitan,maka kita memiliki ukuran atau kriterua yang jelas untuk mengukur
atau menilai derajat efisiensi penerbitan tersebut. Misalnya, jumlah tenaga
yang terlihat dalam proses penerbitan apakah terlalu banyak atau terlalu
sedikit.
3.
Refleksi Perencanaan
Dalam merencanakan pengendalian penerbitan
tentu kita harus berpatokan pada apa yang sudah direncanakan. Misalnya, kita
merencakanan jumlah eksemplar dalam penerbitan sebanyak 5000eksemplar untuk
kalawarta dan 500 eksemplar untuk bibliografi.
4.
Standar
Pada dasranya standar bisa kita maknai
sebagai ukuran baku,tapi juga bisa dimaknai sebagai ukuran minimal untuk mutu.
Dengan demikian, kita sangat boleh untuk bekerja melebihi standar sebagai
ukuran baku atau ukuran minimal mutu. Namun, tidak boleh bekerja di bawah
standar. Oleh sebab itu,dalam rangka pengendalian penting untuk menetapkan
standar. Dalam penerbitan,kita bisa menetapkan standar waktu untuk proses
pracetak,cetak dan poscetak. Misalnya, kita menetapkan waktu penelesaian proses
pracetak.
5.
Tindakan
Dalam merencanakan pengendalian kita perlu
merencanakan tindakan-tindakan seperti apa yang harus kita lakukan untuk
mengoreksi atau melakukan perbaikan bila terjadi penyimpangan atau kekeliruan.
Bisa juga penyimpangan itu terjadi karena faktor teknis seperti listrik yang
sering mati sehingga proses pengerjaan pencetakan menjadi lebih lama
dibandingkan dengan yang direncanakan.
Ada
3 bentuk kegiatan pengendalian,seperti yang dijelaskan yaitu:
1.
Supervisi, yaitu
melakukan serangkaian tindakan koordinasi pengawasan dalam batas wewenang dan
tanggung jawab menurut prosedur organisasi agar dalam operasional dpat
dilakukan secara bersama-sama oleh semua personel dengan kendali pengawasan.
2.
Inspeksi, melakukan
pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan dengan tujuan menjamin spesifikasi mutu
dan produk sesuai dengan yang direncanakan.
3.
Tindakan
koreksi, melakukan perubahan dan perbaikan terhadap rencana yang telah
ditetapkan untuk menyesuaikan dnegan kondisi pelaksanaan.
Oleh sebab itu, dalam perencanaan
pengendalian akan dimasukkan pula rencana untuk menggali informasi melalui
saluran komunikasi informasi yang ada agar memperoleh informasi yang berimbng
dan akurat. Informasi formal yang digali dengan instrumen seperti di atas dan
informasi informal yang diperolah malalui komunikasi informasi itu saling
melengkapi. Bukan saling menambah atau mementahkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen penerbitan memiliki satu tujuan pasti yakni mengatur serta membuat formasi yang bagus dalam sebuah
penerbitan. Karena
strategisnya fungsi informasi bagi masyarakat, maka usaha penerbitan selalu berkembang seiring dengan tumbuhnya ekonomi. Ada
beberapa prinsip pengendalian yang bisa kita pergunakan dalam kegiatan
penerbitan, yaitu dari tercapainya tujuan yang mana dengan menyusun rencana
pengendalian untuk pencapaian tujuan itu. Artinya, dengan menyusun rencana
pengendalian yang akan kita lakukan seperti melalui instrumen pengendalian
dalam bentuk daftar periksa atau rencanaisi laporan rutin perkembangan
pelaksanaan program atau kegiatan kita bisa melakukan pengendalian bila terjadi
penyimpagan dalam pencapaian tujuan. Misalnya, tujuan penerbitan yang kita
lakukan adalah menjalin komunikasi antara perpustakaan dan anggotanya hingga prinsip tinndakan yakni dalam merencanakan
pengendalian kita perlu merencanakan tindakan-tindakan seperti apa yang harus
kita lakukan untuk mengoreksi atau melakukan perbaikan bila terjadi
penyimpangan atau kekeliruan. Bisa juga penyimpangan itu terjadi karena faktor
teknis seperti listrik yang sering mati sehingga proses pengerjaan pencetakan
menjadi lebih lama dibandingkan dengan yang direncanakan.
DAFTAR PUSTAKA
http://isnaarfiamita.blogspot.co.id/2016/09/perencanaan-penerbitankonvensional.html
http://rizaldewantara.blogspot.co.id/2016/09/perencanaan-penerbitankonvensional.html
Comments
Post a Comment