FILSAFAT PRA SOCRATES
A. Latar Belakang
Dalam menghadapi seluruh kenyataan
dalam hidupnya, manusia senantiasa terkagum atas apa yang dilihatnya. Manusia
ragu-ragu apakah ia tidak ditipu oleh panca-inderanya, dan mulai menyadari
keterbatasannya. Dalam situsi itu banyak yang berpaling kepada agama atau
kepercayaan ilahiah.
Tetapi sudah sejak awal sejarah,
ternyata sikap iman penuh taqwa itu tidak menahan manusia menggunakan akal budi
dan pikirannya untuk mencari tahu apa sebenarnya yang ada dibalik segala
kenyataan (realitas) itu. Proses mencari tahu itu menghasilkan
kesadaran, yang disebut pencerahan. Jika proses itu memiliki ciri-ciri metodis,
sistematis dan koheren, dan cara mendapatkannya dapat dipertanggungjawabkan,
maka lahirlah ilmu pengetahuan.
Jauh sebelum manusia menemukan dan
menetapkan apa yang sekarang ini kita sebut sesuatu sebagai suatu disiplin ilmu
sebagaimana kita mengenal ilmu kedokteran, fisika, matematika, dan lain
sebagainya. Umat manusia lebih dulu memifikrkan dengan bertanya tentang
berbagai hakikat apa yang mereka lihat. Dan jawaban mereka itulah yang nanti
akan kita sebut sebagai sebuah jawaban filsafati.
Kegiatan manusia yang memiliki
tingkat tertinggi adalah filsafat yang merupakan pengetahuan benar mengenai
hakikat segala yang ada sejauh mungkin bagi manusia. Bagian filsafat yang
paling mulia adalah filsafat pertama, yaitu pengetahuan kebenaran pertama yang
merupakan sebab dari segala kebenaran.
Meski bagaimanapun banyaknya gambaran
yang kita dapatkan tentang filsafat, sebenarnya masih sulit untuk
mendefinisikan secara konkret apa itu filsafat dan apa kriteria suatu pemikiran
hingga kita bisa memvonisnya,karena filsafat bukanlah sebuah disiplin ilmu. Sebagaimana
definisinya, sejarah dan perkembangan filsafat pun takkan pernah habis untuk
dikupas. Tapi justru itulah mengapa filsafat begitu layak untuk dikaji demi
mencari serta memaknai segala esensi kehidupan.
B. Rumusan Masalah
1.
Mengetahui tokoh-tokoh filosof Pra Socrates.
2. Memahami pola
pemikiran filsafat Pra Socrates.
3. Mengetahui
perkembangan pemikiran filsafat Yunani kuno Pra Socrates.
C. Filsafat Yunani Kuno
Orang Yunani yang hidup pada abad
ke-6 SM mempunyai sistem kepercayaan, bahwa segala sesuatunya harus diterima
sebagai suatu kebenaran yang bersumber pda mitos atau dongeng-dongeng. Artinya,
suatu kebenaran lewat akal pikir (logos) tidak berlaku, yang berlaku hanya
suatu kebenaran yang bersumber pada mitos (dongeng-dongeng).
Setelah pada abad ke -6 SM
muncul sejumlah ahli pikir yang menentang adanya mitos. Mereka menginginkan
pertanyaan tentang misteri alam semesta ini jawabannya dapat diterima akal
(rasional). Keadaan yang demikian ini sebagai suatu demitologi, artinya suatu
kebangkitan pemikiran untuk menggunakan akal pikir dan meninggalkan hal-hal
yang sifatnya mitologi.
Periode Yunani Kuno lazim disebut
periode filsafat alam. Dikatakan demikian, karena pada periode ini ditandai
dengan munculnya para ahli pikir alam, di mana arah dan perhatian pemikirannya
kepada apa yang diamati di sekitarnya mereka membuat pernyataan-pernyataan
tentang gejala alam yang bersifat filsafati (berdasarkan akal pikir) dan tidak
berdasarkan pada mitos. Mereka mencari asas yang pertama dari alam semesta
yang sifatnya mutlak, yang berada di belakang segala sesuatu yang berubah.[1]
Ciri umum filsafat Yunani ialah
rasionalisme. Rasionalisme Yunani itu mencapai puncaknya pada orang-orang
sofis. Untuk melihat rasionalisme sofis perlu dipahami lebih dulu latar
belakangnya. Latar belakang itu terletak pada pemikiran filsafat yang ada sebelumnya.[2]
D.Filsafat Pra Socrates
Filsafat Pra Socrates adalah filsafat
yang dilahirkan karena kemenangan akal atas dongeng yang diterima dari agama
yang memberitahukan tentang asal muasal segala sesuatu baik di dunia maupun
manusia, para pemikir atau ahli filsafat yang disebut orang bijak yang
mencari-cari jawabannya sebagai akibat terjadinya alam semesta beserta
isinya tersebut.
Pemikiran filusuf inilah yang
memberikan asal muasal segala sesuatu baik di dunia maupun manusia yang
menyebabkan akal manusia tidak puas dengan keterangan dongeng tersebut, dengan
dimulai oleh akal manusia untuk mencari-cari dengan akalnya dari mana asal alam
semesta yang menakjubkan itu.
Filsafat Pra Socrates dapat dikatakan
bahwa mereka adalah filsafat alam artinya para ahli pikir yang menjadikan alam
yang luas dan penuh keselarasan yang menjadi sasaran para ahli filsafat
tersebut, atau objek pemikirannya adalah alam semesta. Tujuan filosofi
mereka dalam memikirkan soal alam besar darimana terjadinya alam itulah yang
menjadi sentral persoalan bagi mereka, pemikiran yang demikian itu merupakan
pemikiran yang sangat maju, rasional dan radikal. Sebab pada waktu itu
kebanyakan orang menerima begitu saja keadaan alam seperti apa yang dapat
ditangkap dengan indranya, tanpa mempersoalkannya lebih jauh. Sedang di lain
pihak orang cukup puas menerima keterangan tentang kejadian alam dari cerita
nenek moyang.
Filosuf yang hidup pada masa pra
Socrates disebut para filosuf alam karena objek yang mereka jadikan pokok
persoalan adalah alam. Yang dimaksud dengan alam (fusis) adalah kenyataan hidup
dan kenyataan badaniah. Jadi, perhatian mereka mengarah kepada apa yang dapat
diamati.[3]
Ada
beberapa filosof pada masa ini yaitu :
1.Thales
Jawaban pertama berasal dari Thales,
filosof pertama yang hidup pada abad ke-6 sebelum masehi. Thales
adalah seorang saudagar yang sering berlayar ke Mesir. Ia menemukan ilmu ukur
dari Mesir dan membawanya ke Yunani. Ia juga dikenal sebagai seorang yang ahli
dalam bidang astronomi dan metafisika.
Thales memberikan jawaban bahwa
segala sesuatu berasal dari air, ia juga menyatakan bahwa bumi ini berasal dari
air. Air adalah pusat dan sumber segala yang ada atau pokok dari segala
sesuatu. Segala sesuatu berasal dari air dan kembali ke air. Dari air itu terjadilah
tumbuh-tumbuhan dan binatang, bahkan tanah pun mengandung air. Arguman Thales
merupakan argument yang bukan hanya rasional, tetapi juga observatif.
Pandangan Thales merupakan cara
berpikir yang sangat tinggi, karena sebelumnya, orang-orang Yunani lebih banyak
mengambil jawaban-jawaban tentang alam dengan kepercayaan dan mitos-mitos yang
dipenuhi dengan ketakhayulan. Thales telah membuka alam pikiran dan keyakinan
tentang alam dan asal muasalnya, tanpa menunggu dalil-dalil yang agamis.
Baginya di awal air dan di akhir air, dengan perkataan filosof, air
adalah substansi (isi) dan substrat (bingkai).
Dalam pandangan Thales, animisme
ialah kepercayaan bahwa bukan saja barang yang hidup mempunyai jiwa, tetapi
juga benda mati. Kepercayaan ke sana diperkuat oleh pengalamanya pula. Besi dan
batu yang di gosok sampai panas menarik barang yang dekat padanya. Ini
dipandangnya mempunyai kodrat tanda jiwa.
Sungguhpun demikian, Thales terbilang
Bapak Filosofi Yunani, sebab dialah, filosof pertama, yang tak pernah
meninggalkan pelajaran yang dituliskannya sendiri, filosofinya diajarkan dengan
lisannya dan dikembangkan oleh murid-muridnya yang kemudian ditulis oleh
Aristoteles. Dengan jalan pikirnya, Thales mendapat keputusan tentang soal
besar yang senantiasa mengikat perhatian.
2.Anaximandros
Anaximandros adalah salah satu murid
Thales. Ia adalah orang pertama yang mengarang suatu traktat dalam
kesusateraaan Yunani, dan berjasa dalam bidang astronomi dan geografi. Sehingga
ia orang pertama yang membuat peta bumi. Meskipun ia murid Thales namun ia
mempunyai prinsip dasar alam satu akan tetapi bukanlah dari jenis benda alam
seperti air sebagaimana yang dikatakan oleh gurunya
Prinsip dasar alam haruslah dari
jenis yang tak terhitung dan tak terbatas yang oleh dia disebut Apeiron yaitu
zat yang tak terhingga dan tak terbatas dan tidak dapat dirupakan tidak ada
persamaannnya dengan apapun. Meskipun tentang teori asal kejadian alam
tidak begitu jelas namun dia adalah seorang yang cakap dan cerdas. Pendapatnya
yang lain, bumi seperti silinder, lebarnya tiga kali lebih besar dari
tingginya. Sedangkan bumi tidak terletak atau bersandar pada sesuatu pun.
3.
Anaximenes
Anaximenes berpendapat bahwa udara
merupakan asal usul segala sesuatu. Udara melahirkan semua benda dalam alam
semesta ini karena suatu proses pemadatan dan pengeceran, kalau udara semakin
bertambah maka muncullah berturut-turut angin, air, tanah dan akhirnya batu.
Sebaliknya kalau udara itu menjadi encer yang timbul adalah api.
Pandangan Anaximenes tentang susunan
jagat raya merupakan kebalikan dibandingkan dengan Anaximandros. Menurut
Anaximenes bumi yang berupa meja bundar katanya melayang di atas udara.
Demikian pun matahari, bulan dan bintang. Badan-badan jasad raya itu tidak
terbenam di bawah bumi sebagaimana yang dipikirkan Anaximandros tetapi
mengelilingi bumi yang datar itu, matahari lenyap pada waktu malam tertutup di
belakang bagian-bagian tinggi.
4.Pythagoras
Mengenai riwayat hidupnya, ia
dilahirkan di Pulau Samos, Ionia. Tanggal dan tahunnya tidak diketahui secara
pasti. Ia juga tidak meninggalkan tulisan-tulisan sehingga apa yang diketahui
tentang Pythagoras diperlukan kesaksian-kesaksian.di dalam kota kelahirannya. Pythagoras
mendirikan suatu tarekat beragama yang bersifat religious, mereka menghormati
dewa Apollo. Menurut kepercayaan Pythagoras manusia asalnya Tuhan jiwa itu
adalah penjelmaan dari Tuhan yang jatuh ke dunia karena berdosa dan dia akan
kembali ke langit ke dalam lingkungan Tuhan bermula, apabila sudah habis dicuci
dosanya itu, hidup di dunia ini adalah persediaan buat akhirat.
Pythagoras juga disebut sebagai ahli
pikir, terutama dalam ilmu matematik dan ilmu berhitung. Falsafah pemikirannya
banyak diilhami oleh rahasia angka-angka. Dunia angka adalah dunia kepastian
dan dunia ini erat hubungannya dengan dunia bentuk. Dari sini dapat dilihat
kecakapannya dia dalam matematik mempengaruhi terhadap pemikiran filsafatnya
sehingga pada segala keadaan ia melihat dari angka-angka dan merupakan paduan
dari unsur angka.
5.Heraclitos
Ia lahir di Ephesus, sebuah kota
perantauan di Asia Kecil, dan merupakan kawan dari Pythagoras, akan tetapi
lebih tua. Ia mendapat julukan si gelap, karena untuk menelusuri gerak
pikirannya sangat sulit. Hanya dengan melihat fragmen-fragmennya, ia mempunyai
kesan berhati tinggi dan sombong, sehingga ia mudah mencela kebanyakan manusia
untuk mengatakan jahat dan bodoh, juga mencela orang-orang terkemuka di negeri
Yunani. Pemikiran filsafatnya yang terkenal dengan filsafat menjadi.
Heraclitos mengemukakan pendapatnya,
bahwa segala yang ada selalu berubah dan sedang menjadi, ia mempercayai bahwa
arche (asas yang pertama dari alam semesta) adalah api. Karena api dianggapnya
sebagai lambang perubahan dan kesatuan. Api mempunyai sifat memusnahkan segala
yang ada, dan mengubahnya sesuatu itu menjadi abu dan asap. Walaupun sesuatu
itu apabila dibakar menjadi abu dan asap, toh adanya api tetap ada. Segala
sesuatunya berasal dari api, dan akan kembali menjadi api. Pernyataan itu
mengandung pengertian bahwa kebenaran selalu berubah, tidak tetap. Pengertian
adil pada hari ini belum tentu masih benar besok. Hari ini 2 x 2 = 4 besok
dapat saja bukan empat. Pandangan ini merupakan warna dasar filsafat sofisme.
6.Parmenides
Ia lahir di kota Elea, kota
perantauan Yunani di Italia Selatan. Kebesarannya sama dengan kebesaran
Heracleitos. Dialah yang pertama kali memikirkan hakikat tentang ada (being). Parmenides
adalah seorang tokoh relativisme yang penting. Parmenides dikatakan sebagai
logikawan pertama dalam pengertian modern. Sistemnya secara keseluruhan
didasarkan pada dedukasi logis, tidak seperti Heraclitus, misalnya yang
menggunakan metode instuisi. Plato amat menghargai metode parmenides itu, dan
Plato lebih banyak mengambil dari Parmenides dibandingkan dengan filosof lain
pendahulunya.
Menurut pendapatnya, apa yang disebut
sebagai realitas adalah bukan gerak dan perubahan. Hal ini berbeda dengan
pendapat Heracleitos, yaitu bahwa realitas adalah gerak dan
perubahan. Jadi benar tidaknya suatu pendapat diukur dengan logika.
Disinilah masalah muncul. Bentuk ekstrem penyataan itu ialah bahwa ukuran
kebenaran adalah akal manusia.
E. Penutup
Pada tahap filsafat Yunani kuno para
filsuf Yunani mengubah orientasi pikiran manusia dari mitos menjadi logos.
Thales memulai pencairan asal-usul utama (arche) alam semesta, diteruskan oleh
Aniximenes dan Aniximandros, serta filsuf-filsuf lain sebelum Socrates.
Filsafat yang berkembang pada masa ini disebut filsafat alam karena
pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan berkisar tentang terjadinya alam
semesta.
Pada umumnya pemikiran teoritis
itu memiliki kaitan yang erat dengan lingkungan tempat pemikiran itu dilakukan
dan pemikiran teoritis itu permulaan lahirnya filsafat di Yunani pada abad ke 6
SM dan Yunani merupakan tempat dimana pemikiran ilmiah mulai tumbuh dan pada
zaman itu lahirlah para pemikir yang mengarah dan menyebabkan filsafat itu
dilahirkan.
DAFTAR PUSTAKA
Muzairi, Filsafat Umum, (Yogyakarta :
Teras, 2009).
Ahmad
Tafsir, Filsafat Umum, (Bandung :
Remaja Rosdakarya, 2010)
Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat 1,( KanisusYogyakarta :1980)
Comments
Post a Comment