Skip to main content

MAKALAH TANTANGAN DAKWAH MASA DEPAN

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

             Perkembangan Islam sebagai agama besar tidak lepas dari peran penting penyelenggaraan dakwah. Tidak berlebihan jika agama Islam dimasukkan dalam tipologi agama misionaris, yakni agama yang dikembangkan dengan proses dakwah.

             Untuk mentransformasikan nilai-nilai agama menjadi prilaku keseharian umat manusia maka diperlukanlah dakwah. Dakwah dan masyarakat merupakan dua variabel yang memiliki hubungan timbal balik. Disatu sisi dakwah Islam dapat mengubah persepsi, sikap dan tindakan setiap anggota masyarakat sesuai dengan nilai-nilai Islam. Disisi lain masyarakat mempengaruhi orientasi dakwah yang bisa melonggarkan religius bagi masyarakat.

             Sudah menjadi keharusan bahwa setiap muslim mempunyai tugas dan kewajiban mulia untuk menyampaikan dakwah kepada orang lain, sesuai dengan pengertian dakwah itu sendiri ialah mendorong atau mengajak manusia dengan hikmah untuk melakukan kebajikan, kebaikan serta mengkuti petunjuk Allah SWT dan RasulNya. Menyuruh mereka berbuat baik serta melarang mereka melakukan perbuatan munkar agar memperoleh kesejahteraan dan kebahagiaan dunia akhirat.

             Dakwah juga dijabarkan sebagai gerakan pembebasan dari berbagai bentuk eksploitasi penindasan dan ketidakadilan dalam semua aspek kehidupan. Dari sanalah kemudian terbentuk masyarakat yang memiliki kecanggihan transformasi dan kapasitas politik modern di masanya. Untuk itu, dalam rangka melahirkan masyarakat humanis dimana masyarakat berperan sebagai subyek dan bukan objek, dibutuhkan munculnya da’i partisipatif yang mampu memfasilitasi masyarakat untuk memahami berbagai masalah, menyatakan pendapat, merencanakan prospek ke depan, dan mengevaluasi transformasi global yang kita kehendaki dan akhirnya masyarakat yang menikmati hasilnya. Karakteristik dakwah tersebut ditandai hubungan yang terbuka dan saling menghargai antara dai dan masyarakat. Isu sentralnya adalah masyarakat dan pengalaman mereka, bukan da’i dan persepsinya. Materi dakwah yang disodorkan dari luar kepada masyarakat untuk diinternalisasikan Dari situlah masyarakat didorong untuk memiliki kesadaran kritis memandang kehidupan serta memperbaiki keadaan.

            Pada saat sekarang dan diprediksi juga dimasa akan datang sudah sangat terlihat Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan bagi masyarakat, baik di dalam cara berpikir, sikap maupun tingkah laku. Dari satu sisi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat manusia lebih sempurna dalam menguasai, mengolah dan melestarikan alam untuk kepentingan dan kesejahtraan hidup manusia. Namun dari sisi lain kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah merusak dan meracuni sisi mental dan moral segenap insan, dari generasi muda hingga tua yang begitu mudah mengakses berbagai hal, diantaranya pornografi dan porno aksi.

            Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di era globalisasi disatu sisi  membawa perubahan dan keuntungan besar dan luar biasa. Akan tetapi disisi lain perkembangan itu telah banyak menimbulkan dampak yang kurang menguntungkan bagi kehidupan manusia. Untuk mengatisipasi dampak negatif  dari perkembangan globalisasi tersebut manusia membutuhkan alat kontrol sebagai petunjuk dalam kehidupannya yang sarat oleh berbagai macam tantangan dan problematika. Alat kontrol tersebut tidak lain hanyalah suatu agama. Tanpa agama manusia tidak akan mampu mengendalikan segala bentuk persoalan yang muncul serta hantaman hawa nafsu dirinya yang dapat menjerumuskan pada kecelakaan diri, masyarakat bahkan alam sekitar kita.

            Berbagai bentuk perubahan sosial yang menyertai era globalisasi tersebut pada gilirannya mempengarui cara pandang manusia terhadap kehidupan. Pada era globalisasi nilai moral dan cara hidup berganti begitu cepat cepat menjadi tatanan baru. Tatanan itu semakin menjauhkan manusia dari kepastian moral dan nilai luhur yang telah dipegang teguh sebelumnya. Pada kontek kehidupan keagamaan manusia, perubahan sosial yang begitu keras, dramatis, telah menjadikan proses persoalan yang dihadapi agama.

            Era globalisasi juga telah membawa manusia pada kemajuan peradaban. Era ini ditandai dengan penemuan baru dan kemajuan di berbagai bidang. Secara praktis manusia dibuat  mudah oleh berbagai temuan modern, diantaranya menciptakan kemungkinan bagi perbaikan taraf kehidupan manusia,mengangkat penderitaan fisik dan meringankan beban berat kehidupan. Di era ini telah menghilangkan jurang pemisah atau tempat bagi semua umat manusia disegala penjuru dunia, dimana setiap individu dapat mengakses secara mudah perkembangan dan penemuan ilmu pengetahuan yang bergerak cepat seiring dengan laju perkembangan zaman. 

            Salah satu persoalan krusial sebagai dampak proses globalisasi yang terkait dengan kehidupan keagamaan adalah makin menepisnya ruang religiusitas dalam kontek kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan perkembangan pengetahuan menghadapkan kepada manusia yang beragama menjadi sebuah realitas akan kekuasaan manusia dimuka bumi ini. Hal yang sebelumnya dianggap sebagai misteri Tuhan, satu persatu telah jatuh ke tangan manusia melalui eksperimen yang mereka lakukan, maka tak aneh jika agamapun semakin pudar bahkan semakin kehilangan daya signifikansi dan peranannya ditengah kehidupan manusia.

            Dengan kenyataan yang seperti itu menunjukkan bahwa berdakwah  dan tantangan berdakwah bagi da,i maupun segenap insan yang ingin mengajak insan lain dalam keislaman serta dalam kebaikan akan semakin sulit.. Oleh karena itu  perkembangan dakwah dewasa ini dituntut harus sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan peradaban manusia agar dakwah Islam mampu mewarnai ke seluruh aspek kehidupan manusia. Di era globalisasi ini tentunya teknelogi dan informasi masih disinyalir akan terus berkembang dimasa akan datang, sudah pasti untuk menjawab tantangan tersebut, menjadi keharusan bagi juru dakwah untuk memanfaatkan segala bentuk teknologi yang ada untuk mempermudah pencapaian tujuan dan sasaran dakwah.

B.    Rumusan Masalah

1.     Apa pengertian Dakwah ?

2.     Seperti apa tantangan berdakwah di masa mendatang ?


 

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Dakwah

            Dakwah Islamiah adalah risalah terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai wahyu dari Allah dalam bentuk kitab yang tidak ada kebatilan di dalamnya, baik di depan atau di belakangnya, dengan kalam-Nya yang bernilai mukjizat, dan yang ditulis di dalam mushaf yang diriwayatkan dari Nabi SAW dengan sanad yang mutawatir, yang membacanya bernilai ibadah.[1]

            Arti dakwah dapat ditinjau dari segi etimologi (bahasa) dan terminologi (istilah), yaitu:

1.     Secara Etimologi

Ditinjau dari etimologi atau bahasa, kata dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da’a-yad’u-da’watan, artinya mengajak, menyeru, memanggil.

Samsul Munir Amin, menyebutkan bahwa dakwah artinya adalah memanggil (to call), mengundang (to invite), mengajak (to summon), menyeru (to propose), mendorong (to urge) dan memohon (to pray).[2]

2.     Secara Terminologi

Beberapa ahli mendefinisikan makna dakwah secara istilah di antaranya:

a.    Syekh Ali bin Shalih al-Mursyid yang dikutip Ali Aziz, dakwah adalah sistem yang berfungsi menjelaskan kebenaran, kebajikan, dan petunjuk (agama); sekaligus menguak berbagai kebatilan beserta media dan metodenya melalui sejumlah teknik, metode, dan media yang lain.[3]

b.   Anwar Masy’ari yang dikutip Ali Aziz, dakwah adalah proses penyelenggaraan suatu usaha atau aktivitas yang dilakukan dengan sadar dan sengaja berupa ajakan kepada orang lain untuk beriman dan menaati Allah, amar ma’ruf dan nahi munkar untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan yang diridhai Allah.[4]

c.    Syekh Ali Mahfuz yang dikutip Ilyas Ismail mengartikan dakwah dengan mengajak manusia kepada kebaikan dan petunjuk Allah SWT, menyeru mereka kepada kebiasaan yang baik dan melarang mereka dari kebiasaan buruk supaya mendapatkan keberuntungan di dunia dan akhirat.[5]

        Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa esensi dakwah merupakan aktivitas dan upaya untuk mengubah manusia, baik individu maupun masyarakat dari situasi yang tidak baik kepada situasi yang lebih baik dengan berbagai cara, metode, dan media.

B.    Tantangan Masa Depan[6]

1.     Dampak Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadap Dakwah

Era informasi ditandai oleh semakin banyaknya tenaga kerja, kian terarahnya pikiran ke dalam kegiatan yang berhubungan dengan teknologi informasi. Selain itu, era infomasi juga ditandai dengan semakin berperannya teknologi informasi dalam kegitan ekonomi, politik, ideologi dan budaya

Dampak yang ditimbulkannya adalah bahwa teknologi memberikan dampak yang baik bagi masyarakat, seperti dengan menggunakan televisi, komputer dan internet, maka dengan cepat dapat mengetahui perkembangan serta kejadian di Indonesia, bahkan seluruh duma. Akan tetapi kita harus menyadari sebab tidak sedikit pula dampak negatif yang ditimbulkannya. Hal tersebut dapat diamati dari penggunaan media elektronik seperti televisi dan internet melalui komputer dan lain sebagainya, yang justru merusak citra dan akhlak terutama dikalangan kawula muda bahkan merambah kepada anakanak, yaitu dengan disiarkannya tayangan-tayangan pornografi dan pornoaksi yang tidak sesuai dengan Islam.

Dalam menghadapi proses kemajuan dan perubahan zaman akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ialah kemampuan mengelola informasi. Sudah menjadi rahasia umum bahwa asas informasi dunia tak lagi mengenal batas wilayah, kesamaan kepentingan serta sistem sosial dan politik. Bahkan kendala jarak ruang telah diatasi oleh teknologi transportasi dan telekomunikasi, maka akses informasi telah menyebar dan beragam. Kini produk-produk teknologi boleh dikatakan lebih dominan dipakai untuk mengakses informasi.

2.     Tantangan Dakwah

Dalam perkembangannya, teknologi bukan saja dimanfaatkan untuk menciptakan kenyamanan agar manusia bisa hidup lebih senang dan tidak ditundukkan oleh kemauan-kemauan alam, akan tetapi pada kenyataannya perkembangan teknologi sebagaimana yang kita saksikan dewasa ini sudah sedemikian jauh, sehingga terasa adanya kecenderungan, bukan teknologi itu yang tunduk dan mengabdi pada manusia, melainkan manusialah yang mengikuti perkembangan teknologi yang telah lepas kendali.

Maka tidak berlebihan kalau Dr. Rollo May mengatakan bahwa abad ke-XX adalah abad kecemasan (the age of anxiety). Sedangkan kecemasan menurut Dr. F.W. Bawengan, bukan saja merupakan gejala psikologis an sich, melainkan merupakan penyakit yang menghinggapi manusia di abad modem ini. Selebihnya, kecemasan itu juga merupakan penyebab timbulnya berbagai penyakit yang dinamakan psychosomatik. Itulah sebabnya, di sela gemuruhnya mesin industri, banyak orang yang kebingungan, mencari ketenteraman untuk melarikan diri dari kecemasan yang mencekam, sementara itu merajalela pula kriminalitas dan bentrokan- bentrokan.

Budaya materialisme mendominasi hampir seluruh masyarakat dunia dewasa ini, termasuk masyarakat Timur yang religious. Tergusurnya nilai-nilai moral agama dm semakin hilangnya fungsi dari agama itu sendiri merupakan akibat lain dari budaya materialis yang melihat segala sesuatu melalui proses kalkulasi pengukuran dan kontrol. Disfungsi agama dalam kehidupan sosial masyarakat seiring dengan munculnya faham sekularisme tampak di mana-mana, langsung atau tidak langsung, disadari atau tidak disadari paham ini tentu mempengaruhi sikap, pola pikir dan cara pandang masyarakat, termasuk mereka yang telah menganut agama tertentu secara formal.

Di hampir semua negara, agama benar-benar hanya menempati posisi marginal dan amal disfungsional, termasuk dalam bidang sosial ekonomi, budaya, pendidikan, politik dan sebagainya. Mengganasnya alkoholisme dan morfinisme, seperti akstasi dan sebagainya, yang mematikan generasi masyarakat dan merajalelanya sadisme, pemerkosaan dan kriminalitas lainnya merupakan turunan dari eliminasi nilai-nilai moral keagamaan.

Dalam masyarakat industri yang mendewakan sains dan teknologi, dakwah menghadapi lawan yang tanggung, kecuali jika ilmu dan teknologi itu penuh dengan muatan agama dengan bobot yang tinggi, karena upaya untuk memberikan muatan agama terhadap sains dan teknologi itu, dengan sendirinya memerlukan manusia dengan kekuatan penalaran dan iman yang kokoh dalam jumlah yang besar. Namun harus dipahami bahwa di sinilah letaknya kelemahan pokok umat Islam Indonesia, yaitu rendahnya penguasaan terhadap ilmu dan teknologi. 

Di samping itu, masyarakat industri dan masyarakat informasi memerlukan padat modal, untuk membiayai berbagai produksi dalam semua bidang, termasuk media massa (pers, film, radio dan televisi). Dalam hal ini, umat Islam juga mengalami kelemahan yang parah. Karena mayoritas dari kalangan kita tergolong masih berada di bawah garis kemiskinan. Kemiskinan yang bersifat struktural itu telah membuahkan kelemahan dalam bidang pendidikan sehingga kemampuan profesional untuk menggunakan media massa dan teknologi canggih lainnya untuk berdakwah, juga mengalami nasib yang menyedihkan.

Inilah antara lain segi-segi yang kurang menguntungkan dari peradaban modem yang menjadi tantangan dakwah sekaligus tantangan kita kaum agamawan untuk kemudian mencari alternatif-alternatif pemecahannya. Tantangan-tantangan tersebut walaupun pada umumnya bersifat global, namun tetap relevan untuk dilihat dari prespektif dakwah Islam di masa kini dan di masa depan, sebab kita benar-benar telah memasuki era globalisasi dan transformasi informasi dengan berbagai trend dan dampak yang ditimbulkan-nya.


 

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

            Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya informasi tidak selamanya membuat kehidupan manusia semakin membahagiakan, ternyata ada segi-segi yang kurang menguntungkan akibat peradaban yang ditimbulkan seperti terhadap posisi agama yang merupakan tantangan dakwah antara lain seperti; terjadinya despritualisasi akibat faham dan budaya materialistis yang mendominasi kehidupan masyarakat, eliminasi nilai-nilai moral agama diganti dengan nilai moral dari ciptaan masyarakat.

                  Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong kemajuan masyarakat dari masyarakat industri ke masyarakat informasi. Bahkan menyebabkan kemudahan untuk mendapatkan informasi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Meskipun teknologi informasi dan komunikasi belum memberikan porsi yang lebih besar dalam pelaksanaan dakwah

            Tantangan dakwah Islamiyah pada hakekatnya adalah bagaimana mengajak manusia secara bijaksana mengabdi kepada Allah. Tantangan tersebut mempunyai dua sisi, secara internal memperbaiki keadaan umat Islam agar dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi dan industri, sedangkan eksternal dakwah menghadapi tantangan yang akan menghancurkan umat Islam melului media komunikasi yang semakin marak bermunculan.

DAFTAR PUSTAKA

‘Aziz, Jum’ah Amin Abdul. Fiqih Dakwah. Solo: Era Intermedia. 2000

Abd. Rahman p (dosen jurusan dakwah stain kendari) teknologi informasi Sebagai peluang dan tantangan dakwah Vol,6, No 2 November 2013.

Amin, Samsul Munir. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah. 2009.

Aziz, Moh. Ali. Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana. 2004.

Ismail, Ilyas & Prio Hotman. Filsafat Dakwah; Rekayasa Membangun Agama dan Peradaban Islam. Jakarta: Kencana. 2011.



       [1] Jum’ah Amin Abdul ‘Aziz, Fiqih Dakwah, (Solo: Era Intermedia, 2000), hlm.24.

       [2] Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), hlm. 1.

       [3] Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004), hlm. 11.

[4] Ibid, hlm. 14.

[5] A. Ilyas Ismail dan Prio Hotman, Filsafat Dakwah: Rekayasa Membangun Agama dan Peradaban Islam, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 28.

[6] Abd. Rahman p (dosen jurusan dakwah stain kendari) teknologi informasi Sebagai peluang dan tantangan dakwah Vol,6, No 2 November 2013.

 

.

 

 

Comments

Popular posts from this blog

SEJARAH KERAJAAN SAMBAS    1.ASAL MULA SAMBAS Kesultanan Sambas sebuah Negeri berpenduduk mayoritas Etnis Melayu,dengan luas 20.940 km² ,bandingkan dengan kesultanan Brunai (5.765 km²). Pada tahun 1915 Negeri Sambas berpenduduk 130.000 jiwa,yang terdiri dari berbagai etnis atau suku kaum : -Orang Eropa 100 jiwa -Suku Dayak 26.000 jiwa -Orang Arab dan Timur asing lainya 270 jiwa -Cina (tionghoa) 30.000 jiwa -Melayu Jawa dan Bugis 67.000 jiwa Pada tahun 1988  Sambas berpenduduk 895.900 jiwa,dan merupakan sebuah kabupaten dibawah kedaulatan NKRI. Pada masa pemerintahan Sultan Muhhammad Syafi’uddin I yang dinobatkan pada tanggal 10 Zulhijjah hari Senin tahun 1040 H(9 Juli 1631 M ).nama Sambas sudah dipergunakan dan telah dipergunakan jauh sebelum itu GAMBAR 1. GERBANG DEPAN ISTANA SAMBAS Di era kerajaan Majapahit dizaman kekuasaan Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada,kerajaan Sambas disebut sebut sebagai satu kerajaan di Borneo yang berada dibawah ke...

MAIN GULI

Istilah Dalam "Main Guli / Pal" Ini Mengingatkan Kita Akan Masa Lalu. Baca Istilah Dalam Main Guli Disini. Sambas Post- Istilah dalam permainan guli ini ditulis oleh Riecko Ananda ( pengguna facebook ). Seperti apa istilahnya, yuk kita simak. Check it out. Istilah dalam permainan kelereng ( Maing Pal/Maing Gulli ) dalam Bahasa Melayu Sambas. 1. Bah Pal/buah Pal atau Gulli ( kelereng/guli/gundu ). 2. Ninting/Nujju ( membidik kelereng lawan ). 3. Maccut/Simaccut ( membidik kelereng lawan dengan keras/kuat). 4. Nyumbat ( tepat pada sasaran ). 5. Ngintis ( bidikan mengenai sedikit sisi samping/atas kelereng lawan ). 6. Nginnal ( kelereng berputar ). 7. Tumbi' ( kelereng pada posisi teratas ). 8. Nguncang ( menempatkan posisi kelereng percis berdekatan dengan yang diinginkan ). 9. Efekkan ( jarak antara kelereng lawan hanya sejengkal ) 10. Kuccu' ( kebanggaan/kelereng yang menjadi kebanggan yang selalu dipakai dalam setiap permainan ). 11. Lansut ( membidik dengan keras...

makalah komunikasi lintas budaya

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang             Peristiwa-peristiwa perubahan kebudayaan selalu melanda semua bangsa dan negara di dunia, walaupun luas permasalahan dan tingkat permasalahan itu berbeda-beda             Secara umum  ada dua kekuatan   yang   menyebabkan timbulnya  perubahan sosial, hal yang pertama adalah kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal factor), seperti pergantian generasi dan berbagai penemuan dan rekayasa setempat.Hal kedua, adalah kekuatan dari luar masyarakat (external factor), seperti pengaruh kontak-kontak antar budaya (culture contact) secara langsung maupun  persebaran (unsur) kebudayaan serta perubahan lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat memacu perkembangan sosial dan kebudayaan masyarakat yang harus menata kembali kehidupan merekaSeberapa c...

makalah peta dakwah

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang                         Secara perlahan namun pasti, umat manusia menjalin hubungan mesra satu sama lain melalui perantaraan kecanggihan teknologi komunikasi. Sementara politik dan ekonomi secara kasat mata biasanya senantiasa mempertahankan berbagai ’jurang pertentangan’ di antara manusia. Inilah salah satu bentuk dari keajaiban peradaban kontemporer, dimana manusia dapat saling berbagi cerita dari ujung bumi yang satu ke ujung bumi lainnya dalam suatu hitungan sepersekian detik.                         Globalisasi menuntut pengintegrasian seluruh aspek kehidupan manusia di dunia, baik di bidang ekonomi, politik, social dan budaya. Globalisasi sejatinya adalah anak kandung dari kapitalisme. Kapit...

MAKALAH SEJARAH AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA

  PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah Agama di dunia ada bermacam-macam yang diturunkan oleh Tuhan sehingga orang bebas memilih mana yang di anut dan di yakininya dan di anggap paling benar, salah satunya adalah agama kong hu cu tetapi sebenarnya khonghucu bukan salah satu agama, tetapi filsafat. Tapi sebagian orang berpendapat bahwa kong hu cu adalah suatu agama. Diantaranya orang tionghoa mereka mempercayai bahwa kong hu cu adalah suatu agama. Ajaran Konfusianisme atau Kong Hu Cu (juga: Kong Fu Tze atau Konfusius ) dalam bahasa Tionghoa , istilah aslinya adalah Rujiao yang berarti agama dari orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi luhur. Khonghucu memang bukanlah pencipta agama ini melainkan dia hanya menyempurnakan agama yang sudah ada jauh sebelum kelahirannya seperti apa yang dia sabdakan: "Aku bukanlah pencipta melainkan Aku suka akan ajaran-ajaran kuno tersebut". Meskipun orang kadang mengira bahwa Khonghucu adalah merupakan suatu ...

psikologi dakwah

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang             Dalam masyarakat modern, kedudukan dan peran psikologi dapat dikatakan sebagai sarana efektif berhasil tidaknya tujuan yang diharapkan, baik secara individu maupun secara kelompok, sebab psikologi memberikan suatu petunjuk yang berdasarkan berbagai macam teori tentang bagaimana seharusnya manusia berbuat untuk dirinya ataupun untuk masyarakat.             Di samping itu, psikologi memberikan pula cara-cara bagaimana yang lebih tepat dalam pemecahan masalah-masalah kemanusiaan, baik ia sebagai individu atau sebagai kelompok masyarakat, begitu pula dapat diterapkan dalam masalah agama, khususnya sebagai acuan metodologi dakwah, merupakan suatu yang tidak dapat ditinggalkan.             Dari segi psikologi bahwa dakwah dalam prosesnya dipandang seb...

MAKALAH MEMAHAMI AUDIENS DALAM KOMUNIKASI MASSA

  MEMAHAMI AUDIENS DALAM KOMUNIKASI MASSA A. Latar Belakang Kata audiens menjadi mengemuka ketika diidentikan dengan “receivers” dalam model proses komunikasi massa (source, channel, message, receiver, effect) yang dikemukakan oleh Wilbur Schramm (1955). Audiens adalah sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, dan pemirsa berbagai media atau komponen beserta isinya, seperti pendengar radio atau penonton televisi. Dengan demikian Audiens dapat didefinisikan dalam beberapa aspek: aspek lokasi (seperti dalam kasus media lokal); aspek personal (seperti ketika media dicirikan dengan mengacu pada kelompok usia tertentu, jenis kelamin, keyakinan politik atau pendapatan); aspek jenis media yang dipakai (teknologi dan organisasi gabungan); aspek isi pesan (genre, materi pelajaran, gaya); aspek waktu ('primetime' dan ‘primetime’, penonton dan juga lama menonton). Sebelum media massa ada, audiens adalah sekumpulan penonton drama, permainan dan tontonan. Setelah ada kegiata...

MAKALAH OPINI PUBLIK DALAM BINGKAI PSIKOLOGI KOMUNIKASI

  OPINI PUBLIK DALAM BINGKAI PSIKOLOGI KOMUNIKASI A. Latar Belakang Opini adalah ekspresi atau pendapat seseorang atas suatu masalah yang bersifat kontroversial. Publik adalah kelompok yang tidak merupakan kesatuan,tetapi mereka melakukan interaksi secara tidak langsung melalui alat-alat komunikasi. Alat- alat komunikasi yang digunakan seperti,surat kabar,radio, televisi, ataupun pembicaraan-pembicaraan pribadi yang berantai, sehingga secara umum , opini publik dapat di artikan sebagai pendapat sekelompok orang tentang sesuatu hal yang bersifat kontroversial dan menyangkut kepentingan umum. Pembentukan opini publik sangatv bergantung pada proses komunikasi. Masyarakat memperoleh pengetahuan atau informasi tentang persoalan yang terjadi di masyarakat melalui proses komunikasi. B. Rumusan Masalah 1. Memahami pengertian opini publik ? 2. Memahami proses pembentukan opini publik 3. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi opini publik ?        ...

makalah retorika dakwah

Pengertian Da’i Secara Pribadi A.   Latar Belakang        Peran da’I sebagai tokoh masyarakat dalam pembangunan sangat penting, karena posisinya sebaga seorang “ opinion leader ” yaitu orang yang berpengaruh besar dalam mengambil keputusan. Pembangunan pada dasarnya adalah suatu proses yang bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dalam hal ini adalah kesejahteraan untuk individu maupun kelompok.        Dalam lingkungan masyarakat, dibutuhkan peran da‘i   atau tokoh informal yang harus berperan untuk merangkul dan memberikan pemahaman keagamaan terhadap perubahan social masyarakat di desa tersebut. Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang Peran Da‘I Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat.        Keberhasilan dakwah akan sangat bergantung kepada bagaimana da’i tersebut berdakwah. Tidak hanya penguasaan materi yang diluar kep...