BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan Islam sebagai agama
besar tidak lepas dari peran penting penyelenggaraan dakwah. Tidak berlebihan
jika agama Islam dimasukkan dalam tipologi agama misionaris, yakni agama yang
dikembangkan dengan proses dakwah.
Untuk mentransformasikan
nilai-nilai agama menjadi prilaku keseharian umat manusia maka diperlukanlah
dakwah. Dakwah dan masyarakat merupakan dua variabel yang memiliki hubungan
timbal balik. Disatu sisi dakwah Islam dapat mengubah persepsi, sikap dan tindakan
setiap anggota masyarakat sesuai dengan nilai-nilai Islam. Disisi lain
masyarakat mempengaruhi orientasi dakwah yang bisa melonggarkan religius bagi
masyarakat.
Sudah menjadi keharusan bahwa
setiap muslim mempunyai tugas dan kewajiban mulia untuk menyampaikan dakwah
kepada orang lain, sesuai dengan pengertian dakwah itu sendiri ialah mendorong
atau mengajak manusia dengan hikmah untuk melakukan kebajikan, kebaikan serta
mengkuti petunjuk Allah SWT dan RasulNya. Menyuruh mereka berbuat baik serta
melarang mereka melakukan perbuatan munkar agar memperoleh kesejahteraan dan
kebahagiaan dunia akhirat.
Dakwah
juga dijabarkan sebagai gerakan pembebasan dari berbagai bentuk eksploitasi
penindasan dan ketidakadilan dalam semua aspek kehidupan. Dari sanalah kemudian
terbentuk masyarakat yang memiliki kecanggihan transformasi dan kapasitas
politik modern di masanya. Untuk itu, dalam rangka melahirkan masyarakat
humanis dimana masyarakat berperan sebagai subyek dan bukan objek, dibutuhkan
munculnya da’i partisipatif yang mampu memfasilitasi masyarakat untuk memahami
berbagai masalah, menyatakan pendapat, merencanakan prospek ke depan, dan
mengevaluasi transformasi global yang kita kehendaki dan akhirnya masyarakat
yang menikmati hasilnya. Karakteristik dakwah tersebut ditandai hubungan yang
terbuka dan saling menghargai antara dai dan masyarakat. Isu sentralnya adalah
masyarakat dan pengalaman mereka, bukan da’i dan persepsinya. Materi dakwah
yang disodorkan dari luar kepada masyarakat untuk diinternalisasikan Dari
situlah masyarakat didorong untuk memiliki kesadaran kritis memandang kehidupan
serta memperbaiki keadaan.
Pada
saat sekarang dan diprediksi juga dimasa akan datang sudah sangat terlihat Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan bagi masyarakat, baik di
dalam cara berpikir, sikap maupun tingkah laku. Dari satu sisi kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi telah membuat manusia lebih sempurna dalam menguasai,
mengolah dan melestarikan alam untuk kepentingan dan kesejahtraan hidup
manusia. Namun dari sisi lain kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah
merusak dan meracuni sisi mental dan moral segenap insan, dari generasi muda
hingga tua yang begitu mudah mengakses berbagai hal, diantaranya pornografi dan
porno aksi.
Kemajuan
teknologi dan ilmu pengetahuan di era globalisasi disatu sisi membawa perubahan dan keuntungan besar dan
luar biasa. Akan tetapi disisi lain perkembangan itu telah banyak menimbulkan
dampak yang kurang menguntungkan bagi kehidupan manusia. Untuk mengatisipasi
dampak negatif dari perkembangan
globalisasi tersebut manusia membutuhkan alat kontrol sebagai petunjuk dalam
kehidupannya yang sarat oleh berbagai macam tantangan dan problematika. Alat
kontrol tersebut tidak lain hanyalah suatu agama. Tanpa agama manusia tidak
akan mampu mengendalikan segala bentuk persoalan yang muncul serta hantaman
hawa nafsu dirinya yang dapat menjerumuskan pada kecelakaan diri, masyarakat
bahkan alam sekitar kita.
Berbagai
bentuk perubahan sosial yang menyertai era globalisasi tersebut pada gilirannya
mempengarui cara pandang manusia terhadap kehidupan. Pada era globalisasi nilai
moral dan cara hidup berganti begitu cepat cepat menjadi tatanan baru. Tatanan
itu semakin menjauhkan manusia dari kepastian moral dan nilai luhur yang telah
dipegang teguh sebelumnya. Pada kontek kehidupan keagamaan manusia, perubahan
sosial yang begitu keras, dramatis, telah menjadikan proses persoalan yang
dihadapi agama.
Era
globalisasi juga telah membawa manusia pada kemajuan peradaban. Era ini
ditandai dengan penemuan baru dan kemajuan di berbagai bidang. Secara praktis
manusia dibuat mudah oleh berbagai
temuan modern, diantaranya menciptakan kemungkinan bagi perbaikan taraf
kehidupan manusia,mengangkat penderitaan fisik dan meringankan beban berat
kehidupan. Di era ini telah menghilangkan jurang pemisah atau tempat bagi semua
umat manusia disegala penjuru dunia, dimana setiap individu dapat mengakses
secara mudah perkembangan dan penemuan ilmu pengetahuan yang bergerak cepat
seiring dengan laju perkembangan zaman.
Salah
satu persoalan krusial sebagai dampak proses globalisasi yang terkait dengan
kehidupan keagamaan adalah makin menepisnya ruang religiusitas dalam kontek
kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan perkembangan pengetahuan
menghadapkan kepada manusia yang beragama menjadi sebuah realitas akan
kekuasaan manusia dimuka bumi ini. Hal yang sebelumnya dianggap sebagai misteri
Tuhan, satu persatu telah jatuh ke tangan manusia melalui eksperimen yang
mereka lakukan, maka tak aneh jika agamapun semakin pudar bahkan semakin
kehilangan daya signifikansi dan peranannya ditengah kehidupan manusia.
Dengan
kenyataan yang seperti itu menunjukkan bahwa berdakwah dan tantangan berdakwah bagi da,i maupun
segenap insan yang ingin mengajak insan lain dalam keislaman serta dalam
kebaikan akan semakin sulit.. Oleh karena itu
perkembangan dakwah dewasa ini dituntut harus sejalan dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi dan peradaban manusia agar dakwah Islam mampu
mewarnai ke seluruh aspek kehidupan manusia. Di era globalisasi ini tentunya
teknelogi dan informasi masih disinyalir akan terus berkembang dimasa akan
datang, sudah pasti untuk menjawab tantangan tersebut, menjadi keharusan bagi
juru dakwah untuk memanfaatkan segala bentuk teknologi yang ada untuk
mempermudah pencapaian tujuan dan sasaran dakwah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Dakwah ?
2. Seperti apa tantangan berdakwah di masa
mendatang ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dakwah
Dakwah Islamiah adalah risalah
terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai wahyu dari Allah
dalam bentuk kitab yang tidak ada kebatilan di dalamnya, baik di depan atau di
belakangnya, dengan kalam-Nya yang bernilai mukjizat, dan yang ditulis di dalam
mushaf yang diriwayatkan dari Nabi SAW dengan sanad yang mutawatir, yang
membacanya bernilai ibadah.[1]
Arti dakwah
dapat ditinjau dari segi etimologi (bahasa) dan terminologi (istilah), yaitu:
1.
Secara Etimologi
Ditinjau dari etimologi atau bahasa, kata dakwah berasal dari
bahasa Arab, yaitu da’a-yad’u-da’watan,
artinya mengajak, menyeru, memanggil.
Samsul Munir Amin, menyebutkan bahwa dakwah artinya adalah
memanggil (to call), mengundang (to invite), mengajak (to
summon), menyeru (to propose),
mendorong (to urge) dan memohon (to pray).[2]
2. Secara Terminologi
Beberapa ahli mendefinisikan makna dakwah secara istilah di
antaranya:
a.
Syekh Ali bin Shalih al-Mursyid yang dikutip Ali Aziz, dakwah
adalah sistem yang berfungsi menjelaskan kebenaran, kebajikan, dan petunjuk
(agama); sekaligus menguak berbagai kebatilan beserta media dan metodenya
melalui sejumlah teknik, metode, dan media yang lain.[3]
b.
Anwar Masy’ari yang dikutip Ali Aziz, dakwah adalah proses
penyelenggaraan suatu usaha atau aktivitas yang dilakukan dengan sadar dan
sengaja berupa ajakan kepada orang lain untuk beriman dan menaati Allah, amar ma’ruf dan nahi munkar untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan yang
diridhai Allah.[4]
c.
Syekh Ali Mahfuz yang dikutip Ilyas Ismail mengartikan dakwah
dengan mengajak manusia kepada kebaikan dan petunjuk Allah SWT, menyeru mereka
kepada kebiasaan yang baik dan melarang mereka dari kebiasaan buruk supaya
mendapatkan keberuntungan di dunia dan akhirat.[5]
Dari beberapa
uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa esensi dakwah merupakan aktivitas
dan upaya untuk mengubah manusia, baik individu maupun masyarakat dari situasi
yang tidak baik kepada situasi yang lebih baik dengan berbagai cara, metode,
dan media.
B. Tantangan Masa Depan[6]
1. Dampak Teknologi Informasi dan Komunikasi
terhadap Dakwah
Era
informasi ditandai oleh semakin banyaknya tenaga kerja, kian terarahnya pikiran
ke dalam kegiatan yang berhubungan dengan teknologi informasi. Selain itu, era
infomasi juga ditandai dengan semakin berperannya teknologi informasi dalam
kegitan ekonomi, politik, ideologi dan budaya
Dampak
yang ditimbulkannya adalah bahwa teknologi memberikan dampak yang baik bagi
masyarakat, seperti dengan menggunakan televisi, komputer dan internet, maka
dengan cepat dapat mengetahui perkembangan serta kejadian di Indonesia, bahkan
seluruh duma. Akan tetapi kita harus menyadari sebab tidak sedikit pula dampak
negatif yang ditimbulkannya. Hal tersebut dapat diamati dari penggunaan media
elektronik seperti televisi dan internet melalui komputer dan lain sebagainya,
yang justru merusak citra dan akhlak terutama dikalangan kawula muda bahkan
merambah kepada anakanak, yaitu dengan disiarkannya tayangan-tayangan
pornografi dan pornoaksi yang tidak sesuai dengan Islam.
Dalam
menghadapi proses kemajuan dan perubahan zaman akibat kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi ialah kemampuan mengelola informasi. Sudah menjadi rahasia umum
bahwa asas informasi dunia tak lagi mengenal batas wilayah, kesamaan
kepentingan serta sistem sosial dan politik. Bahkan kendala jarak ruang telah
diatasi oleh teknologi transportasi dan telekomunikasi, maka akses informasi
telah menyebar dan beragam. Kini produk-produk teknologi boleh dikatakan lebih
dominan dipakai untuk mengakses informasi.
2. Tantangan Dakwah
Dalam
perkembangannya, teknologi bukan saja dimanfaatkan untuk menciptakan kenyamanan
agar manusia bisa hidup lebih senang dan tidak ditundukkan oleh kemauan-kemauan
alam, akan tetapi pada kenyataannya perkembangan teknologi sebagaimana yang
kita saksikan dewasa ini sudah sedemikian jauh, sehingga terasa adanya
kecenderungan, bukan teknologi itu yang tunduk dan mengabdi pada manusia,
melainkan manusialah yang mengikuti perkembangan teknologi yang telah lepas
kendali.
Maka
tidak berlebihan kalau Dr. Rollo May mengatakan bahwa abad ke-XX adalah abad
kecemasan (the age of anxiety).
Sedangkan kecemasan menurut Dr. F.W. Bawengan, bukan saja merupakan gejala
psikologis an sich, melainkan
merupakan penyakit yang menghinggapi manusia di abad modem ini. Selebihnya,
kecemasan itu juga merupakan penyebab timbulnya berbagai penyakit yang
dinamakan psychosomatik. Itulah
sebabnya, di sela gemuruhnya mesin industri, banyak orang yang kebingungan,
mencari ketenteraman untuk melarikan diri dari kecemasan yang mencekam,
sementara itu merajalela pula kriminalitas dan bentrokan- bentrokan.
Budaya
materialisme mendominasi hampir seluruh masyarakat dunia dewasa ini, termasuk
masyarakat Timur yang religious. Tergusurnya nilai-nilai moral agama dm semakin
hilangnya fungsi dari agama itu sendiri merupakan akibat lain dari budaya
materialis yang melihat segala sesuatu melalui proses kalkulasi pengukuran dan
kontrol. Disfungsi agama dalam kehidupan sosial masyarakat seiring dengan
munculnya faham sekularisme tampak di mana-mana, langsung atau tidak langsung,
disadari atau tidak disadari paham ini tentu mempengaruhi sikap, pola pikir dan
cara pandang masyarakat, termasuk mereka yang telah menganut agama tertentu
secara formal.
Di
hampir semua negara, agama benar-benar hanya menempati posisi marginal dan amal
disfungsional, termasuk dalam bidang sosial ekonomi, budaya, pendidikan,
politik dan sebagainya. Mengganasnya alkoholisme dan morfinisme, seperti
akstasi dan sebagainya, yang mematikan generasi masyarakat dan merajalelanya
sadisme, pemerkosaan dan kriminalitas lainnya merupakan turunan dari eliminasi
nilai-nilai moral keagamaan.
Dalam
masyarakat industri yang mendewakan sains dan teknologi, dakwah menghadapi
lawan yang tanggung, kecuali jika ilmu dan teknologi itu penuh dengan muatan
agama dengan bobot yang tinggi, karena upaya untuk memberikan muatan agama
terhadap sains dan teknologi itu, dengan sendirinya memerlukan manusia dengan
kekuatan penalaran dan iman yang kokoh dalam jumlah yang besar. Namun harus
dipahami bahwa di sinilah letaknya kelemahan pokok umat Islam Indonesia, yaitu
rendahnya penguasaan terhadap ilmu dan teknologi.
Di
samping itu, masyarakat industri dan masyarakat informasi memerlukan padat
modal, untuk membiayai berbagai produksi dalam semua bidang, termasuk media
massa (pers, film, radio dan televisi). Dalam hal ini, umat Islam juga
mengalami kelemahan yang parah. Karena mayoritas dari kalangan kita tergolong
masih berada di bawah garis kemiskinan. Kemiskinan yang bersifat struktural itu
telah membuahkan kelemahan dalam bidang pendidikan sehingga kemampuan
profesional untuk menggunakan media massa dan teknologi canggih lainnya untuk
berdakwah, juga mengalami nasib yang menyedihkan.
Inilah
antara lain segi-segi yang kurang menguntungkan dari peradaban modem yang
menjadi tantangan dakwah sekaligus tantangan kita kaum agamawan untuk kemudian
mencari alternatif-alternatif pemecahannya. Tantangan-tantangan tersebut
walaupun pada umumnya bersifat global, namun tetap relevan untuk dilihat dari
prespektif dakwah Islam di masa kini dan di masa depan, sebab kita benar-benar
telah memasuki era globalisasi dan transformasi informasi dengan berbagai trend
dan dampak yang ditimbulkan-nya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
khususnya informasi tidak selamanya membuat kehidupan manusia semakin
membahagiakan, ternyata ada segi-segi yang kurang menguntungkan akibat
peradaban yang ditimbulkan seperti terhadap posisi agama yang merupakan
tantangan dakwah antara lain seperti; terjadinya despritualisasi akibat faham
dan budaya materialistis yang mendominasi kehidupan masyarakat, eliminasi
nilai-nilai moral agama diganti dengan nilai moral dari ciptaan masyarakat.
Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi mendorong kemajuan masyarakat dari masyarakat industri ke
masyarakat informasi. Bahkan menyebabkan kemudahan untuk mendapatkan informasi
yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Meskipun teknologi informasi dan komunikasi
belum memberikan porsi yang lebih besar dalam pelaksanaan dakwah
Tantangan dakwah Islamiyah pada
hakekatnya adalah bagaimana mengajak manusia secara bijaksana mengabdi kepada
Allah. Tantangan tersebut mempunyai dua sisi, secara internal memperbaiki
keadaan umat Islam agar dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi
dan industri, sedangkan eksternal dakwah menghadapi tantangan yang akan
menghancurkan umat Islam melului media komunikasi yang semakin marak
bermunculan.
DAFTAR PUSTAKA
‘Aziz, Jum’ah Amin Abdul. Fiqih Dakwah. Solo: Era Intermedia. 2000
Abd. Rahman p (dosen jurusan dakwah
stain kendari) teknologi informasi Sebagai peluang dan tantangan dakwah
Vol,6, No 2 November 2013.
Amin, Samsul Munir. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah. 2009.
Aziz, Moh. Ali. Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana. 2004.
Ismail, Ilyas & Prio Hotman. Filsafat Dakwah; Rekayasa Membangun Agama
dan Peradaban Islam. Jakarta: Kencana. 2011.
Comments
Post a Comment