Skip to main content

MAKALAH TENTANG KAJIAN PERGERAKAN DAKWAH

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Usaha untuk menyebarluaskan Islam di tengah-tengah kehidupan umat manusia adalah usaha dakwah, yang dalam keadaan bagaimanapun dan dimanapun harus dilaksanakan oleh umat islam. Penyelenggaraan usaha dakwah islam pada masa depan akan semakin bertambah berat. Hal ini disebabkan karena masalah-masalah yang dihadapi oleh dakwah semakin berkembang.

Penyelenggaraan dakwah akan dapat berjalan secara efektif dan efesien, apabila terlebih dulu dapat mengidentifikasi dan mengantisipasi masalah-masalah yang akan dihadapi.  Kemampuan untuk mengidentifikasi masalah, kemudian menyusun rencana yang tepat, mengatur dan mengorganisir para pelaksana dakwah dalam kesatuan- kesatuan tertentu, selanjutnya mengerahkan dan menggerakkannya pada tujuan yang dikehendaki, begitu pula kemampuan untuk mengawasi.

Secara global, makalah ini membahas tentang penggerakan dakwah yang merupakan sebuah fungsi penting dalam management dakwah. Dalam makalah yang singkat ini, tentu terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Kritik dan saran yang membangun selalu dinantikan oleh penulis.

B.    Rumusan Masalah

Rumusan makalah ini secara umum membahas tentang judul “Kajian tentang Pergerakan Dakwah ”, secara khususnya makalah ini di batasi, antara lain:

1.     Apa yang dimaksud pergerakan dakwah ?

2.     Seperti apakah cara menjalin hubungan ?

3.     Apa itu penyelengaraan komunikasi ?

C.    Tujuan Masalah

1.     Mengetahui apa itu pergerakan dakwah

2.     Agar mampu memahami cara menjalin hubungan

3.     Untuk mengetahui dan memahami penyelengaraan komunikasi

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pergerakan Dakwah

Penggerakan adalah suatu usaha membujuk orang lain untuk melaksanakan tugas-tugas dalam rangka mencapai tujuan suatu organisasi. Penggerakan juga dapat didefinisikan sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerjasama dengan sebaik mungkin  demi tercapainya tujuan organisasi dengan efektif, efisien, dan ekonomis[1]. Penggerakan diarahkan untuk merangsang anggota-anggota kelompok untuk melaksanakan tugas-tugas secara antusias dan penuh semangat sebagai wujud dari kemauan yang baik .Penggerakan dakwah merupakan fungsi manajemen yang paling strategis, karena penggerakan dakwah merupakan inti dari pelaksanaan manajemen dakwah.

Jadi, penggerakan dakwah adalah suatu proses pemberian motivasi, pengarahan dan bimbingan kepada para pelaksana dakwah, penggerakan komunikasi dan organisasi serta penerapan dan pengembangan kepemimpinan dakwah.[2]

B.    Menjalin Hubungan

Dalam sebuah organisasi dibutuhkan sebuah keharmonisan antara pemimpin dan pelaksana. Untuk menjamin terwujudnya harmonisasi dan sinkronisasi dalam usaha-usaha da’wah, diperlukan adanya penjalinan hubungan atau koordinasi untuk mencegah terjadinya kekacauan, kekembaran, kekosongan, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu dalam rangka pencapaian sasaran dakwah dibutuhkan kesadaran bagi semua komponen dalam organisasi.

Organisasi dakwah merupakan sebuah organisasi yang berbentuk sebuah tim atau kelompok (dua individu atau lebih yang berinteraksi dan salaing bertergantuangan untuk mencapai sasaran tertentu), di mana semua kegiatannya akan bersentuhan langsung dengan para anggotanya. Definisi dari sebuah tim adalah sebagai dua orang atau lebih yang berteraksi dan salaing memengaruhi kea rah tujuan bersama. Untuk itu  diperlukan sebuah  jalinan hubungan yang harmonis antara semua elemen yang terkait dalam aktivitas dakwah.

Sebuah tim merupakan kelompok orang yang memiliki tujuan yang sama. Akan tetapi tidak sekumpulan orang dapat dikaitkan tim, untuk dapat dianggap sebuah tim, maka sekumpulan orang tersebut harus memiliki karakteristik sebagai berikut:[3]

1.     Ada berbagai geseakatan terhadap misi tim. Agar suatu kelompok dianggap sebagai tim yang dapat bekerja dengan efektif, maka semua anggotanya harus memahami dan menyepakati misinya.

2.     Semua anggota harus menaati peraturan tim yang berlaku. Suatu tim harus mempunyai peraturan yang berlaku, sehingga dapat membentuk kerangka usaha pencapaian misi dan ketaatan terhadap peraturan yang berlaku.

3.     Ada pembagian tanggagung jawab dan wewengang yang adil. Keberadaan sebuah tim tidak menediadakan sturuktur dan wewenang. Sebuah tim dapat berjalan dengan baik apabila tanggung jawab dan wewenang dibagi, dan setiap anggota diperlakukan secara adil.

4.     Orang yang beradaptasi terhadap hubungan. Oleh karena itu, anggota tim harus daat beradaptasi trhadap perubahan yang positif.

Secara tradisional, tim dalam sebuah organisasi di bagi menjadi dua bagian yang miliki karakteristik tersendiri, yaitu sebuah tim yang bekerja secara formal dan sebuah tim yang bekerja secara informal.

Secara mendasar terdapat beberapa alasan mengapa diperlukan sebuah hubungan antarkelompok, yaitu:[4]

1.     Keamanan. Dengan bergabung dalam suatu kelompok, individu dapat menugurangi rasa kecemasan, akan merasa lebih kuat-perasaan ragu akan terkurangi, dan akan lebih tahan terdapat ancaman bila mereka merupakan bagian dari sebuah kelompok.

2.     Status. Termasuk dalam hubungan kelompok yang di pandang penting oleh orang lain memberikan seuah perasaan berharga yang mengikat pada anggota-anggota kelompok itu sendiri.

3.     Pertalian. Hubungan tersebut dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial dengan interkasi yang teratur yang mengiringi hubungan tersebut.

4.     Kekuasaan. Apa yang tidak dapat diperoleh secara individual sering  menjadi  mungkin lewat tim, ada kekutan dengan sebuah tim.

5.     Prestasi baik. Ketika diperlakukan lebih dari satu orang untuk mencapai suatu tugas tertentu, maka ada kebutuhan untuk mengumpulkan bakat, pengetahuan, atau kekuatan agar sesuatu pekerjaan dapat terselesaikan, sehingga dalam kepentingan sebuah manajemen akan menggunakan suatu tim formal.

Tim formal adalah suatu kelompok kerja yang ditandai dengan didefinisikan oleh stuktur organisasi yang dibentuk secara sengaja oleh pemimpin dan diberi tanggung jawab untuk melakukan tugas tertentu guna membantu organisasi mencapai tujuan. Dalam kelompok ini yang paling menonjol adalah tim komando yang di dalamnya termasuk seorang pimimpin dan semua anggota yang bertanggung jawab penuh terhadap pemimpin tersebut.

Sedangkan tim informal adalah suatu kelompok yang tidak terstruktur secara formal atau ditetapkan secara organisatoris; muncul sebagai tanggapan dalam terhadap kebutuhan akan kontak sosial. Pada dasarnya sebuah kelompok dalam organisasi yang terbentuk secara tersendiri akan memiliki fungsi sebagai penyambung hubungan yang harmonis antara sesama anggota organisasi tersebut. Fungsi dari terbentuknya sautu tim secara tidak langsung dalam organisasi dakwah adalah:

1.     Dapat mempertahankan dan memperkuat norma atau etika tingka laku yang diharapkan dan nilai-nilai yang dimliki bersama oleh para anggotanya.

2.     Memberikan sebuah kepuasan, status, serta kenyamanan sosial oleh para anggotanya.

3.     Membantu kelompok organisasi dalam menjalin komunikasi. Dari sinilah para anggota dapat belajar secara informal mengenai hal-hal yang memengaruhi kerja dakwah dengan mengembangkan sarana informasi secara informal mereka sendiri sebagai nilai plus pada saluran yang lebih formal. Pada kelompok informal juga dapat di manfaatkan oleh pemimpin dakwah untuk menyampaikan informasi secara tidak resmi, sehingga apa yang di inginkan dapat dikomunikasikan secara rileks.

4.     Dari kelompok ini diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan organisasi. Para anggota organisasi dapat mengoreksi hasil kerja memberikan masukan sesama anggota dalam lingkungan yang lebih kondusif dalam usaha  perbaikan bersama.

Namun pada dasarnya tim yang bersifat formal maupu  informal dalam sebuah organisasi dimaksudkan agar terjadi sebuah kekompakan dan keharmonisan dalam menjalankan tugas-tugas organisasi. Karena sebuah kerjasama yang solid sangat pentng dalam organisasi dakwah untuk mencapai sasaran dan menyusun sebuah strategi dalam menghadapi sebuah tantangan. Dalam kaitan ini, seorang pemimpin dakwah harus mampu menciptakan sebuah lingkungan yang kondusif di antara semua anggota organisasi.

Ada beberapa cara untuk menciptakan sebuah lingkungan tersebut, yaitu:

1.     Meningkatkan ketertarikan pribadi. Orang akan cenderung bergabung dan bekerja dengan tim yang anggotanya mereka kenal dan memiliki karisma. Dengan demikian, seorang manejer dakwah harus mampu mengembagkan dan menarik simpati dengan nilai-nilai tertentu yang cenderung memiliki sebuah kesamaan, yang kemudian bisa dikembangkan dalam sebuah pelatihan, seminar, dan sebuah kebijakan yang mendorong kebanggaan dalam mencapai sasaran organisasi bersama, yaitu dengan menciptakan sebuah iklim yang kondisif atau nyaman di antara sesama anggota organisasi tersebut.

2.     Meningkatkan interkasi. Walaupun pada realitanya manusia jarang menyukai semua orang yang bekerja sama dengannya, namun dengan meningkatnya interaksi, maka diharapkan dapat memperbaiki sebuah persahabatan dan komunikasi yang baik.

3.      Menciptakan sebuah tujuan bersama dan rasa seperjuangan.

Menurut Richardo Guzzo dan Grogory Shea bahwa; efektifitas sebuah kelompok dalam sebuah organisasi merupakan suatu fungsi dari tiga variabel, yaitu:

a.     Interdependesi tugas, yaitu sejauh mana pekerjaan kelompok menurut para anggotanya untuk saling berinteraksi.

b.     Rasa potensi, yaitu sebuah keyakinan kolektif dari suatu kelompok bahwa kelompok itu bisa efektif dan akan maju.

c.     Interdependensi hasil, yaitu beberapa dari pekerjaan suatu kelompok yang memiliki konsekuensi yang dirasakan oleh para anggotanya.

Untuk menciptakan sebuah kerja sama yang solid untuk organisasi atau lembaga dakwah, maka dituntut sebuah kecerdasan dan kerja sama yang baik oleh para pemimpin dakwah. Dalam hal ini pemimpin dakwah harus mampu memberikan seperangkat tujuan dakwah yang memungkinkan untuk dapat dicapai, juga dapat dijadikan tujuan untuk ke masa depan. Oleh karena itu, para anggota atau kelompok harus diberikan sebuah fleksibilitas dalam mengatur tindakan mereka sendiri.

Di samping itu, para anggota harus memiliki sebuah keoptimisan, bahwa ia mampu melakukan tugas-tugas yang telah ditentukan dengan sebuah usaha kerja sama yang baik. Beapa tidak, dalam sebuah organisasi kadang-kadang sebuah tim tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan, dan salah satu faktor utamanya adalah manusia yang bekerja dalam tim tersebut. Untuk itu harus diperhatikan oleh para pemimpin tentang aspek penghambat kesuksesan kerja sama tim. Di antara aspek penghambat tersebut meliputi;

a.     Identitas pribadi anggota tim;

b.     Hububungan anggota tim; dan

c.     Identitas tim dalam organisasi.

C.    Penyelengaraan Komunikasi

Dalam proses kelancaran dakwah komunikasi, yakni suatu proses yang digunakan oleh manusia dalam usaha membagi arti lewat transmisi pesan simbolis merupakan hal yang sangat penting. Karena tanpa komunikasi yang efektif antara pemimpin dengan pelaksana dakwah, maka pola hubungan dalam sebuah organisasi dakwah akan mandek. Dari sinilah kerangka acuan dakwah akan mandek, sebab komunikasi akan memengaruhi seluruh sendi organisasi dakwah. Dari sinilah kerangka acuan dakwah, yaitu untuk menciptakan sebuah opini yang sebagian besar diperoleh dari informasi melalui komunikasi.

Dalam proses komunikasi ini akan terjadi sebuah proses yang melibatkan orang, yang mencoba memahami cara manusia saling berhubungan.

Kinerja komunikasi sangat penting dalam sebuah organisasi termasuk organisasi dakwah. Adapun manfaat dari penyelenggaraan komunikasi sebagai sarana yang efektif dalam sebuah organisasi adalah:

1.     Komunikasi dapat menempatkan orang-orang pada tempat  yang seharusnya;

2.     Komunikasi menempatkan orang-orang  untuk terlibat dalam organisasi, yaitu dengan meningkatkan motivasi untuk menghasilkan kinerja yang baik dan meningkatkan komitmen terhadap organisasi;

3.     Komunikasi menghasilkan hubungan dan pengertian yang lebih baik antara atasan dan bawahan, mitra, orang-orang di luar organisasi dan di dalam organisasi; dan

4.     Menolong orang-orang untuk mengerti perubahan.

Dalam  aktivitas dakwah, komunikasi yang efektif dan efisien dapat dimanfaatkan untuk memengaruhi tindakan manusia (mad’u) ke arah yang diharapkan.

Paling tidak, ada dua alasan mengapa diperlukan sebuah komunikasi  yang efektif para pemimpin dakwah terhadap para anggotanya, yaitu:

1.     Komunkasi akan menyediakan sebuah chanel umum dalam proses manajemen, yaitu dalam merencanakan, mengorganisasikan pemimpin, serta mengendalikan. Pemimpin dakwah dapat mengembangkan sebuah rencana dan strategi dakwah yang baik kepada anggotanya dalam sebuah organisasi dalam mendistribusikan wewenang dan pekerjaan dengan memastikan bahwa kewajiban tersebut menumbuhkan sebuah motivasi yang kemudian diaktifkan lewat kegiatan dakwah secara sistematis.

2.     Keterampilan komunikasi yang efektif dapat membuat para pemimpin dakwah menggunakan berbagai keterampilan serta bakat yang dimilikinya dalam dunia organisasi. Terlebih aktivitas dakwah sangat diperlukan dalam akses komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Semakin baik komunikasi yang dilakukan oleh seorang manajer dakwah atau seorang da’i sendiri, maka akan semakin baik pula job performance dan hasil pekerjaan mereka. Dalam proses organisasi ternyata hampir separuh pekerjaan dari pemimpin dakwah adalah untuk berkomunkasi, baik dalam proses presentatasi rencana, memberikan arahan,serta menyampaikan informasi. Komunikasi yang berimbang dalam kegiatan manajemen akan dapat menyalurkan dan mempertukarkan informasi di antara semua pihak yang terlibat dalam proses manajemen. Dalam proses aktivitas dakwah komunikasi yang berimbang akan lebih mudah untuk diterima dalam proses empati dan disebarluaskan kepada para anggota masyarakat lainnya.

Menurut Minzeberg ada tiga komponen peran komunikasi dalam manajerial, yaitu:[5]

1.     Dalam peran antarpribadi mereka, pemimpin brtindak sebagai tokoh dari unit organisasi, berinteraksi dengan karyawan, pelanggangan, dan rekan sejawat dalam organisasi.

2.     Dalam peran informasi mereka, manajer mencari informasi dari rekan sejawat karyawan dan kontak pribadi yang lain mengenai sesuatu yang mungkin memengaruhi pekerjaan dan tanggung jawab mereka. Sementara pada waktu yang lain untuk menyebarkan informasi yang penting serta menarik.

3.     Dalam peran mengambil keputusan mereka, manajer mengimplementasikan proyek baru, menangani gangguan, dan mengalokasikan sumber daya kepada anggota unit dan departemen. Beberapa dari keputusan yang dibuat oleh manajer dapat dilakukan sendiri, tetapi itu berdasarkan informasi yang dikomunikasikan kepadanya. Manajer pada gilirannya harus menyampaikan keputusan tadi pada orang lain.                                  

Walaupun demikian, ada kendala-kendala yang harus diperhatkan oleh organisasi atau lembaga dakwah dalam permanfaatan komunikasi. Karena itu harus melihat, bahwa apa yang terjadi pada masyarakat (mad’u) cenderung akan lebih selektif, lebih aktif, kritis dalam menerima pesan-pesan yang akan diajukan kepadanya. Karena masyarakat tidak lagi terus menjadi sasaran objek, tetapi akan menjadi mitra, setara dengan komunikator. Oleh karenanya, komunikator harus menyadari bahwa tindakan selalu menjadi pemanah melainkan akan menjadi pelayan pesan dan komunikan harus aktif memilih pesan yang ditawarkan oleh organisasi berdasarkan kebutuhan, minat, selera, tingkat intelektualitas dan pendidikan, profesi, sistem nilai, agresi pengalaman hidup, serta lingkungan.

Menurut R. Kreitner terdapat empat hambatan yang sering terjadi dalam komunikasi, yaitu:[6]

1.     Hambatan proses (process barriers), ini terjadi karena komunikasi yang berlangsung melalui beberapa tahap yang merupakan sebuah proses yang disebabkan faktor pemberi (sander barrier), hambatan ungkapan bahasa (encoding barrier), hambatan sarana (medium barrier), hambatan memahami ungkapan (receiver barrier), serta hambatan umpan balik (feedback barrier).

2.     Hambatan fisik (physical barriers), ini bisa terjadi karena factor jarak, dan media yang tidak memadai dan lain sebagainya.

3.     Hambatan sematik (sematic barriers).Hampir semua proses kegiatan komunikasi itu tidak dapat menghindari dari kata-kata. Hambatan sematik biasanya timbul karena salah memahami atau mengartikan kata-kata yang dipergunakan.

4.     Hambatan psiko-sosial, Hambatan inilah yang cenderung lebih banyak terjadi dibandingkan hambatan-hambatan lainnya. Ini dilatarbelakangi oleh sifat heterogen dari masing-masing orang yang disebabkan oleh latar belakang, persepsi, nilai-nilai, kecenderungan, kebutuhan, serta harapan yang berbeda.


 

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dapat diambil kesimpulan dalam preoses dakwah, penggerakan (Actuating) dakwah itu mempunyai arti dan peranan yang sangat penting. Menjalin hubungan dalam Organisasi dakwah sangatlah penting karena organisasi merupakan sebuah organisasi yang berbentuk sebuah tim atau kelompok (dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling ketergantungan untuk mencapai sasaran tertentu), di mana semua kegiatannya akan bersentuhan langsung dengan para anggotanya,dan tanpa komunikasi yang efektif antara pemimpin dengan pelaksannan dakwah, maka pola hubungan dalam sebuah organisasi dakwah akan hancur, dan pelaksanaan tidak akan sesuai dengan yang diharapkan, sangat jauh dari ekspetasi yang ada di dalam organisasi dakwah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Sanwar , Aminudin Ilmu Dakwah: Suatu Pengantar Study. Semarang: Gunung Jati.2009

http://manajemendakwah iainsu medan.blogspot.com/2010/07/manajemen organisasi presentase.html

Munir , W. dan Iiaihi , Wahyu Manajemen Dakwah, Jakarta: Prenadamedia Group2006



[2] Aminudin Sanwar, Ilmu Dakwah: Suatu Pengantar Study, ( Semarang: Gunung Jati,2009), hlm.174

 

[3] W.Munir dan Wahyu Iiaihi, Manajemen Dakwah, ( Jakarta: Prenadamedia Group,2006), hlm.154-155.

[4] Ibid.hlm. 155.

[5] W.Munir dan Wahyu Iiaihi, Manajemen Dakwah, ( Jakarta: Prenadamedia Group,2006), hlm.161-162

[6] Ibid, hlm .165.

Comments

Popular posts from this blog

SEJARAH KERAJAAN SAMBAS    1.ASAL MULA SAMBAS Kesultanan Sambas sebuah Negeri berpenduduk mayoritas Etnis Melayu,dengan luas 20.940 km² ,bandingkan dengan kesultanan Brunai (5.765 km²). Pada tahun 1915 Negeri Sambas berpenduduk 130.000 jiwa,yang terdiri dari berbagai etnis atau suku kaum : -Orang Eropa 100 jiwa -Suku Dayak 26.000 jiwa -Orang Arab dan Timur asing lainya 270 jiwa -Cina (tionghoa) 30.000 jiwa -Melayu Jawa dan Bugis 67.000 jiwa Pada tahun 1988  Sambas berpenduduk 895.900 jiwa,dan merupakan sebuah kabupaten dibawah kedaulatan NKRI. Pada masa pemerintahan Sultan Muhhammad Syafi’uddin I yang dinobatkan pada tanggal 10 Zulhijjah hari Senin tahun 1040 H(9 Juli 1631 M ).nama Sambas sudah dipergunakan dan telah dipergunakan jauh sebelum itu GAMBAR 1. GERBANG DEPAN ISTANA SAMBAS Di era kerajaan Majapahit dizaman kekuasaan Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada,kerajaan Sambas disebut sebut sebagai satu kerajaan di Borneo yang berada dibawah ke...

MAIN GULI

Istilah Dalam "Main Guli / Pal" Ini Mengingatkan Kita Akan Masa Lalu. Baca Istilah Dalam Main Guli Disini. Sambas Post- Istilah dalam permainan guli ini ditulis oleh Riecko Ananda ( pengguna facebook ). Seperti apa istilahnya, yuk kita simak. Check it out. Istilah dalam permainan kelereng ( Maing Pal/Maing Gulli ) dalam Bahasa Melayu Sambas. 1. Bah Pal/buah Pal atau Gulli ( kelereng/guli/gundu ). 2. Ninting/Nujju ( membidik kelereng lawan ). 3. Maccut/Simaccut ( membidik kelereng lawan dengan keras/kuat). 4. Nyumbat ( tepat pada sasaran ). 5. Ngintis ( bidikan mengenai sedikit sisi samping/atas kelereng lawan ). 6. Nginnal ( kelereng berputar ). 7. Tumbi' ( kelereng pada posisi teratas ). 8. Nguncang ( menempatkan posisi kelereng percis berdekatan dengan yang diinginkan ). 9. Efekkan ( jarak antara kelereng lawan hanya sejengkal ) 10. Kuccu' ( kebanggaan/kelereng yang menjadi kebanggan yang selalu dipakai dalam setiap permainan ). 11. Lansut ( membidik dengan keras...

makalah komunikasi lintas budaya

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang             Peristiwa-peristiwa perubahan kebudayaan selalu melanda semua bangsa dan negara di dunia, walaupun luas permasalahan dan tingkat permasalahan itu berbeda-beda             Secara umum  ada dua kekuatan   yang   menyebabkan timbulnya  perubahan sosial, hal yang pertama adalah kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal factor), seperti pergantian generasi dan berbagai penemuan dan rekayasa setempat.Hal kedua, adalah kekuatan dari luar masyarakat (external factor), seperti pengaruh kontak-kontak antar budaya (culture contact) secara langsung maupun  persebaran (unsur) kebudayaan serta perubahan lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat memacu perkembangan sosial dan kebudayaan masyarakat yang harus menata kembali kehidupan merekaSeberapa c...

makalah peta dakwah

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang                         Secara perlahan namun pasti, umat manusia menjalin hubungan mesra satu sama lain melalui perantaraan kecanggihan teknologi komunikasi. Sementara politik dan ekonomi secara kasat mata biasanya senantiasa mempertahankan berbagai ’jurang pertentangan’ di antara manusia. Inilah salah satu bentuk dari keajaiban peradaban kontemporer, dimana manusia dapat saling berbagi cerita dari ujung bumi yang satu ke ujung bumi lainnya dalam suatu hitungan sepersekian detik.                         Globalisasi menuntut pengintegrasian seluruh aspek kehidupan manusia di dunia, baik di bidang ekonomi, politik, social dan budaya. Globalisasi sejatinya adalah anak kandung dari kapitalisme. Kapit...

MAKALAH SEJARAH AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA

  PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah Agama di dunia ada bermacam-macam yang diturunkan oleh Tuhan sehingga orang bebas memilih mana yang di anut dan di yakininya dan di anggap paling benar, salah satunya adalah agama kong hu cu tetapi sebenarnya khonghucu bukan salah satu agama, tetapi filsafat. Tapi sebagian orang berpendapat bahwa kong hu cu adalah suatu agama. Diantaranya orang tionghoa mereka mempercayai bahwa kong hu cu adalah suatu agama. Ajaran Konfusianisme atau Kong Hu Cu (juga: Kong Fu Tze atau Konfusius ) dalam bahasa Tionghoa , istilah aslinya adalah Rujiao yang berarti agama dari orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi luhur. Khonghucu memang bukanlah pencipta agama ini melainkan dia hanya menyempurnakan agama yang sudah ada jauh sebelum kelahirannya seperti apa yang dia sabdakan: "Aku bukanlah pencipta melainkan Aku suka akan ajaran-ajaran kuno tersebut". Meskipun orang kadang mengira bahwa Khonghucu adalah merupakan suatu ...

psikologi dakwah

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang             Dalam masyarakat modern, kedudukan dan peran psikologi dapat dikatakan sebagai sarana efektif berhasil tidaknya tujuan yang diharapkan, baik secara individu maupun secara kelompok, sebab psikologi memberikan suatu petunjuk yang berdasarkan berbagai macam teori tentang bagaimana seharusnya manusia berbuat untuk dirinya ataupun untuk masyarakat.             Di samping itu, psikologi memberikan pula cara-cara bagaimana yang lebih tepat dalam pemecahan masalah-masalah kemanusiaan, baik ia sebagai individu atau sebagai kelompok masyarakat, begitu pula dapat diterapkan dalam masalah agama, khususnya sebagai acuan metodologi dakwah, merupakan suatu yang tidak dapat ditinggalkan.             Dari segi psikologi bahwa dakwah dalam prosesnya dipandang seb...

MAKALAH MEMAHAMI AUDIENS DALAM KOMUNIKASI MASSA

  MEMAHAMI AUDIENS DALAM KOMUNIKASI MASSA A. Latar Belakang Kata audiens menjadi mengemuka ketika diidentikan dengan “receivers” dalam model proses komunikasi massa (source, channel, message, receiver, effect) yang dikemukakan oleh Wilbur Schramm (1955). Audiens adalah sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, dan pemirsa berbagai media atau komponen beserta isinya, seperti pendengar radio atau penonton televisi. Dengan demikian Audiens dapat didefinisikan dalam beberapa aspek: aspek lokasi (seperti dalam kasus media lokal); aspek personal (seperti ketika media dicirikan dengan mengacu pada kelompok usia tertentu, jenis kelamin, keyakinan politik atau pendapatan); aspek jenis media yang dipakai (teknologi dan organisasi gabungan); aspek isi pesan (genre, materi pelajaran, gaya); aspek waktu ('primetime' dan ‘primetime’, penonton dan juga lama menonton). Sebelum media massa ada, audiens adalah sekumpulan penonton drama, permainan dan tontonan. Setelah ada kegiata...

MAKALAH OPINI PUBLIK DALAM BINGKAI PSIKOLOGI KOMUNIKASI

  OPINI PUBLIK DALAM BINGKAI PSIKOLOGI KOMUNIKASI A. Latar Belakang Opini adalah ekspresi atau pendapat seseorang atas suatu masalah yang bersifat kontroversial. Publik adalah kelompok yang tidak merupakan kesatuan,tetapi mereka melakukan interaksi secara tidak langsung melalui alat-alat komunikasi. Alat- alat komunikasi yang digunakan seperti,surat kabar,radio, televisi, ataupun pembicaraan-pembicaraan pribadi yang berantai, sehingga secara umum , opini publik dapat di artikan sebagai pendapat sekelompok orang tentang sesuatu hal yang bersifat kontroversial dan menyangkut kepentingan umum. Pembentukan opini publik sangatv bergantung pada proses komunikasi. Masyarakat memperoleh pengetahuan atau informasi tentang persoalan yang terjadi di masyarakat melalui proses komunikasi. B. Rumusan Masalah 1. Memahami pengertian opini publik ? 2. Memahami proses pembentukan opini publik 3. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi opini publik ?        ...

makalah retorika dakwah

Pengertian Da’i Secara Pribadi A.   Latar Belakang        Peran da’I sebagai tokoh masyarakat dalam pembangunan sangat penting, karena posisinya sebaga seorang “ opinion leader ” yaitu orang yang berpengaruh besar dalam mengambil keputusan. Pembangunan pada dasarnya adalah suatu proses yang bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dalam hal ini adalah kesejahteraan untuk individu maupun kelompok.        Dalam lingkungan masyarakat, dibutuhkan peran da‘i   atau tokoh informal yang harus berperan untuk merangkul dan memberikan pemahaman keagamaan terhadap perubahan social masyarakat di desa tersebut. Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang Peran Da‘I Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat.        Keberhasilan dakwah akan sangat bergantung kepada bagaimana da’i tersebut berdakwah. Tidak hanya penguasaan materi yang diluar kep...