PEMBAHASAN
A. KEDATANGAN
ISLAM SI ASIA TENGAH
Asia
Tengah merupakan daerah yang membentang dari laut kaspian di sebelah utara
barat sampai Cina di sebelah timur, dari perbatasan Rusia di sebelah utara
sampai perbatasan Pakistan dan Iran di sebelah Selatan. Dua sungai besar
mengalir di daerah ini menuju Danau Aral (Khorezm), yaitu sungai Amu Daria atau
Oxus di sebelah barat daya dan Syr Daria di sebelah timur. Mongolia dan bagian
barat Cina (xinjiang, Tibet, dan Uighur) sebenarnya masuk juga ke wilayah Asia
Tengah. Jadi, yang termasuk kedalam wilayah Asia Tengah adalah Cina, Kashmir,
Azerbaijan, uzbekistan, Turkmenistan, Tajikistan, Kazakhstan, dan Georgia.
Sebagian wilayah ini sebelumnya termasuk kedalam wilayah kekuasaan Uni Soviet.[1]
Masyarakat daerah ini
terdiri atas suku-suku Turki di sebelah barat, Mongol di sebelah timur, dan
Iran disebelah selatan. Dalam perjalanan sejarah,terjadi percampuran antara
suku-suku yang tinggal di sini dan juga suku-suku yang datang dari
daerah-daerah lain. Sejak abad X sampai abad XIV Masehi, suku-suku Turki banyak
yang bermigrasi ke wilayah berkebudayaan Persia dan Arab. Begitu pula
sebaliknya, para pedagang Arab berdatangan ke negri ini. Bangsa Mongol pada
masa Jenghis Khan (abad XII Masehi) menyerbu wilayah ini dan kebudayaan mereka
melebur ke dalam kebudayaan Turki.[2]
Daerah ini sebagian
terdiri atas pergunungan, gurun, serta stepa. Mata pencaharian penduduknya
adalah pertanian dan peternakan. Daerah-daerah subur terdapat di lembah antara
Sungai Oxus (Amu Daria) dan Jaxartes (Syr Daria); tempat berdirinya kota-kota
Bukhara, Samarkand, dan Khiva.
Asia Tengah dahulu
dikuasai oleh penguasa Islam, Timur Lenk, lalu dibagi-bagikan kepada
anak-anaknya.kemudaian wilayah itu dikuasai penguasa-penguasa lokal hingga
akhirnya dijajah Rusia. Rusia menguasai Farghanah dan Tashkent pada tahun 1293
Hijriah (1876 M), Kharawizm pada tahun 1337 Hijriah (1918 M), serta Bukhara
pada tahun 1338 Hijriah (1919 M)
Sementara itu berbicara
mengenai Cina, ada sebuah hadis Nabi yang berbunyi, “Carilah ilmu walaupun
sampai ke negri Cina”. (HR. Ad-Dailami), mesikpun sanad hadis ini tidak begitu
kuat, bukan mustahil bahwa Nabi SAW mengenal negri tersebut. Kita pun ingat bahwa
hubungan dagang antara Arab dan Cina telah lama tejalin, bahkan sebelum beliau
lahir. Melalui Arab lah, Syiria dan kota-kota pelabuhan di Laut Tengah menerima
hasil bumi dari negeri-negeri Timur. Pada abad VI Masehi, perdagangan anatar
Arab dan Cina dihubungkan oleh Ceylon. Selanjutnya, pada awal abad VII Masehi
terjalin perdagangan segitiga antara Cina, Arab, dan Persia. Kota Siraf di
Teluk Persia merupakan pasar bursa bagi para pedagang Cina. Pada periode
inilah, berbarengan dengan awal Dinasti Tang di Cina (618-907 M) – pertama kali
nama Arab disebut-sebut dalam sejarah Cina. Mereka mencatat munculnya kekuasaan
Islam di Madinah dan dengan ringkas menggambarkan keadaan agama baru itu.
Islam masuk ke wilayah
ini melalui tiga tahap; yaitu melalui kekuatan militer, madrasah, dan tasawuf.
Sejak permulaan abad-8 M, pasukan Bani Umaiyah di bawah pimpinan Qutaibah bin
Muslim (w. 716 M) sudah berhasil menyeberangi Sungai Oxus lalu menaklukkan
Bukhara, Samarkand, dan Farghanah. Akan tetapi dengan wafatnya Qutaibah, perang
saudara diantara kaum muslimin, serta Cina yang menguasai Mongolia; membuat
upaya perluasan kekuasaan Islam mengalami stagnasi dan para penguasa lokal
berdiri kembali. Penyerangan pasukan Islam kembali terjadi sekitar setengah
abad kemudian ketika seorang penguasa Turki di eksekusi oleh penguasa Cina di
tashkent, orang-orang dikota itu lalu meminta bantuan kepada orang-orang Arab
dan Turki Karluk. Pasukan Cina tidak mampu menahan serangan pasukan gabungan
antara Arab dan Turki ini pada bulan juli tahun 751 Masehi dan sejak itu tidak
pernah kembali lagi ke Asia Tengah. Penguasa-penguasa lokal di seluruh
Transoxania pun memeluk Islam. Sementara itu, masyarakat penghuni stepa masuk islam
secara individual atau menjadi tentara belian.[3]
Di pihak lain, para da’i dan
penduduk yang telah masuk Islam secara bersama-sama mendirikan madrasah untuk
menanamkan nilai-nilai ajaran Islam kepada masyarakat luas. Madrasah-madrasah
itu didirikan di Cina, Kashmir, Azerbaijan, Uzbekistan, dan Kazakhstan. Di
wilayah Transoxania (Bukhara dan Samarkand), madrasah telah melahirkan ahli
hadis terkenal, yaitu Imam Al-Bukhari. Beberapa ulama lainnya juga memperoleh
pendidikan melalui madrasah, termasuk para penguasa muslim pada masa Mongolia.
Selanjutnya, Islam masuk
ke Asia Tengah melalui tasawuf. Tokoh tasawuf yang berpengaruh adalah Khoja
Ahmed Yasawi. Sifat tasawuf yang longgar menjadikan Islam begitu mudah
diterima. Namun, hal ini mengakibatkan bercampurnya agama Islam dengan
samanisme, Tangrisme, dan Budha. Disamping itu, sampai saat ini masih banyak
muslim yang minum alkohol.
Dakwah di Asia Tengah
memiliki karakteristik yang khusus. Misalnya, muslim di Asia Tengah cenderung
konservatif dan tradisional karena Islam disebarkan oleh sufi. Sebaliknya,
muslim di wilayah Volga Tengah, khususnya bangsa Tartar Kazan, cenderung modern
dan liberal karena islam disebarkan oleh pedagang dan diplomat. Mayoritas
masyarakat muslim Asia Tengah menganut Islam Sunni dan bermazhab Hanafi.
Rata-rata mereka berasal dari Turki dan bertutur bahasa Turki, kecuali orang
tajik yang secara etnis dan linguistik adalah Indo-Iran. Dengan demikian,
terdapat satu rangkaian kesatuan yang hampir tanpa putus dari Asia Tengah,
Cina, dan Turki. Etnis ini berasimilasi dan membentuk komunitas masyarakat
muslim di Asia Tengah.
Selain itu, sumber-sumber
Cina kuno menyebutkan bahwa ekspedisi Arab pertama kali datang pada masa
Dinasti T’ang (pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan). Orang-orang
muslim Cina percaya bahwa anggota delegasi yang berjumlah lima belas orang ini
adalah yang menyebarkan Islam disana. Ekspedisi tersebut di pimpin oleh Sa’ad
bin Abi Waqash. Delegasi tersebut datang melalui laut, mendarat di kanton,
kemudian melalui darat pergi ke ibu kota Shang An. Mereka disambut oleh kaisar
dan diizinkan membangun sebuah mesjid. Masjid itulah yang kemudian diyakini
sebagai masjid pertama di Cina.
Pada pertengahan abad VII
masehi, Arab berhasil membawa Islam ke Transkaukasia Timur. Meskipun di tentang
oleh orang Georgia dan orang Yahudi Kazardi wilayah ini, dakwah berlangsung hingga
abad VII M dimana mayoritas penduduk daerah itu sudah muslim. Dakwah
berlangsung hingga abad XII Masehi ketika perlawanan orang Yahudi dan Kristen
sudah tidak ada lagi. Periode damai ekspansi Islam ke Asia Tengah datang
bersama pedagang disepanjang jalur sutra.
Abad XIII Masehi adalah
abad kegelapan bagi Islam di Asia Tengah karena invasi mongol. Pada mulanya
kekuasaan mongol sangat anti Islam karena banyak pemimpin Mongol yang beragama
Budha dan Kristen. Akan tetapi, Islam tetap bertahan berkat dakwah yang dilakukan
oleh sufi dan bahkan penguasa Mongol, yaitu Kekhanan, Chagatai, berhasil di
islamkan.
Pada abad XIV M, sejumlah
wilayah dikuasai Rusia, seperti Kazan, Astrakhan, dan Siberia Barat. Pada masa
ini, umat Islam diperlakukan sebagai warga Rusia yang tidak mendapatkan hak
seperti yang dinikmati oleh orang Kristen. Para pemimpin agama Islam diusir ke
pedalaman dan masjid-masjid dihancurkan. Sampai akhirnya dapat berkembang
kembali, khususnya pada masa kekaisaran Chaterine Agung yang menganggap agama
Islam lebih mampu membuat Asia menjadi lebih beradab daripada agama Kristen.
Pada masa ini, Chaterine menjamin hak kaum
muslimin yang berkenaan dengan praktik keagamaan. Chaterine juga
mendukung pembangunan mesjid dan Institusi Islam lainnya. Pada masa penaklukan
Rusia, empat Tarekat yang terdapat di Asia Tengah.
Kata tarekat berasal dari
bahasa Arab “al-thariq” yang berarti jalan yang ditempuh dengan jalan
kaki. Dari pengertian ini kemudian kata tersebut digunakan dalam konotasi makna
cara seseorang melakukan suatu pekerjaan, baik terpuji maupun tercela. Kata
tarekat, secara umum mengacu pada metode latihan atau amalan (zikir, wirid,
muraqabah), juga pada institusi guru dan murid yang tumbuh bersamanya.[4]
Adapun keempat tareqat
itu adalah Naqsyabandiyah, Yawasiyah, Qadariyah, dan Kubrawiyah.
1. Tareqat
Naqsyabandiyah berdiri di Bukhara pada abad XIV Masehi dan merupakan tarekat
yang paling berpengaruh. Ciri
yang menonjol dari Tarekat Naqsyabandiyah adalah diikutinya syari'at secara
ketat, keseriusan dalam beribadah menyebabkan penolakan terhadap musik
dan tari,
serta lebih mengutamakan berdzikir dalam hati, dan kecenderungannya semakin
kuat ke arah keterlibatan dalam politik
(meskipun tidak konsisten).[5]
2. Tareqat
Yasawiyah berdiri pada abad XII Masehi. Peranan tareqat ini sangat penting
dalam mengislamkan suku-suku nomad dan berkibar kembali pada abad XX Masehi.
3. Tareqat
Qadariyah berdiri pada abad pertengahan. Tareqat inilah yang kemudian
melahirkan beberapa organisasi sufi militan yang menentang Uni Soviet.
4. Tareqat
Kubrawiyah berdiri pada abad XII Masehi di Kharazm dan berperan penting dalam
gerakan dakwah suku-suku nomad orde emas.
Dibawah
kekuasaaan Uni Soviet, Islam di Asia Tengah mengalami tujuh periode yang
berbeda. Berikut ini penjelasannya.
1. Periode
pertama (1917-1919). Pada periode ini tejadi serangan kavaleri yang menandai
serangan umum kaum Bolshevik atas semua agama, termasuk Islam.
2. Periode
kedua (1919-1928). Periode ini adalah periode komunisme nasional muslim dan
pembentukan sejumlah muslim inivatif. Pada masa ini muncul seorang Tartar Kazan
yang bernama Mir Said Sultangaliev dan bergabung dengan gerakan Bolshevik untuk
meraih tujuan nasional. Ia menyintesiskan nasionalisme, sosialisme, dan Islam
menjadi sebuah doktrin.
3. Peride
ketiga (1928-1941). Pada periode ini terjadi serangan yang dilakukan penguasa
Uni Soviet terhadap masyarakat muslim. Penguasa menghancurkan ribuan masjid dan
menahan ulama.
4. Periode
keempat (selama perang dunia II). Penguasa Uni Soviet bersikap lebih toleran
kepada kaum muslimin. Hal itu dilakukan menarik simpati kaum muslimin justru
berpaling dan memihak jerman.
5. Periode
kelima (pasca perang dunia II). Pada periode ini tekanan tehadap kaum muslimin
mengendur.
6. Periode
keenam (tahun 1959). Nikita Khrushchev meluncurkan kampanye antiagama. Lima
tahun kemudian penguasa Uni Soviet menutup sejumlah masjid yang masih
berfungsi.
7. Periode
ketujuh. Setelah tersingkirnya Nikita Khrushev, pemimpin Uni Soviet memanfaatkan
Islam sebagai senjata diplomasi dalam perjuangan melawan barat.
Pada masa pemerintahan
Mikhail Gorbachev dengan kebijakan Glasnost nya, meledaklah ekspresi religius
di kalangan semua kelompok negara Uni Soviet. Di Asia tengah, dampak perang di
Afghanistan terlihat di Uzbekistan dan Tajikistan. Pada Agustus tahu 1991, saat
terjadi kudeta terhadap Gorbachev, sejumlah organisasi Islam tidak resmi
bermunculan di berbagai wilayah untuk mendapatkan dukungan dan kekuasaan
politik. Dengan runtuhnya Uni Soviet, berarti Islam lahir kembali bersama
dengan gerakan dakwah. Ribuan mesjid dan sekolah Islam dibuka kembali. Penduduk
negara bekas wilayah kekuasaan Uni Soviet, mengobarkan semangat Islam secara
terbuka bahkan berjuang melalui jenjang-jenjang jabatan di partai komunis untuk
mengupayakan Islam sebagai agama nasional.
B. Perkembangan
Dakwah di Asia Tengah
Kaum
muslimin Cina mempunyai riwayat bahwa Islam pertama kali dibawa oleh Sa’ad bin
Abi Waqash, paman Nabi SAW. Akan tetapi, tidak terdapat bukti-bukti sejarah
yang memperkuat riwayat ini, bahkan hanya di anggap sebagai dongeng. Kuat
dugaan hal tersebut adalah keinginan untuk menghubungkan sedekat mungkin
datangnya Islam kesana pada masa hidup Nabi SAW.
Hingga periode ini kaum
muslimin masih memandang dirinya sebagai suatu kelompok masyarakat asing di
Cina. Akan tetapi, setelah tersingkirnya Dinasti Mongol pada akhir abad XIV M,
mereka berasimilasi dengan penduduk asli. Dinasti Ming yang baru, Kaisar Hwung
Wu, memberikan berbagai hak istimewa kepada meraka sampai berakhirnya pemerintahan
Dinasti ini (1368-1644). Pemberian hak istimewa itu dapat terlihat dari
banyaknya masjid yang dibangun. Selain itu, kaisar-kaisar Dinasti Ming menjalin
hubungan dengan sejumlah penguasa muslim di negeri-negeri yang berbatasan di
sebelah barat.
Di samping wilayah Cina,
dakwah mencapai wilayah Daulah Samaniyah di Samarkand. Daulah ini beribu kota
di Bukhara. Dinasti ini berasal dari keturunan Asad bin Saman yang oleh
Khalifah Al-Ma’mun dijadikan penguasa di negeri Mavarannahr. Para penguasa itu
adalah Nuh bin Asad di Samarkand, Ahmad bin Asad di Farghanah, Yahya bin Asad
di Syasy dan Asyrusanah, serta Ilyas bin Asad di Herat. Pada awalnya keluarga
saman ini tunduk kepada kekuasaan Bani Abbas kemudian mereka melepaskan diri
dan menjadi dinasti merdeka. Dinasti ini berjasa besar dalam melakukan dakwah
di kalangan masyarakat Samarkand dan sekitarnya. Tidak hanya itu, dinasti ini
juga berjasa dalam menggalakkan penulisan buku-buku sastra dalam bahasa persia.
Dakwah di Asia Tengah
memasuki wilayah Afghanistan yang di dukung oleh Dinasti Ghaznawi yang
berkedudukan di Ghazna. Dinasti Ghaznawi adalah keturunan Alptegin yang
menduduki jabatan tinggi dalam Dinasti Saman. Punca kejayaan dinasti ini di capai oleh Mahmud
Ghaznawi.wilayah kekuasaannya sangat luas karena meliputi Punjab, Mavarannahr,
dan Isfahan.
Sementara itu, dakwah di
Asia Tengah menembus daerah Khawarizm yang kemudian menjadi Daulah
Khawarizm.daulah ini bermula dari sebuah provinsi yang berada di bawah
kekuasaan Kesultanan Saljuk. Islam berkuasa di Asia Tengah hingga membentuk
sebuah kerajaan yang beribukota di Urgench, lembah sungai Amu Daria. Penguasa
terbesar daulah ini adalah Alauddin Muhammad yang wilayah kekuasaannya
membentang dari perbatasan Irak di sebelah barat sampai India di Timur.
Penguasa lain yang pernah
berkuasa di Asia Tengah adalah Dinasti Syaibaniyah. Dinasti ini didirikan oleh
Syaibani Khan, yang merupakan pemimpin kaum Uzbek yang mengalahkan Babur di
Samarkand pada tahun 1501 dan 1505 masehi.
Asia Tengah mengalami
perpecahan karena perebutan kekuasaan antara para pimpinannya. Pada masa
itulah, dakwah di Asia Tengah mengalami kegelapan hingga akhirnya Uni Soviet
tumbang pada penghujung abad XX masehi.
C. PERKEMBANGAN
TERAKHIR ISLAM DI ASIA TENGAH
Asia Tengah pada saat ini
terbagi menjadi Afghanistan, kazakhstan, kirgistan, Tajikistan, Turkmenistan
dan Uzbekistan. Dibawah pemerintahan Uni Soviet, Agama Islam dibatasi geraknya.
Akan tetapi, pada masa Stalin hingga tahun 1980-an, Islam menjadi pihak yang
ditindas. Baru setelah kehancuran Uni Soviet pada awal tahun 1990-an, tekanan
kepada islam dihentikan. Meskipun demikian, negara ini masih belum dapat
memberikan ruang gerak yang leluasabagi aspirasi Islam. Pihak penguasa masih
saja curiga terhadap gerakan Islam. Kecurigaan ini diperbesar oleh permainan
politik, dan ekonomi, sehingga Islam dikaitkan dengan Terorisme.
Selanjutnya, Uni Soviet
menetapkan kebijakan berupa pemusnahan pengaruh Islam. Oleh karena itu, Islam
dipusat-pusat perkotaan melemah. Meskipun demikian, Islam di wilayah-wilayah
pedesaan menguat, seperti di Tajikistan. Lemahnya Islam di Asia Tengah juga
diperparah dengan tidak terdapatnya pusat kepemimpinan.
Perpecahan Islam di Asia
Tengah juga terjadi antara Sunni dan Syiah. Terdapat sekitar 100 ribu penganut
Syiah Itsna Asyariyah di Bukhara. Selain itu. Terdapat Syiah Islamiyah di
pegunungan Pamir Samarkand, Bukhara, dan Dushanbe.
Hal serupa juga terjadi
pada Afghanistan. Negara itu memang bukan bagian dari Uni Soviet, tetapi
keadaannya tidak jauh berbeda dengan negara-negara muslim lain di sekitarnya.
Disamping itu. Di Afghanistan sering terjadi pertikaian yang mengundang campur
tangan asing. Terutama Uni Soviet yang tidak ingin negara iniberada diluar
bayang-bayang komunisme. Taliban pun muncul dan kekerasan atas nama Islam
sering terjadi.
D. DAKWAH
KONTEMPORER DI ASIA TENGAH
Pada masa berdirinya RRC
(1911-1949 M), kaum muslimin memilih tinggal di Xianjiang dan Linxia agar dapat
mendapat perlindungan. Disamping itu, kaum muslimin menemui berbagai kesulitan
pada masa komunisme (1949-sekarang), meskipun demikian, terjadi kebangkitan
gerakan dakwah di Cina. Orang-orang Islam membangun lebih dari seribu sekolah
dasar dan Menengah serta perpustakaan. Mereka juga berhasil memperkenalkan
agama Islam dan bahasa Arab di sejumlah Universitas.
Setelah Uni Soviet
runtuh, dakwah mengalami kemajuan yang pesat. Negara-negara muslim yang
memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1441 Hijriah (1991 M) ini menjadi negara
berdiri sendiri dan berdaulat
1. Cina
Islam telah tersebar di
Cina selama lebih 1300 tahun. Kini terdapat lebih dari 20 juta warga Muslim di
negeri itu. Mereka tersebar 10 suku, termasuk etnik Huizu, Uygur, Kazakh,
Kirgiz, Tajik, Uzbek, Tatar dan lain-lainnya.[6]
Setelah revolusi
kebudayaan pada tahun 1966, masjid-masjid ditutup dan dihancurkan. Sekarang
mesjid-mesjid itu telah dibuka kembali dan diperbaiki dengan biaya pemerintah.
Tidak hanya masjid, Al quran dahulu juga pernah dihancurkan oleh pertahanan
Sipil Merah, pemimpin Revolusi Kebudayaan. Kini Al quran di cetak kembali
dengan biaya pemerintah dan dibagi-bagikan. Begitu pula di Umruqi, tiga dari
dua puluh masjid yang ada dikota itu diperbaiki kembali dan Alquran dujual
disalah satu toko di pelataran masjid.
Menurut Dawud Shi Kunbin,
pada tahun 1983 terdapat 1000 orang lebih yang menunaikan ibadah haji. Selain
itu, di Lanzjou terdapat sekolah tinggi Islamyang mendidik anak muda lulusan
Madrasah untuk menjadi imam. Umat Islam di Cina sekarang ini memperoleh kebebasan
agama. Disamping itu, mereka juga dapat berpartisipasi dalam pemerintahan. Di
wilayah Xinjiang, umat Islam menempati beberapa jabatan administrasi. Empat
dari tujuh anggota pemerintah regional dan 26 dari 37 anggota komite tetap dari
Kongres Rakyat Xinjiang adalah pemeluk agama Islam.
Sekarang ini di Cina
telah diberlakukan UU Otonomi Regional bagi golongan minoritas yang diputuskan
oleh Kongres Rakyat Nasional Keenam. Undang-undang itu menetapkan bahwa kepala
pemerintahan distrik harus di ambil dari golongan yang memperoleh otonomi regional.
Undang-undang tersebut memberikan kebebasan kepada umat Islam untuk mengamalkan
agamanya serta berpartisipasi di bidang politik, ekonomi, dan kebudayaan.
2. Afghanistan
Beribu kota di Kabul
dengan luas wilayah mencapai 652.225 km persegi. Pada tahun 2003 jumlah
penduduknya mencapai 28.700.000 jiwa yang terdiri atas Pushtun, Tajikistan,
Uzbekistan, dan Hazarat. Kota-kota yang terkenal adalah Kabul, Kandahar, dan
Herat. Sementara itu, bahasa-bahasa yang penting disana adalah Pushtun (bahasa
resmi) dan Ad-Dari (persia-Afghanistan). Penduduk muslim Afghanistan mencapai
99 persen. Disamping itu, terdapat sejumlah kecil yanng beragama Hindu, Yahudi,
dan Zroaster.
Sementara itu, Uni soviet
menguasai Uni Soviet menguasai Afghanistan sejak tahun 1400 Hijriah (1979 M).
Kaum Mujahidin berperang melawan Uni Soviet pada tahun 1410 Hijriah (1989) dan
mengalami kemenangan meskipun demikian, mereka mengalami penderitaan. Pada
tahun 1412 Hijriah (1992 M), Najibullah menyerahkan kekuasaan kepada kaum
Mujahidin yang sebelumnya telah mengepung kabul. Mereka lalu menerima kekuasaan
dan membentuk pemerintahan di bawah pimpinan Burhanuddin Rabbani dan Gulbuddin
Hekmatyar sebagai perdana menterinya.
Pada tahun 1417 Hijriah
(1996 M), muncullah kaum Taliban. Mereka melawan pemerintah dan memaksanya
keluar kearah utara. Akhirnya, pimpinan kekuasaan dipegang Mullah Muhammad
Umar. Dengan adanya pemberontakan ini, Afghanistan mengalami pengasingan dan
pemutusan hubungan dari negara-negara lain. Selain itu, masih sering terjadi
perang saudara. Pada masa ini, dakwah di Afghanistan dwarnai dengan perebutan
kekuasaan sehingga terfokus untuk mengatasi krisis politik.
3. Azerbaijan
Beribukota di Baku dan
terletak di sebelah Tenggara Kafakasia di wilayah Pegunungan Kaukasus dekat
Laut Qazwin. Luasnya sekitar 86.000 km persegi. Pada tahun 1998, umlah
penduduknya mencapai 7.900.000 jiwa. Mereka berasal dari keturunan Turki dan
Mongolia. Kaum muslimin mencapai 87 persen. Sumber ekonomi negara ini berasal
dari minyak dan gas alam.
Azerbaijan berdiri pada
abad IV SM melalui berbagai penaklukan yang dilakukan Iskandar Agung dari
Macedonia. Pada abad III M, negeri ini dikuasai Persia. Selanjutnya negeri ini
ditaklukkan Islam pada tahun 22 Hijriah (642 M) pada masa Khalifah Umar bin Al
Khathab dan baru berhasil dikuasai secara penuh pada masa Khalifah Hisyam bin
Abdil Malik dari Bani Umaiyah pada tahun 105 H.
4. Uzbekistan
Uni Soviet mendirikan
Uzbekistan setelah sejumlah negeri kecil seperti Andizhan, Bukhara, Farghanah,
Khawarizm, Samarkand, Suwarkhan, Daronsik, dan Tashkent mengalami kehancuran.
Penduduk kaum muslimin di Uzbekistan mencapai 88 persen dengan mayoritas Sunni.
Islam masuk kenegri ini
pada saat Qutaibah bin Muslim melakukan penaklukan ke wilayah Asia Tengah.
Penaklukan ini dilakukan sampai ke perbatasan Cina. Sementara itu, pendiri
pemerintahan Uzbekistan adalah Timur Lenk, salah satu penguasa muslim dari
Mongolia. Syaibah khan, cucu Jenghis Khan, menguasai Uzbekistan setelah
mengalahkan Timur Lenk pada tahun 1517 M. Setelah itu keturunannya menguasai
negeri ini hingga tahun 1873. Pada tahun 1876, negeri ini di kuasai Rusia.
Selanjutnya pada tahun 1959 hingga 1983, Syaraf Rasyidev memimpin Partai
komunis di Uzbekistan.
Pada tahun 1990, Majelis
Tinggi Uni Soviet memilih Islam Karimov sebagai Presiden Azerbaijan dan
Syukrullah Mirsandev sebagai perdana menterinya. Pada tahun 1991, setelah
runtuhnya Uni Soviet, Uzbekistan memproklamasikan kemerdekaannya dan Islam
karimov masih menjadi presiden.
5. Tajikistan
Beribu kota Dushanbe dan
terletak di sebelah tenggara Asia Tengah. Luasnya mencapai 143.100 km persegi
pada tahun 1998, jumlah penduduknya mencapai 6.100.00 jiwa (terdiri atas suku
Tajik, Uzbek, Rusia, dan Tartar). Penduduk kaum muslimin di negara ini mencapai
98 persen yang mayoritasnya adalah Syiah.
Pada tahun 1868 M, Rusia
menguasai Al-Qayasirah, sebelah utara Tajikistan. Selanjutnya, pada tahun 1929,
Rusia memberikan batas terpisah bagi Tajikistan dan menjadikannya sebagai
wilayah dalam Uni Soviet. Identitas Islam masih tetap terpelihara selama masa
kekuasaan komunis ini hingga keruntuhannya. Tajikstan mengumumkan
kemerdekaannya bersamaan dengan runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1422 Hijriah
(1991 M). Ketika itu Rahman Nabiyev menjadi presiden karena menang dalam
pemilihan umum. Pada tahun 1992, Rahman Nabiyev di gantikan oleh Emomali
Sharifovich Rahmonov yang berkuasa hingga hari ini.
6. Turkmenistan
Beribu kota di Ashgabat
dengan luas wilayahnya sekitar 448.100 km persegi yang sebagian besarnya adalah
gurun pasir. Pada tahun 1998, penduduk Turkmenistan mencapai 4.650.000 jiwa
dengan jumlah kaum muslimin mencapai 90 persen. Turkmenistan adalah negara
penghasil minyak, barang tambang, dan pertanian. Rusia menguasai Turkmenistan
pada tahun 1299 H (1881 M). Pada tahun 1917, kaum Bolshevik menguasai
Turkmenistan dan pada tahun 1924 menjadi bagian dari wilayah Uni Soviet. Pada
tahun 1406 Hijriah (1985 M), Gorbachev menugaskan saparmurat Atayevich Niyazov
sebagai pemimpin Partai Komunis di Turkmenistan. Selanjutnya, bersamaan dengan
runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1412 H (1991 M), Turkmenistan menyatakan
kemerdekaannya dan saparmurat Atayevich Niyazov menjadi penguasa.
7. Kazakkstan
Beribu kota di Astana dan
merupakan republik Islam terbesar di Asia Tengah. Luas nya mencapai 2.717.300
km persegi. Pada tahun 1998, jumlah penduduknya mencapai 18.200.000 jiwa.
Mayoritas penduduknya adalah kaum muslimin. Sebagian besar penduduk Kazakhstan
terdiri atas etnis Mongolia dan Turki.
Islam masuk ke wilayah
ini pada masa Umar bin Abdil Aziz. Ia mengirimkan utusan kepada para penguasa
negeri untuk memeluk Agama Islam.
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Islam
masuk ke wilayah ini melalui tiga tahap; yaitu melalui kekuatan militer,
madrasah, dan tasawuf.
Islam
di Asia tengah yaitu hadir sejak abad ke-7 melalui para pedagang Arab, yang
sejak saat itulah Islam menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan
masyarakat Asia Tengah, mayoritas masyarakat muslim Asia Tengah adalah
berakidah sunni dan bemazhab hanafi.
Abad
ke-13 adalah abad kegelapan bagi Islam di Asia Tengah karena adanya invafi
mongol, yang dikarenakan kekuasaan mongol sangat anti-islam, yang akhirnya
islam tetap bertahap. Dengan adanya tarekat-tarekat sufi yang banyak menarik
masyarakat masuk islam dan bahkan penguasa mongol.
Abad
ke-14 wilayah-wilayah penting muslim masuk kekaisaran Rusia, seperti Kazam,
Astrakhan, dan Siberia Barat. Perkembangan islam di negara ini pun mengalami
pasang surut. Namun setelah invasi Jermanke Uni Soviet (1941) kebijakan Islam
menjadi lebih moderat.
Pada
awal tahun 60-an, Rezim Nikita Khrushchev kembali meningkatkan eskalasi
propaganda anti islam. Yang menutup mayoritas mesjid yang masih
berfungsi. Dengan munculnya gerakan perlawanan di sejumlah negara Asia Tengah
konflikpun berlanjut hingga setelah runtuhnya Uni Soviet berarti lahirlah
kembali Islam yang dibarengi dengan gerakan dakwah Islam serta ribuan
mesjid-mesjid dan sekolah Islam dibuka kembali.
DAFTAR PUSTAKA
Amin,
Samsul Munir. 2014. Sejarah Dakwah. Jakarta: Amzah.
http://chokix99.blogspot.com/2014/06/makalah-tarekat.html
http://datarental.blogspot.com/2009/06/dakwah-islam-di-cina.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Tarekat_Naqsyabandiyah
Maryam,
Siti. 2002. Sejarah Peradaban Islam Dari
Masa Klasik Hingga Modern. Yogyakarta; Lesfi.
[1] Samsul Munir Amin, Sejarah Dakwah (Jakarta: Amzah, 2014) Hlm.
171
[2] ibid
[3] Siti Maryam. Sejarah Peradaban
Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern (Yogyakarta; Lesfi. 2002) hlm.200
[4] http://chokix99.blogspot.com/2014/06/makalah-tarekat.html.
Di akses pada tanggal 12 mei 2015 jam 21.30
[5] http://id.wikipedia.org/wiki/Tarekat_Naqsyabandiyah
diakses pada tanggal 12 mei 2015, jam 21.42
[6] http://datarental.blogspot.com/2009/06/dakwah-islam-di-cina.html,
di akses pada tanggal 12 mei 2015, jam 21:23
Comments
Post a Comment