PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Zaman filsafat modern telah dimulai. Secara historis, zaman modern dimulai
sejak adanya krisis zaman pertengahan selama dua abad (abad ke-14 dan ke-15),
yang ditandai dengan munculnya gerakan Renaissance. Renaissance berarti
kelahiran kembali, yang mengacu pada gerakan keagamaan dan kemasyarakatan yang
bermula di Italia (pertengahan abad ke-14). Tujuan utamanya adalah
merealisasikan kesempurnaan pandangan hidup Kristiani dengan mengaitkan
filsafat Yunani dengan ajaran agama Kristen. Selain itu, juga dimaksudkan untuk
mempersatukan kembali gereja yang terpecah-pecah.
Pada masa itu pula terdapat upaya manusia untuk member tempat kepada akal
yang mandiri. Akal diberi kepercayaan yang lebih besar karena adanya suatu
keyakinan bahwa akal pasti dapat menerangkan segala macam persoalan yang
diperlukan juga pemecahannya. Hal ini dibuktikan adanya perang terbuka terhadap
kepercayaan yang dogmatis dan terhadap orang-orang yang enggan menggunakan
akalnya.
Asumsi yang digunakan, semakin besar kekuasaan akal akan dapat diharapkan
lahir dunia baru yang penghuninya dapat merasa puas atas dasar kepemimpinan
akal yang sehat. Aliran yang menjadi pendahuluan ajaran filsafat modern ini
didasarkan pada suatu kesadaran atas yang individual dan yang konkret.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari
filsafat modern?
2.
Bagaimana sejarah
awalnya dari filsafat modern?
3.
Bagaimana perkembangan
dari filsafat modern?
4.
Apa ciri-ciri dari
filsafat modern?
5.
Apa saja pokok-pokok
pemikiran dari filosof modern?
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat Modern
Filsafat adalah ilmu
pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu secara mendalam sampai ke
akar-akarnya dalam mencari hakikat dari suatu fenomena untuk mempeoleh
kebenaran yang sesungguhnya.
Filsafat zaman modern adalah
pengetahuan tidak berasal dari kitab suci atau ajaran agama, tidak juga dari
para penguasa tetapi dari diri manusia sendiri. Aliran rasionalisme beranggapan
bahwa sumber pengetahuan adalah rasio. Aliran emperisme, sebaliknya
meyakini pengalaman. Sumber pengetahuan itu,baik yang batin maupun
inderawi.[1]
Aliran rasionalisme di
pelopori oleh Rene Descartes (1596-1650M) dalam Discoerse Dela methode tahun
1637 ia menegaskan perlunya pada metode itu sebagai dasar kokoh bagi semua
pengetahuan, yaitu dengan menyaksikan segalanya, secara metodis. Namun Tetapi
dalam kesangsian yang metodis ini ternyata hanya satu hal yang tidak dapat diragukan,
yaitu ‘Saya ragu-ragu’. Ini bukan hayalan, tetapi kenyataan, bahwa ‘aku
ragu-ragu’.
Para filsuf zaman
modern menegaskan bahwa pengetahuan tidak berasal dari kitab suci atau ajaran
agama, tidak juga dari para penguasa, tetapi dari diri manusia sendiri. Namun
tentang aspek mana yang berperan ada beda pendapat. Aliran rasionalisme
beranggapan bahwa sumber pengetahuan adalah rasio: kebenaran pasti berasal dari
rasio (akal). Aliran empirisme, sebaliknya, meyakini pengalamanlah sumber
pengetahuan itu, baik yang batin, maupun yang inderawi. Lalu muncul
aliran kritisisme, yang mencoba memadukan kedua pendapat berbeda.[2]
B.
Sejarah Filsafat Modern
Sejarah filsafat
terdiri dari tiga periode yaitu periode pertama, adalah
periode klasik, sebagai kelanjutan era kuno yang dimulai dari Athena,
Alexsanderia, dan pusat-pusat pemikiran Helenistik dan Roma. Periode kedua,
adalah periode pertengahan dan periode ketiga, adalah periode modern yang
dilanjutkan dengan periode post-modernisme.
Socrates masuk pada
kategori era klasik bersama para filosof lainnya, semisal Plato
yang menjadi muridnya dan kemunculan
Aristoteles sebagai murid dari Plato menjadi puncak keemasan era
filsafat klasik. Filsafat Plato menemukan sebuah realitas sejati yang
disebutnya sebagai dunia ide yang merangkum segala bentuk
Kebenaran berdasarkan ide atau sisi rasionalitas
manusia.[3]
Baginya realities fisik
adalah refleksi terhadap dunia ide. Berbeda dengan muridnya, Aristoteles
memperkenalkan paham realisme. Menurutnya realitas adalah benda-benda konkrit
yang menciptakan kesatuan antara bentuk dan subtansi. Setelah masa Aristoteles,
wacana kefilsafatan menjadi redup. Kerakteristik filsafat Barat abad
pertengahan adalah pembenaran terhadap otoritas Kitab. Salah seorang yang
terkenal pada masa itu adalah Thomas Aquinas (1225-1274 M), K. St. Bona
Venture (1221-1257M). Pemikiran mereka berusaha untuk merekonsiliasi antara
akal dan wahyu.
Akal pada waktu itu
bagaikan hamba perempuan untuk memuaskan nafsu “kelaki-lakian” teologi
Kristen. Seorang tokoh lain yang muncul pada waktu itu adalah St. Agustinus
(1354-1430M) bahkan tidak percaya dengan kekuatan akal dalam mencari kebenaran
apapun. Baginya kebenaran sepenuhnya terbenam, berada dalam wahyu
Tuhan (teks). Singkatnya, pada masa itu, persoalan epistemology mengalami
kepiluan dan penderitaan di bawah tafsir tunggal para agamawan yang
sekaligus menjadi penguasa politik pada zaman tersebut .
Kekuasaan keagamaan
yang tumbuh berkembang selama abad pertengahan di Eropa tampaknya menyebabkan
terjadinya supremasi Semitik di atas alam pikiran Hellenistik. Di lain pihak,
orang merasa dapat memadukan Hellenisme yang bersifat manusiawi intelektual dengan
ajaran agama yang bersifat samawi-supernatural. Dari sinilah tumbuh
rasionalisme, empirisme, idelisme, dan positivisme yang kesemuanya memberikan
perhatian yang amat besar terhadap problem pengetahuan nonmetafisika
(bukan agama) dan lahirlah babakan baru yakni babak modern yang ditandai dengan
gerakan renaissance.
C.
Perkembangan Filsafat Modern
Masa modern menjadi
identitas di dalam filsafat Modern.Pada
masa ini rasionalisme semakin dipikirkan.Tidak gampang untuk menentukan mulai dari kapan Abad Pertengahan berhenti. Namun, dapat
dikatakan bahwa Abad Pertengahan itu berakhir pada abad 15 dan 16 atau pada
akhir masa Renaissance. Masa setelah abad pertengahan adalah masa modern. Sekalipun, memang tidak
jelas kapan berakhirnya abad pertengahan itu. Akan tetapi, ada hal-hal yang
jelas menandai masa modern ini, yaitu berkembang pesat berbagai kehidupan
manusia barat, khususnya dalam bidang kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan ekonomi. Usaha
untuk menghidupkan kembali kebudayaan klasik Yunani-Romawi. Kebudayaan ini pulalah yang diresapi oleh suasana kristiani. Di bidang
Filsafat, terdapat aliran yang terus mempertahankan masa Klasik. Aliran-aliran
dari Kungfu dan mazhab Stoa menjadi aliran-aliran yang terus dipertahankan. Pada masa
Renaissance ini tidak menghasilkan karya-karya yang penting.[4]
Satu hal yang yang
menjadi perhatian pada masa Renaissance ini adalah ketika kita melihat
perkembangan pemikirannya. Perkembangan pada masa ini menimbulkan sebuah masa
yang amat berperan di dalam dunia filsafat.Inilah yang menjadi awal dari masa
modern.Timbulnya ilmu pengetahuan yang modern, berdasarkan metode eksperimental
dan matematis.Segala sesuatunya, khususnya di dalam bidang ilmu pengetahuan
mengutamakan logika dan empirisme.Aristotelian menguasai seluruh Abad
Pertengahan ini melalui hal-hal tersebut.
Pada masa Modern
terjadi perkembangan yang pesat pada bidang ekonomi. Hal ini terlihat dari
kota-kota yang berkembang menjadi pusat perdagangan, pertukaran barang,
kegiatan ekonomi monoter, dan perbankan.Kaum kelas menengah melakukan upaya
untuk bangkit dari keterpurukan dengan mengembangkan suatu kebebasan
tertentu.Kebebasan ini berkaitan dengan syarat-syarat dasar kehidupan. Segala
macam barang kebutuhan bisa dibeli dengan uang. Makanisme pasar pun sudah mulai
mengambil peranan penting untuk menuntut manusia untuk rajin, cerdik, dan
cerdas. Dari sudut pandang sosio-ekonomi menjelaskan bahwa individu berhadapan
dengan tuntutan-tuntutan baru dan praktis yang harus dijawab berdasarkan
kemampuan akal budi yang mereka miliki.Kemampuan ini tanpa harus mengacu kepada
otoritas lain, entah itu dari kekuasaan gereja, tuntutan tuan tanah feodal, maupun ajaran muluk-muluk dari para filsuf.
Dari sudut pandang
sejarah Filsafat Barat melihat bahwa masa modern merupakan periode dimana
berbagai aliran pemikiran baru mulai bermunculan dan beradu dalam kancah
pemikiran filosofis Barat. Filsafat
Barat menjadi penggung perdebatan antar filsuf
terkemuka.Setiap filsuf tampil dengan gaya dan argumentasinya yang
khas.Argumentasi mereka pun tidak jarang yang bersifat kasar dan sini, kadang
tajam dan pragmatis, ada juga yang sentimental.Sejarah filsafat pada masa
modern ini dibagi ke dalam tiga zaman atau periode, yaitu: zaman Renaissans (Renaissance), zaman
Pencerahan Budi (Aufklarung), dan
zaman Romantik, khususnya periode Idealisme Jerman.
Ada beberapa tokoh yang
menjadi perintis yang membuka jalan baru menuju perkembangan ilmiah yang
modern.Mereka adalah Leonardo da
Vinci (1452-1519), Nicolaus Coperticus (1473-1543), Johannes
Kepler (1571-1630) dan Galileo
Galilei (1564-1643).Sedangkan Francis Bacon (1561-1623) merupakan
filsuf yang meletakkan dasar filosofisnya untuk perkembangan dalam bidang ilmu
pengetahuan.Dia merupakan bangsawan Inggris yang terkenal dengan karyanya yang bermaksud untuk menggantikan teori Aristoteleles tentang ilmu pengetahuan dengan teori baru.
Sekalipun demikian, Rene Descartes merupakan filsuf yang
paling terkenal pada masa filsafat modern ini.Rene Descartes (1596-1650)
diberikan gelar sebagai bapa filsafat modern.Dia adalah seorang filsuf
Perancis.Descartes belajar filsafat pada Kolese yang dipimpin Pater-pater
Yesuit di desa La Fleche.Descartes menulis sebuah buku yang terkenal,
yaitu Discours de la method pada tahun 1637.Bukunya tersebut berisi
tentang uraian tentang metode perkembangan intelektuilnya.Dia dengan lantang
menyatakan bahwa tidak merasa puas dengan filsafat dan ilmu pengetahuan yang
menjadi bahan pendidikannya.Dia juga menjelaskan bahwa di dalam dunia ilmiah
tidak ada sesuatu pun yang dianggapnya pasti.Segala sesuatu dapat dipersoalkan
dan pada kenyataannya memang dipersoalkan juga.[5]
D.
Ciri-ciri Filsafat Modern
Filsafat zaman modern
ditandai dengan perubahan dalam bentuk-bentuk kesadaran atau pola-pola
berpikir. Sebagai bentuk kesadaran, modernitas dicirikan dengan tiga hal yaitu:
1. Subjektivitas
Dengan subjektivitas
dimaksudkan bahwa manusia menyadari dirinya sebagai subjektum, yaitu sebagai
pusat realitas yang menjadi ukuran segala sesuatu. Lewat modernisasi manusia
lebih menyadari dirinya sebagai individu. Di dalam filsafat kita mendengar
pernyataan Decartes yang sangat terkenal yaitu Cogito Ergo Sum (Saya berpikir
maka saya ada). Pernyataan itu adalah formulasi padat kesadaran zaman modern
yang terus dipertahankan. Manusia sebagai individu bisa mengetahui kenyataan
dengan rasionya sendiri.
2. Elemen selanjutnya adalah kritik. Dengan kritik dimaksudkan bahwa rasio
tidak hanya menjadi sumber pengetahuan, melainkan juga menjadi kemampuan prakti
untuk membebaskan individu dari wewenang tradisi atau untuk menghancurkan
parsangka-prasangka yang menyesatkan. Kant merumuskan kritik sebagai keberanian
untuk berpikir sendiri di luar tuntunan tradisi atau otoritas.Subjektivitas dan
kritik pada gilirannya mengandaikan keyakinan akan kemajuan.
3. Dengan kemajuan dimaksudkan bahwa manusia menyadari waktu sebagai sumber
langka yang tak terulangi. Waktu dialami sebagai rangkaian peristiwa yang
mengarah pada satu tujuan yang dituju oleh subjektivitas dan kritik
tersebut. Selain itu ada dua hal yang menandai sejarah modern, yakni
runtuhnya otoritas gereja dan mengual otoritas Sains. Dua hal itu yang pada
dasarnya menjelaskan lain-Iainnya.
E.
Aliran-aliran Filsafat Modern
Adapun aliran-aliran
pemikiran yang muncul pada filsafat modern adalah sebagai berikut:[6]
1.
Rasionalisme
Rasionalisme adalah paham filsafat yang mengatakan bahwa akal adalah alat
terpenting untuk memperoleh pengetahuan karena suatu pengetahuan dapat
diperoleh dengan cara berfikir. Dalam aliran ini muncul istilah Cogito ergo
sum yang artinya adalah saya berfikir maka saya ada, tokohnya Rene Descartes
2.
Empirisme
Aliran empirisme beranggapan bahwa pengetahuan yang bermanfaat, pasti dan
benar hanya dapat diperoleh lewat indera (empiri) , dan empirilah satu- satunya
sumber pengetahuan.Tokohnya Thomas
Hobbes, John Locke, David Hume.
3.
Kritisme
Aliran kritisme beranggapan bahwa diperlukan
upaya agar filsafat dapat berkembang sejajar dengan ilmu pengetahuan alam. Dan
jalannya yaitu dengan pemikiran yang kritis pada setiap gejala- gejala . Karena
itu dibutuhkan sebuah analisis. Tokohnya Immanuel Kant
4.
Idealisme
Idealis pertama dalam pengertian modern ialah
Berkeley yang pada abad ke- 18 menolak eksistensi independen benda-benda. Idealisme adalah suatu aliran
yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam kaitannya
dengan jiwa dan roh. Menurut aliran idealisme segala peristiwa didunia ini
hanya dapat dimengerti jika suatu syarat tertentu terpenuhi. Tokohnya Hegel, Schopen haver, schjeling.
5.
Positivisme
Positivisme adalah aliran filsafat yang
berpangkal dari fakta yang positif sesuatu yang diluar fakta atau kenyataan
dikesampingkan dalam pembicaraan filsafat dan ilmu pengetahuan. Tokohnya August Comte.
6.
Evolusionisme
Aliran evolusionisme dalam pemikirannya memiliki
konsep tentang perkembangan segala sesuatu diatur oleh hukum- hukum mekanik,
artinya pada hakikatnya dimungkinkan adanya perkembangan manusia pada masa yang
akan dating terbentuknya lebih sempurna. Tokohnya Carles Robert
Darwin.
7.
Materialisme
Aliran filsafat materialism memandang bahwa
realitas yang ada seluruhnya adalah materi belaka . Dalam pandangan
materialisme tentang manusia bahwa manusia adalah benda, seperti
halnya kayu dan batu yang pada akhirnya akan kembali kebentuk material asalnya.Tokohnya Julien De Temenrle.
8.
Neo- Kantianisme
Herman Chohen, seorang tokoh neo- kantianisme
mengemukakan bahwa keyakinannya pada otoritas akal manusia untuk mencipta.
Karena segala sesuatu itu baru dikatakan ada apabila terlebih dahulu dipikirkan
sehingga apa yang dipikirkan akan melahirkan isi pikiran. Tokohnya Wilhem Windelband, Herman Cohen
9.
Pragmantisme
Aliran pragmantisme adalah aliran yang
mengajarkan bahwa yang benar adalah apa saja yang membuktikan dirinya sebagai
yang benar dengan akibat- akibat yang bermanfaat secara praktis. Artinya segala
sesuatu dapat diterima asalkan bermanfaat bagi kehidupan. Tokohnya Wiliam James.
10. Filsafat Hidup
Filsafat hidup dipengaruhi oleh kemajuan
iptek dalam kehidupan manusia sehungga menimbulkan pandangan bahwa
peranan akal piker hanya digunakan untuk menganalisis sampai menyusun suatu
sintesis baru.Tokohnya Aotan Henry Bergson.
11. Fenomenologi
Fenomenologi berasal dari kata fenomen yang
berarti gejala, yaitu suatu hal yang tidak nyata. Suatu gejala tidak harus
diamati oleh indera karena gejala juga dapat dilhat secara batiniah dan tidak
harus berupa kejadian- kejadian. Pandangan aliran fenomenologi bahwa sebuah
objek harus diberi kesempatan untuk berbicara yaitu dengan cara diskriptif
fenomenologi.Tokohnya Edmind Hussert.
12. Ekistensialisme
Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang
memandang berbagai gejala yang berdasar pada eksistensinya. Artinya bagaimana
manusia bisa berada atau bereksistensi dalam dunia. Tokohnya Soren Kierkegaard.
13. Neo- Thomisme
Aliran ini adalah aliran yang mengikuti paham
Thomas Aquinas . Paham thomisme yaitu pertama, paham yang menganggap bahwa
ajaran Thomas tidak sempurna. Kedua, paham yang menganggap bahwa walaupun
ajaran Thomas tidak sempurna masih terdapat hal- hal yang belum dibahas.
Ketiga, paham yang menganggap bahwa ajaran Thomas harus diikuti akan tetapi
tidak boleh dianggap ajarannya betul- betul sempurna.Tokohnya Thomas Aquinas.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Filsafat zaman modern adalah
pengetahuan tidak berasal dari kitab suci atau ajaran agama, Tidak juga dari
para penguasa tetapi dari diri manusia sendiri. Aliran rasionalisme beranggapan
bahwa sumber pengetahuan adalah rasio. Aliran emperisme, sebaliknya
meyakini pengalaman Sumber pengetahuan itu,baik yang batin maupun
inderawi.
Filsafat zaman modern
ditandai dengan perubahan dalam bentuk-bentuk kesadaran atau pola-pola
berpikir. Sebagai bentuk kesadaran, modernitas dicirikan dengan tiga hal yaitu;
Subjektivitas, Kritik dan Kemajuan. Aliran-Aliran Filsafat Modern:
Rasionalisme, Empirisme, Kritisme, Idealisme, Positivisme, Evolusionisme,
Materialisme, Neo-Kantianisme, Pragmatisme, Filsafat Hidup, Fenomenologi,
Eksistensialisme, Neo- Thomisme. Filsafat yang lahir di zaman sekarang, sebenarnya tidak berbeda jauh dari
filsafat zaman modern. Karena pada dasarnya, filsafat yang muncul di masa
sekarang merupakan pengembangan dari ajaran filsafat yang telah ada di zaman
filsafat modern, dan kini mengalami sintesis yang menjadikan jumlahnya menjadi relative
lebih sedikit daripada aliran filsafat zaman modern.
DAFTAR PUSTAKA
Kattsoff, Louis O. Pengantar Filsafat Terjemah
Soejono Soemargono. Yogyakarta: Tiara Wacana. 2004
Salam, Burhanudin. Pengantar Filsafat. Jakarta:
PT Bumi Aksara. 2008
Tim dosen filsafat ilmu. Filsafat Ilmu.
Yogyakarta : Liberty Yogyakarta. 2001
http//faisalmuh93.blogspot.com/2014/.../sejarah-filsafat-pada-masa-yunani.html
http//indrasuti.blogspot.com/2014/06/filsafat-modern.html
[1] Salam, Burhanudin. Pengantar Filsafat. (Jakarta:
PT Bumi Aksara. 2008), hlm.215
[2] Ibid, hlm.216-217
[3]Tim dosen
filsafat ilmu. Filsafat Ilmu. (Yogyakarta : Liberty Yogyakarta. 2001),
hlm.156
[4]
http//indrasuti.blogspot.com/2014/06/filsafat-modern.html
diakses tgl 01-06-2015 jam 15.30
[5] http//faisalmuh93.blogspot.com/2014/.../sejarah-filsafat-pada-masa-yunani.html
diakses tgl 01-06-2015 jam 16.00
[6] Kattsoff,
Louis O. Pengantar Filsafat Terjemah Soejono Soemargono.( Yogyakarta:
Tiara Wacana. 2004), hlm.230
Comments
Post a Comment