Skip to main content

MAKALAH FILSAFAT MODERN

 

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Zaman filsafat modern telah dimulai. Secara historis, zaman modern dimulai sejak adanya krisis zaman pertengahan selama dua abad (abad ke-14 dan ke-15), yang ditandai dengan munculnya gerakan Renaissance. Renaissance berarti kelahiran kembali, yang mengacu pada gerakan keagamaan dan kemasyarakatan yang bermula di Italia (pertengahan abad ke-14). Tujuan utamanya adalah merealisasikan kesempurnaan pandangan hidup Kristiani dengan mengaitkan filsafat Yunani dengan ajaran agama Kristen. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mempersatukan kembali gereja yang terpecah-pecah.

Pada masa itu pula terdapat upaya manusia untuk member tempat kepada akal yang mandiri. Akal diberi kepercayaan yang lebih besar karena adanya suatu keyakinan bahwa akal pasti dapat menerangkan segala macam persoalan yang diperlukan juga pemecahannya. Hal ini dibuktikan adanya perang terbuka terhadap kepercayaan yang dogmatis dan terhadap orang-orang yang enggan menggunakan akalnya.

Asumsi yang digunakan, semakin besar kekuasaan akal akan dapat diharapkan lahir dunia baru yang penghuninya dapat merasa puas atas dasar kepemimpinan akal yang sehat. Aliran yang menjadi pendahuluan ajaran filsafat modern ini didasarkan pada suatu kesadaran atas yang individual dan yang konkret.

B.  Rumusan Masalah

1.     Apa pengertian dari filsafat modern?

2.     Bagaimana sejarah awalnya dari filsafat modern?

3.     Bagaimana perkembangan dari filsafat modern?

4.     Apa ciri-ciri dari filsafat modern?

5.     Apa saja pokok-pokok pemikiran dari filosof modern?

 

 

 

PEMBAHASAN

A.  Pengertian Filsafat Modern

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu secara mendalam sampai ke akar-akarnya dalam mencari hakikat dari suatu fenomena untuk mempeoleh kebenaran yang sesungguhnya.

Filsafat zaman modern adalah pengetahuan tidak berasal dari kitab suci atau ajaran agama, tidak juga dari para penguasa tetapi dari diri manusia sendiri. Aliran rasionalisme beranggapan bahwa sumber pengetahuan adalah rasio. Aliran emperisme, sebaliknya  meyakini  pengalaman. Sumber pengetahuan itu,baik yang batin maupun inderawi.[1]

Aliran rasionalisme di pelopori oleh Rene Descartes (1596-1650M) dalam Discoerse Dela methode tahun 1637 ia menegaskan perlunya pada metode itu sebagai dasar kokoh bagi semua pengetahuan, yaitu dengan menyaksikan segalanya, secara metodis. Namun Tetapi dalam kesangsian yang metodis ini ternyata hanya satu hal yang tidak dapat diragukan, yaitu ‘Saya ragu-ragu’. Ini bukan hayalan, tetapi kenyataan, bahwa ‘aku ragu-ragu’.

Para filsuf zaman modern menegaskan bahwa pengetahuan tidak berasal dari kitab suci atau ajaran agama, tidak juga dari para penguasa, tetapi dari diri manusia sendiri. Namun tentang aspek mana yang berperan ada beda pendapat. Aliran rasionalisme beranggapan bahwa sumber pengetahuan adalah rasio: kebenaran pasti berasal dari rasio (akal). Aliran empirisme, sebaliknya, meyakini pengalamanlah sumber  pengetahuan itu, baik yang batin, maupun yang inderawi. Lalu muncul aliran kritisisme, yang  mencoba  memadukan kedua pendapat berbeda.[2]

 

 

 

 

 

B.  Sejarah Filsafat Modern

Sejarah filsafat terdiri  dari  tiga  periode yaitu periode pertama, adalah periode klasik, sebagai kelanjutan era kuno yang dimulai dari Athena, Alexsanderia, dan pusat-pusat pemikiran Helenistik dan Roma. Periode kedua, adalah periode pertengahan dan periode ketiga, adalah periode modern yang dilanjutkan dengan periode post-modernisme.

Socrates masuk pada kategori era klasik bersama para filosof lainnya, semisal  Plato  yang  menjadi  muridnya  dan  kemunculan  Aristoteles  sebagai murid dari Plato menjadi puncak keemasan era filsafat klasik. Filsafat Plato menemukan sebuah realitas sejati yang disebutnya sebagai dunia ide yang merangkum  segala  bentuk  Kebenaran  berdasarkan  ide  atau  sisi rasionalitas manusia.[3]

Baginya realities fisik adalah refleksi terhadap dunia ide. Berbeda dengan muridnya, Aristoteles memperkenalkan paham realisme. Menurutnya realitas adalah benda-benda konkrit yang menciptakan kesatuan antara bentuk dan subtansi. Setelah masa Aristoteles, wacana kefilsafatan menjadi redup. Kerakteristik filsafat Barat abad pertengahan adalah pembenaran terhadap otoritas Kitab. Salah seorang yang  terkenal pada masa itu adalah Thomas Aquinas (1225-1274 M), K. St. Bona Venture (1221-1257M). Pemikiran mereka berusaha untuk merekonsiliasi antara akal dan  wahyu.

Akal pada waktu itu bagaikan hamba perempuan untuk memuaskan nafsu “kelaki-lakian”  teologi Kristen. Seorang tokoh lain yang muncul pada waktu itu adalah St. Agustinus (1354-1430M) bahkan tidak percaya dengan kekuatan akal dalam mencari kebenaran apapun. Baginya kebenaran sepenuhnya  terbenam, berada dalam wahyu  Tuhan (teks). Singkatnya, pada masa itu, persoalan epistemology mengalami  kepiluan  dan penderitaan di bawah tafsir tunggal para agamawan yang sekaligus menjadi penguasa politik pada zaman tersebut .

Kekuasaan keagamaan yang tumbuh berkembang selama abad pertengahan di Eropa tampaknya menyebabkan terjadinya supremasi Semitik di atas alam pikiran Hellenistik. Di lain pihak, orang merasa dapat memadukan Hellenisme yang bersifat manusiawi intelektual dengan ajaran agama yang bersifat  samawi-supernatural.  Dari sinilah tumbuh rasionalisme, empirisme, idelisme, dan positivisme yang kesemuanya memberikan perhatian yang amat besar terhadap problem pengetahuan nonmetafisika   (bukan agama) dan lahirlah babakan baru yakni babak modern yang ditandai dengan  gerakan renaissance.

C.  Perkembangan Filsafat Modern

Masa modern menjadi identitas di dalam filsafat Modern.Pada masa ini rasionalisme semakin dipikirkan.Tidak gampang untuk menentukan mulai dari kapan Abad Pertengahan berhenti. Namun, dapat dikatakan bahwa Abad Pertengahan itu berakhir pada abad 15 dan 16 atau pada akhir masa Renaissance. Masa setelah abad pertengahan adalah masa modern. Sekalipun, memang tidak jelas kapan berakhirnya abad pertengahan itu. Akan tetapi, ada hal-hal yang jelas menandai masa modern ini, yaitu berkembang pesat berbagai kehidupan manusia barat, khususnya dalam bidang kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan ekonomi. Usaha untuk menghidupkan kembali kebudayaan klasik Yunani-Romawi. Kebudayaan ini pulalah yang diresapi oleh suasana kristiani. Di bidang Filsafat, terdapat aliran yang terus mempertahankan masa Klasik. Aliran-aliran dari Kungfu dan mazhab Stoa menjadi aliran-aliran yang terus dipertahankan. Pada masa Renaissance ini tidak menghasilkan karya-karya yang penting.[4]

Satu hal yang yang menjadi perhatian pada masa Renaissance ini adalah ketika kita melihat perkembangan pemikirannya. Perkembangan pada masa ini menimbulkan sebuah masa yang amat berperan di dalam dunia filsafat.Inilah yang menjadi awal dari masa modern.Timbulnya ilmu pengetahuan yang modern, berdasarkan metode eksperimental dan matematis.Segala sesuatunya, khususnya di dalam bidang ilmu pengetahuan mengutamakan logika dan empirisme.Aristotelian menguasai seluruh Abad Pertengahan ini melalui hal-hal tersebut.

Pada masa Modern terjadi perkembangan yang pesat pada bidang ekonomi. Hal ini terlihat dari kota-kota yang berkembang menjadi pusat perdagangan, pertukaran barang, kegiatan ekonomi monoter, dan perbankan.Kaum kelas menengah melakukan upaya untuk bangkit dari keterpurukan dengan mengembangkan suatu kebebasan tertentu.Kebebasan ini berkaitan dengan syarat-syarat dasar kehidupan. Segala macam barang kebutuhan bisa dibeli dengan uang. Makanisme pasar pun sudah mulai mengambil peranan penting untuk menuntut manusia untuk rajin, cerdik, dan cerdas. Dari sudut pandang sosio-ekonomi menjelaskan bahwa individu berhadapan dengan tuntutan-tuntutan baru dan praktis yang harus dijawab berdasarkan kemampuan akal budi yang mereka miliki.Kemampuan ini tanpa harus mengacu kepada otoritas lain, entah itu dari kekuasaan gereja, tuntutan tuan tanah feodal, maupun ajaran muluk-muluk dari para filsuf.

Dari sudut pandang sejarah Filsafat Barat melihat bahwa masa modern merupakan periode dimana berbagai aliran pemikiran baru mulai bermunculan dan beradu dalam kancah pemikiran filosofis Barat. Filsafat Barat menjadi penggung perdebatan antar filsuf terkemuka.Setiap filsuf tampil dengan gaya dan argumentasinya yang khas.Argumentasi mereka pun tidak jarang yang bersifat kasar dan sini, kadang tajam dan pragmatis, ada juga yang sentimental.Sejarah filsafat pada masa modern ini dibagi ke dalam tiga zaman atau periode, yaitu: zaman Renaissans (Renaissance), zaman Pencerahan Budi (Aufklarung), dan zaman Romantik, khususnya periode Idealisme Jerman.

Ada beberapa tokoh yang menjadi perintis yang membuka jalan baru menuju perkembangan ilmiah yang modern.Mereka adalah Leonardo da Vinci (1452-1519), Nicolaus Coperticus (1473-1543), Johannes Kepler (1571-1630) dan Galileo Galilei (1564-1643).Sedangkan Francis Bacon (1561-1623) merupakan filsuf yang meletakkan dasar filosofisnya untuk perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan.Dia merupakan bangsawan Inggris yang terkenal dengan karyanya yang bermaksud untuk menggantikan teori Aristoteleles tentang ilmu pengetahuan dengan teori baru.

Sekalipun demikian, Rene Descartes merupakan filsuf yang paling terkenal pada masa filsafat modern ini.Rene Descartes (1596-1650) diberikan gelar sebagai bapa filsafat modern.Dia adalah seorang filsuf Perancis.Descartes belajar filsafat pada Kolese yang dipimpin Pater-pater Yesuit di desa La Fleche.Descartes menulis sebuah buku yang terkenal, yaitu Discours de la method pada tahun 1637.Bukunya tersebut berisi tentang uraian tentang metode perkembangan intelektuilnya.Dia dengan lantang menyatakan bahwa tidak merasa puas dengan filsafat dan ilmu pengetahuan yang menjadi bahan pendidikannya.Dia juga menjelaskan bahwa di dalam dunia ilmiah tidak ada sesuatu pun yang dianggapnya pasti.Segala sesuatu dapat dipersoalkan dan pada kenyataannya memang dipersoalkan juga.[5]

D.  Ciri-ciri Filsafat Modern

Filsafat zaman modern ditandai dengan perubahan dalam bentuk-bentuk kesadaran atau pola-pola berpikir. Sebagai bentuk kesadaran, modernitas dicirikan dengan tiga hal yaitu:

1.   Subjektivitas

Dengan subjektivitas dimaksudkan bahwa manusia menyadari dirinya sebagai subjektum, yaitu sebagai pusat realitas yang menjadi ukuran segala sesuatu. Lewat modernisasi manusia lebih menyadari dirinya sebagai individu. Di dalam filsafat kita mendengar pernyataan Decartes yang sangat terkenal yaitu Cogito Ergo Sum (Saya berpikir maka saya ada). Pernyataan itu adalah formulasi padat kesadaran zaman modern yang terus dipertahankan. Manusia sebagai individu bisa mengetahui kenyataan dengan rasionya sendiri.

2.   Elemen selanjutnya adalah kritik. Dengan kritik dimaksudkan bahwa rasio tidak hanya menjadi sumber pengetahuan, melainkan juga menjadi kemampuan prakti untuk membebaskan individu dari wewenang tradisi atau untuk menghancurkan parsangka-prasangka yang menyesatkan. Kant merumuskan kritik sebagai keberanian untuk berpikir sendiri di luar tuntunan tradisi atau otoritas.Subjektivitas dan kritik pada gilirannya mengandaikan keyakinan akan kemajuan. 

3.   Dengan kemajuan dimaksudkan bahwa manusia menyadari waktu sebagai sumber langka yang tak terulangi. Waktu dialami sebagai rangkaian peristiwa yang mengarah pada satu tujuan yang dituju oleh subjektivitas dan kritik tersebut. Selain itu ada dua hal yang menandai sejarah modern, yakni runtuhnya otoritas gereja dan mengual otoritas Sains. Dua hal itu yang pada dasarnya menjelaskan lain-Iainnya.

E.  Aliran-aliran Filsafat Modern

Adapun aliran-aliran pemikiran yang muncul pada filsafat modern adalah sebagai berikut:[6]

1.     Rasionalisme

Rasionalisme adalah paham filsafat yang mengatakan bahwa akal adalah alat terpenting untuk memperoleh pengetahuan karena suatu pengetahuan dapat diperoleh dengan cara berfikir. Dalam aliran ini muncul istilah Cogito ergo sum yang artinya adalah saya berfikir maka saya ada, tokohnya Rene Descartes

2.      Empirisme

Aliran empirisme beranggapan bahwa pengetahuan yang bermanfaat, pasti dan benar hanya dapat diperoleh lewat indera (empiri) , dan empirilah satu- satunya sumber pengetahuan.Tokohnya Thomas Hobbes, John Locke, David Hume.

3.      Kritisme

Aliran kritisme beranggapan bahwa diperlukan upaya agar filsafat dapat berkembang sejajar dengan ilmu pengetahuan alam. Dan jalannya yaitu dengan pemikiran yang kritis pada setiap gejala- gejala . Karena itu dibutuhkan sebuah analisis. Tokohnya Immanuel Kant

4.     Idealisme

Idealis pertama dalam pengertian modern ialah Berkeley yang pada abad ke- 18 menolak eksistensi independen benda-benda. Idealisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan jiwa dan roh. Menurut aliran idealisme segala peristiwa didunia ini hanya dapat dimengerti jika suatu syarat tertentu terpenuhi. Tokohnya Hegel, Schopen haver, schjeling.

5.     Positivisme

Positivisme adalah aliran filsafat yang berpangkal dari fakta yang positif sesuatu yang diluar fakta atau kenyataan dikesampingkan dalam pembicaraan filsafat dan ilmu pengetahuan. Tokohnya August Comte.

6.     Evolusionisme

Aliran evolusionisme dalam pemikirannya memiliki konsep tentang perkembangan segala sesuatu diatur oleh hukum- hukum mekanik, artinya pada hakikatnya dimungkinkan adanya perkembangan manusia pada masa yang akan dating terbentuknya lebih sempurna. Tokohnya Carles Robert Darwin.

7.     Materialisme

Aliran filsafat materialism memandang bahwa realitas yang ada seluruhnya adalah materi belaka . Dalam pandangan materialisme tentang manusia bahwa manusia  adalah benda,  seperti halnya kayu dan batu yang pada akhirnya akan kembali kebentuk material asalnya.Tokohnya Julien De Temenrle.

8.     Neo- Kantianisme

Herman Chohen, seorang tokoh neo- kantianisme mengemukakan bahwa keyakinannya pada otoritas akal manusia untuk mencipta. Karena segala sesuatu itu baru dikatakan ada apabila terlebih dahulu dipikirkan sehingga apa yang dipikirkan akan melahirkan isi pikiran. Tokohnya Wilhem Windelband, Herman Cohen

9.      Pragmantisme

Aliran pragmantisme adalah aliran yang mengajarkan bahwa yang benar adalah apa saja yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan akibat- akibat yang bermanfaat secara praktis. Artinya segala sesuatu dapat diterima asalkan bermanfaat bagi kehidupan. Tokohnya Wiliam James.

10.  Filsafat Hidup

Filsafat hidup dipengaruhi oleh kemajuan iptek  dalam kehidupan manusia sehungga menimbulkan pandangan bahwa peranan akal piker hanya digunakan untuk menganalisis sampai menyusun suatu sintesis baru.Tokohnya Aotan Henry Bergson.

11.  Fenomenologi

Fenomenologi berasal dari kata fenomen yang berarti gejala, yaitu suatu hal yang tidak nyata. Suatu gejala tidak harus diamati oleh indera karena gejala juga dapat dilhat secara batiniah dan tidak harus berupa kejadian- kejadian. Pandangan aliran fenomenologi bahwa sebuah objek harus diberi kesempatan untuk berbicara yaitu dengan cara diskriptif fenomenologi.Tokohnya Edmind Hussert.

12.   Ekistensialisme

Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang memandang berbagai gejala yang berdasar pada eksistensinya. Artinya bagaimana manusia bisa berada atau bereksistensi dalam dunia. Tokohnya Soren Kierkegaard.

13.   Neo- Thomisme

Aliran ini adalah aliran yang mengikuti paham Thomas Aquinas . Paham thomisme yaitu pertama, paham yang menganggap bahwa ajaran Thomas tidak sempurna. Kedua, paham yang menganggap bahwa walaupun ajaran Thomas tidak sempurna masih terdapat hal- hal yang belum dibahas. Ketiga, paham yang menganggap bahwa ajaran Thomas harus diikuti akan tetapi tidak boleh dianggap ajarannya betul- betul sempurna.Tokohnya Thomas Aquinas.

PENUTUP

A.     Kesimpulan

Filsafat zaman modern adalah pengetahuan tidak berasal dari kitab suci atau ajaran agama, Tidak juga dari para penguasa tetapi dari diri manusia sendiri. Aliran rasionalisme beranggapan bahwa sumber pengetahuan adalah rasio. Aliran emperisme, sebaliknya  meyakini  pengalaman Sumber pengetahuan itu,baik yang batin maupun inderawi.

Filsafat zaman modern ditandai dengan perubahan dalam bentuk-bentuk kesadaran atau pola-pola berpikir. Sebagai bentuk kesadaran, modernitas dicirikan dengan tiga hal yaitu; Subjektivitas, Kritik dan Kemajuan. Aliran-Aliran Filsafat Modern: Rasionalisme, Empirisme, Kritisme, Idealisme, Positivisme, Evolusionisme, Materialisme, Neo-Kantianisme, Pragmatisme, Filsafat Hidup, Fenomenologi, Eksistensialisme, Neo- Thomisme. Filsafat yang lahir di zaman sekarang, sebenarnya tidak berbeda jauh dari filsafat zaman modern. Karena pada dasarnya, filsafat yang muncul di masa sekarang merupakan pengembangan dari ajaran filsafat yang telah ada di zaman filsafat modern, dan kini mengalami sintesis yang menjadikan jumlahnya menjadi relative lebih sedikit daripada aliran filsafat zaman modern.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Kattsoff, Louis O. Pengantar Filsafat Terjemah Soejono Soemargono. Yogyakarta: Tiara Wacana. 2004

Salam, Burhanudin. Pengantar Filsafat. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2008

Tim dosen filsafat ilmu. Filsafat Ilmu. Yogyakarta : Liberty Yogyakarta. 2001

http//faisalmuh93.blogspot.com/2014/.../sejarah-filsafat-pada-masa-yunani.html

http//indrasuti.blogspot.com/2014/06/filsafat-modern.html

 

 



[1] Salam, Burhanudin. Pengantar Filsafat. (Jakarta: PT Bumi Aksara. 2008), hlm.215

[2] Ibid, hlm.216-217

[3]Tim dosen filsafat ilmu. Filsafat Ilmu. (Yogyakarta : Liberty Yogyakarta. 2001), hlm.156

 

[4] http//indrasuti.blogspot.com/2014/06/filsafat-modern.html diakses tgl 01-06-2015 jam 15.30

[5] http//faisalmuh93.blogspot.com/2014/.../sejarah-filsafat-pada-masa-yunani.html diakses tgl 01-06-2015 jam 16.00

[6] Kattsoff, Louis O. Pengantar Filsafat Terjemah Soejono Soemargono.( Yogyakarta: Tiara Wacana. 2004), hlm.230

 

Comments

Popular posts from this blog

SEJARAH KERAJAAN SAMBAS    1.ASAL MULA SAMBAS Kesultanan Sambas sebuah Negeri berpenduduk mayoritas Etnis Melayu,dengan luas 20.940 km² ,bandingkan dengan kesultanan Brunai (5.765 km²). Pada tahun 1915 Negeri Sambas berpenduduk 130.000 jiwa,yang terdiri dari berbagai etnis atau suku kaum : -Orang Eropa 100 jiwa -Suku Dayak 26.000 jiwa -Orang Arab dan Timur asing lainya 270 jiwa -Cina (tionghoa) 30.000 jiwa -Melayu Jawa dan Bugis 67.000 jiwa Pada tahun 1988  Sambas berpenduduk 895.900 jiwa,dan merupakan sebuah kabupaten dibawah kedaulatan NKRI. Pada masa pemerintahan Sultan Muhhammad Syafi’uddin I yang dinobatkan pada tanggal 10 Zulhijjah hari Senin tahun 1040 H(9 Juli 1631 M ).nama Sambas sudah dipergunakan dan telah dipergunakan jauh sebelum itu GAMBAR 1. GERBANG DEPAN ISTANA SAMBAS Di era kerajaan Majapahit dizaman kekuasaan Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada,kerajaan Sambas disebut sebut sebagai satu kerajaan di Borneo yang berada dibawah ke...

MAIN GULI

Istilah Dalam "Main Guli / Pal" Ini Mengingatkan Kita Akan Masa Lalu. Baca Istilah Dalam Main Guli Disini. Sambas Post- Istilah dalam permainan guli ini ditulis oleh Riecko Ananda ( pengguna facebook ). Seperti apa istilahnya, yuk kita simak. Check it out. Istilah dalam permainan kelereng ( Maing Pal/Maing Gulli ) dalam Bahasa Melayu Sambas. 1. Bah Pal/buah Pal atau Gulli ( kelereng/guli/gundu ). 2. Ninting/Nujju ( membidik kelereng lawan ). 3. Maccut/Simaccut ( membidik kelereng lawan dengan keras/kuat). 4. Nyumbat ( tepat pada sasaran ). 5. Ngintis ( bidikan mengenai sedikit sisi samping/atas kelereng lawan ). 6. Nginnal ( kelereng berputar ). 7. Tumbi' ( kelereng pada posisi teratas ). 8. Nguncang ( menempatkan posisi kelereng percis berdekatan dengan yang diinginkan ). 9. Efekkan ( jarak antara kelereng lawan hanya sejengkal ) 10. Kuccu' ( kebanggaan/kelereng yang menjadi kebanggan yang selalu dipakai dalam setiap permainan ). 11. Lansut ( membidik dengan keras...

makalah komunikasi lintas budaya

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang             Peristiwa-peristiwa perubahan kebudayaan selalu melanda semua bangsa dan negara di dunia, walaupun luas permasalahan dan tingkat permasalahan itu berbeda-beda             Secara umum  ada dua kekuatan   yang   menyebabkan timbulnya  perubahan sosial, hal yang pertama adalah kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal factor), seperti pergantian generasi dan berbagai penemuan dan rekayasa setempat.Hal kedua, adalah kekuatan dari luar masyarakat (external factor), seperti pengaruh kontak-kontak antar budaya (culture contact) secara langsung maupun  persebaran (unsur) kebudayaan serta perubahan lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat memacu perkembangan sosial dan kebudayaan masyarakat yang harus menata kembali kehidupan merekaSeberapa c...

makalah peta dakwah

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang                         Secara perlahan namun pasti, umat manusia menjalin hubungan mesra satu sama lain melalui perantaraan kecanggihan teknologi komunikasi. Sementara politik dan ekonomi secara kasat mata biasanya senantiasa mempertahankan berbagai ’jurang pertentangan’ di antara manusia. Inilah salah satu bentuk dari keajaiban peradaban kontemporer, dimana manusia dapat saling berbagi cerita dari ujung bumi yang satu ke ujung bumi lainnya dalam suatu hitungan sepersekian detik.                         Globalisasi menuntut pengintegrasian seluruh aspek kehidupan manusia di dunia, baik di bidang ekonomi, politik, social dan budaya. Globalisasi sejatinya adalah anak kandung dari kapitalisme. Kapit...

MAKALAH SEJARAH AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA

  PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah Agama di dunia ada bermacam-macam yang diturunkan oleh Tuhan sehingga orang bebas memilih mana yang di anut dan di yakininya dan di anggap paling benar, salah satunya adalah agama kong hu cu tetapi sebenarnya khonghucu bukan salah satu agama, tetapi filsafat. Tapi sebagian orang berpendapat bahwa kong hu cu adalah suatu agama. Diantaranya orang tionghoa mereka mempercayai bahwa kong hu cu adalah suatu agama. Ajaran Konfusianisme atau Kong Hu Cu (juga: Kong Fu Tze atau Konfusius ) dalam bahasa Tionghoa , istilah aslinya adalah Rujiao yang berarti agama dari orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi luhur. Khonghucu memang bukanlah pencipta agama ini melainkan dia hanya menyempurnakan agama yang sudah ada jauh sebelum kelahirannya seperti apa yang dia sabdakan: "Aku bukanlah pencipta melainkan Aku suka akan ajaran-ajaran kuno tersebut". Meskipun orang kadang mengira bahwa Khonghucu adalah merupakan suatu ...

psikologi dakwah

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang             Dalam masyarakat modern, kedudukan dan peran psikologi dapat dikatakan sebagai sarana efektif berhasil tidaknya tujuan yang diharapkan, baik secara individu maupun secara kelompok, sebab psikologi memberikan suatu petunjuk yang berdasarkan berbagai macam teori tentang bagaimana seharusnya manusia berbuat untuk dirinya ataupun untuk masyarakat.             Di samping itu, psikologi memberikan pula cara-cara bagaimana yang lebih tepat dalam pemecahan masalah-masalah kemanusiaan, baik ia sebagai individu atau sebagai kelompok masyarakat, begitu pula dapat diterapkan dalam masalah agama, khususnya sebagai acuan metodologi dakwah, merupakan suatu yang tidak dapat ditinggalkan.             Dari segi psikologi bahwa dakwah dalam prosesnya dipandang seb...

MAKALAH MEMAHAMI AUDIENS DALAM KOMUNIKASI MASSA

  MEMAHAMI AUDIENS DALAM KOMUNIKASI MASSA A. Latar Belakang Kata audiens menjadi mengemuka ketika diidentikan dengan “receivers” dalam model proses komunikasi massa (source, channel, message, receiver, effect) yang dikemukakan oleh Wilbur Schramm (1955). Audiens adalah sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, dan pemirsa berbagai media atau komponen beserta isinya, seperti pendengar radio atau penonton televisi. Dengan demikian Audiens dapat didefinisikan dalam beberapa aspek: aspek lokasi (seperti dalam kasus media lokal); aspek personal (seperti ketika media dicirikan dengan mengacu pada kelompok usia tertentu, jenis kelamin, keyakinan politik atau pendapatan); aspek jenis media yang dipakai (teknologi dan organisasi gabungan); aspek isi pesan (genre, materi pelajaran, gaya); aspek waktu ('primetime' dan ‘primetime’, penonton dan juga lama menonton). Sebelum media massa ada, audiens adalah sekumpulan penonton drama, permainan dan tontonan. Setelah ada kegiata...

MAKALAH OPINI PUBLIK DALAM BINGKAI PSIKOLOGI KOMUNIKASI

  OPINI PUBLIK DALAM BINGKAI PSIKOLOGI KOMUNIKASI A. Latar Belakang Opini adalah ekspresi atau pendapat seseorang atas suatu masalah yang bersifat kontroversial. Publik adalah kelompok yang tidak merupakan kesatuan,tetapi mereka melakukan interaksi secara tidak langsung melalui alat-alat komunikasi. Alat- alat komunikasi yang digunakan seperti,surat kabar,radio, televisi, ataupun pembicaraan-pembicaraan pribadi yang berantai, sehingga secara umum , opini publik dapat di artikan sebagai pendapat sekelompok orang tentang sesuatu hal yang bersifat kontroversial dan menyangkut kepentingan umum. Pembentukan opini publik sangatv bergantung pada proses komunikasi. Masyarakat memperoleh pengetahuan atau informasi tentang persoalan yang terjadi di masyarakat melalui proses komunikasi. B. Rumusan Masalah 1. Memahami pengertian opini publik ? 2. Memahami proses pembentukan opini publik 3. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi opini publik ?        ...

makalah retorika dakwah

Pengertian Da’i Secara Pribadi A.   Latar Belakang        Peran da’I sebagai tokoh masyarakat dalam pembangunan sangat penting, karena posisinya sebaga seorang “ opinion leader ” yaitu orang yang berpengaruh besar dalam mengambil keputusan. Pembangunan pada dasarnya adalah suatu proses yang bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dalam hal ini adalah kesejahteraan untuk individu maupun kelompok.        Dalam lingkungan masyarakat, dibutuhkan peran da‘i   atau tokoh informal yang harus berperan untuk merangkul dan memberikan pemahaman keagamaan terhadap perubahan social masyarakat di desa tersebut. Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang Peran Da‘I Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat.        Keberhasilan dakwah akan sangat bergantung kepada bagaimana da’i tersebut berdakwah. Tidak hanya penguasaan materi yang diluar kep...