BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Peristiwa-peristiwa perubahan kebudayaan selalu
melanda semua bangsa dan negara di dunia, walaupun luas permasalahan dan
tingkat permasalahan itu berbeda-beda.
Secara umum ada dua kekuatan
yang menyebabkan timbulnya perubahan sosial, hal yang pertama
adalah kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal factor), seperti
pergantian generasi dan berbagai penemuan dan rekayasa setempat.Hal kedua,
adalah kekuatan dari luar masyarakat (external factor), seperti pengaruh
kontak-kontak antar budaya (culture contact) secara langsung
maupun persebaran (unsur) kebudayaan serta perubahan lingkungan
hidup yang pada gilirannya dapat memacu perkembangan sosial dan kebudayaan
masyarakat yang harus menata kembali kehidupan merekaSeberapa cepat
atau lambatnya perkembangan sosial budaya yang melanda, dan faktor apapun
penyebabnya, setiap perubahan yang terjadi akan menimbulkan reaksi pro dan
kontra terhadap masyarakat atau bangsa yang bersangkutan.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
Hubungan antara Perubahan Sosial dan Perubahan Kebudayaan ?
2. Bagaimana
Proses-proses Perubahan Sosial dan Kebudayaan ?
3. Apa
Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Sosial dan Kebudayaan ?
4. Bagaimana
Proses Komunikasi Antarbudaya ?
5. Bagaimana
Pembentukan Budaya dan Cara Berkomunikasi ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Hubungan
antara Perubahan Sosial dan Perubahan Kebudayaan
Kingsley Davis berpendapat bahwa perubahan sosial
merupakan bagian dari perubahan kebudayaan.Perubahan dalam kebudayaan
mencangkup semua bagiannya, yaitu: kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi,
filsafat dan seterusnya, bahkan perubahan-perubahan dalam bentuk serta
aturan-aturan organisasi sosial. Sebagai contoh dikemukakannya perubahan pada
logat bahasa Aria setelah terpisah dari induknya. Akan tetapi, perubahan
tersebut tidak memengaruhi organisasi sosial masyarakatnya. Perubahan-perubahan
tersebut lebih merupakan perubahan kebudayaan ketimbang perubahan sosial.
Perubahan sosial dan perubahan
budaya sebenarnya di dalam kehidupan sehari-hari, acap kali tidak mudah untuk
menetukan garis pemisah antara perubahan sosial dan kebudayaan. Hal itu
disebabkan tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan, dan sebaliknya
tidak mungkin ada kebudayaan yang tidak menjelma dalam suatu masyarakat. Hal
itu mengakibatkan bahwa garis pemisah di dalam kenyataan hidup antara perubahan
sosial dan kebudayaan lebih sukar lagi untuk ditegaskan. Biasanya antara kedua
gejala itu dapat ditemukan hubungan timbale balik sebagai sebab dan akibat.
B. Proses-proses
Perubahan Sosial dan Kebudayaan
1. Penyesuaian
Masyarakat Terhadap Perubahan Antarbudaya
Masyarakat dan kebudayaan di mana pun selalu dalam keadaan
berubah, sekalipun masyarakat dan kebudayaan primitif yang terisolasi jauh dari
berbagai perhubungan dengan masyarakat yang lainnya. Terjadinya
perubahan-perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal:
a. Sebab-sebab
yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya perubahan
jumlah dan komposisi penduduk.
b. Sebab-sebab
perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang
hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan
kebudayaan lain, cenderung untuk berubah secara lebih cepat.
Perubahan sosial dan perubahan kebudayaan berbeda. Dalam
perubahan sosial terjadi perubahan struktur sosial dan pola-pola hubungan
sosial, antara lain sistem status, hubungan-hubungan di dalam keluarga sistem
politik, dan kekuasaan, serta persebaran penduduk. Sedangkan yang dimaksud
dengan perubahan kebudayaan ialah perubahan yang terjadi dalam sistem ide yang
dimiliki bersama oleh para warga atau sejumlah warga masyarakat yang
bersangkutan, antara lain aturan-aturan, norma-norma yang digunakan sebagai pegangan
dalam kehidupan, juga teknologi, selera, rasa keindahan (kesenian), dan bahasa.
Walaupun perubahan sosial dan perubahan kebudayaan itu berbeda, pembahasan
kedua perubahan itu tak akan mencapai suatu pengertian yang benar tanpa
mengaitkan keduanya.
Keserasian atau harmoni dalam masyarakat (social
equilibrium) merupakan keadaan yang diidam-idamkan setiap masyarakat.
Dengan keserasian masyarakat dimaksudkan sebagai suatu keadaan dimana
lembaga-lembaga kemasyarakatan yang pokok benar-benar berfungsi dan saling
mengisi.[1] Dalam
keadaan demikian, individu secara spikologis merasakan akan adanya ketentraman,
karena tidak adanya pertentangan dalam norma-norma dan nilai-nilai.
Ada kalanya unsur-unsur baru dan lama yang bertentangan secara
bersamaan mempengaruhi norma-norma dan nilai-nilai yang kemudian berpengaruh
juga pada warga masyarakat. Apabila ketidak serasian dapat dipulihkan kembali
setelah terjadi suatu perubahan, maka
keadaan tersebut dinamakan penyesuaian (adjustment). Bila sebaliknya terjadi maka dinamakan ketidak penyusuaian social (maladjustment) yang mungkin
mengakibatkan terjadinya anomie.
Suatu perbedaan dapat diadakan antara penyesuaian dari
lembaga-lembaga kemasyarakatan dan penyesuaian dari individu yang ada dalam
masyarakat tersebut.[2] Yang
pertama menunjuk pada keadaan, dimana masyarakat berhasil menyesuaikan
lembaga-lembaga kemasyarakatan dengan keadaan yang mengalami perubahan sosial
dan kebudayaan. Sedangkan yang kedua menunjuk pada usaha-usaha individu untuk
menyesuaikan diri dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang telh diubah atau
diganti agar terhindar dari disorganisasi psikologis.
C. Faktor-faktor
yang Menyebabkan Perubahan Sosial dan Kebudayaan
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa mungkin ada sumber
sebab-sebab tersebut yang terletak di dalam masyarakat itu sendiri dan ada yang
letaknya di luar. Sebab-sebab yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri,
antara lain sebagai berikut.
1. Bertambah
atau Berkurangnya Penduduk
Berkurangnya penduduk mungkin disebabkan berpindahnya penduduk
dari desa ke kota atau dari daerah ke daerah lain (misalnya transmigrasi).
Perpindahan penduduk menimbukan kekosongan, misalnya dalam bidang pembagian
kerja dan stratifiksi sosial, yang memengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan. Perpindahan
penduduk telah berlangsung berates-ratus ribu tahun lamanya di dunia ini. Hal
itu sejajar dengan bertambah banyaknya manusia penduduk bumi ini. Pada
masyarakat-masyarakat yang mata pencaharian utamanya berburu, perpindahan
sering kali dilakukan, yang tergantung dari persediaan hewan-hewan buruannya.
Apabila hewan-hewan tersebut habis, mereka akan berpindah ke tempat-tempat
lainnya seperti manusia purba.
2. Penemuan-penemuan
Baru
Suatu proses sosial dan kebudayaan yang besar, tetapi yang
terjadi dalam jangka waktu yang tidak teralu lama disebut dengan inovasi
atau innovation.[3] Penemuan-penemuan
baru sebagai sebab terjadinya perubahan-perubahan dapat dibedakan dalam
pengertian-pengertian discovery dan invention. Discovery adalah
penemuan unsur kebudayan yang baru, baik berupa alat, ataupun yang berupa
gagasan yang diciptakan oleh seorang individu atau serangkaian ciptaan para
individu. Misalnya penemuan mobil, kereta api, dan jalan kereta api, telepon,
dan sebagainya menyebabkan tumbuhnya lebih banyak pusat kehidupan di daerah
pinggiran kota yang dinamakan suburb.
Proses penerimaan perubahan berbagai faktor yang mempengaruhi
diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru diantaranya:
a. Terbiasanya
masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan
orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
b. Jika
pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan
oleh nilai agama, dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang
ada, maka penerimaan unsur baru itu mengalami kelambatan dan harus disensor
dulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan ajaran agama yang berlaku.
c. Corak
struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan
baru. Misalnya, sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
d. Suatu
unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang
baru tersebut.
e. Apabila
unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas, dan dapat dengan
mudah dibuktikan kegunaannnya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.
3. Pertentangan
(Conflict) Masyarakat
Umumnya masyarakat tradisional di
Indonesia bersifat kolektif. Segala kegiatan didasarkan pada kepentingn
masyarakat. Kepentingan individu walaupun diakui, tetapi mempunyai fungsi
sosial. Tidak jarang timbul pertentangan atara kepentingan individu dengan
kepentingan kelompoknya, yang dalam hal-hal tertentu dapat menimbulkan
perubahan-perubahan.
4. Terjadinya
Pemberontakan atau Revolusi
Revolusi yang meletus pada Oktober 1917 di Rusia telah
menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar pada Negara Rusia yang mula-mula
mempunyai bentuk kerajaan absolute berubah menjadi dictator proletariat yang
dilandaskan pada doktrin Marxis. Segenap lembaga kemasyarakatan, mulai dari
bentuk negara sampai keluarga batih, mengalami perubahan-perubahan yang
mendasar.
Suatu perubahan sosial dan kebudayan dapat pula bersumber pada
sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat itu sendiri, antara lain sebagai
berikut.
a. Sebab-sebab
yang Berasal dari Lingkungan Alam Fisik yang Ada di Sekitar Manusia
b. Peperangan
c. Pengaruh
Kebudayaan Masyarakat Lain
D. Proses
Komunikasi Antarbudaya
Komunikasi tidak bisa dipandang sekedar sebuah kegiatan
yang menghubungkan manusia dalam keadaan pasif tetapi komunikasi harus
dipandang sebagai suatu proses yang menghubungkan manusia melalui sekumpulan
tindakan yang terus menerus diperbaarui. Dikatakan sebagai suatu proses karena
komunikasi itu dinamik, selalu berlangsung dan sering berubah-ubah. Sebuah
proses terdiri dari beberapa sekuen yang dapat dibedakan namun tidak dapat
dipisahkan
Komunikasi antarbudaya pada hakikatnya sama dengan
komunikasi lainnya, yaitu suatu proses yang interaktif dan transaksional serta
dinamis. Komunikasi antarbudaya yang interaktif adalah komunikasi yang
dilakukan oleh komunikator dan komunikan dalam dua arah/timbal balik (Two way
communication) namun masih berada pada tahap rendah, namun, apabila memasuki
pada tahap tinggi misalnya saling mengerti, memahami perasaan dan tindakan
bersama maka komunikasi tersebut telah memasuki tahap transaksional
Komunikasi transaksional meliputi tiga unsur penting
meliputi: (1) keterlibatan emosional yang tinggi, (2) peristiwa komunikasi, dan
(3) partisipan dalam komunikasi antarbudaya yang menjalankan peran tertentu.
Baik komunikasi interaktif maupun transaksional mengalami proses yang bersifat
dinamis karena proses tersebut berlangsung dalam konteks sosial yang hidup,
berkembang dan bahkan berubah-ubah berdasarkan waktu, situasi dan kondisi
tertentu. Karena komunikasi yang dilakukan merupakan komunikasi antarbudaya
maka kebudayaan merupakan dinamisator atau “penghidup” bagi proses komunikasi
tersebut.
E. Pembentukan
Budaya dan Cara Berkomunikasi
Benar bahwa peran merupakan sebuah identitas
dari struktur sosial atau struktur kebudayaan (identitas peran : struktur
kebudayaan dan struktur sosial)» Karena itu kita harus jeli membedakan antara
peran yang diharapkan (role exspectation) sebagai bagian dari stuktur
budaya dengan tampUtf peran (role performance) yang adalah
bagian dari struktur sosial suatu masyarakat. Yang dimaksudkan dongan
struktur budaya adalah pola-pola persepsi, berpikir dan perasaan,
sedangkanstruktur sosial adalah pola-pola perilaku sosial.[4]
Yang penting buat kita bahwa identitas budaya ditentukan
oleh struktur budaya sedangkan identitas sosial ditentukan oleh struktur
sosial. Oleh karena itu, sangat beralasan bila perubahan struktur budaya dan
struktur sosial pada gilirannya akan mengubah identitas seorang individu, dan
perubahan identitas budaya itu lebih dimaksudkan sebagai perubahan pola
persepsi, berpikir dan perasaan dan bukan sekedar perubahan perilaku.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peristiwa-peristiwa perubahan kebudayaan selalu
melanda semua bangsa dan negara di dunia Fenomena ini tidak lain diakibatkan
oleh dua faktor yang berasal dari dalam dan faktor yang berasal dari luar,
faktor dari dalam yaitu bertambahnya atau berkurangnya penduduk,
penemuan-penemuan baru, pertentangan-pertentangan dalam masyarakat, terjadinya
pemberontakan atau revolusi di dalam tubuh masyarakat itu sendiri. Sedangkan
faktor dari luarnya yaitu sebab-sebab yang berasal dari lingkungan fisik yang
ada di sekitar manusia, peperangan dengan negara lain, serta pengaruh
kebudayaan masyarakat lain. Walaupun perubahan sosial dan perubahan kebudayaan
itu berbeda, pembahasan kedua perubahan itu tidak akan mencapai suatu
pengertian yang benar tanpa mengaitkan keduanya.
Perubahan dalam
masyarakat memang telah ada sejak zaman dahulu.Namun dewasa ini
perubahan-perubahan tersebut berjalan dengan sangat cepatnya, sehingga
membingungkan manusia yang menghadapinya. Perubahan-perubahan mana sering
berjalan secara konstan.Ia tersebut memang terikat oleh waktu dan tempat. Akan
tetapi karena sifatnya yang berantai, maka perubahan terlihat berlangsung
terus, walau diselingi keadaan di mana masyarakat mengadakan reorganisasi
unsur-unsur struktur masyarakat yang terkena perubahan.
DAFTAR PUSTAKA
Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi, Jakarta:
Penerbit Universitas, 1965.
Selo Soemardjan, op.cit.
Soerjono Soekanto,.Sosiologi Suatu Pengantar,
Jakarta: Rajawali pers,1990.
Comments
Post a Comment