Skip to main content

MAKALAH Media Komunikasi Tradisional Muslim Pedesaan

 

Media Komunikasi Tradisional Muslim Pedesaan

A.    Latar Belakang

            Komunikasi merupakan proses penyampaian dan penerimaan lambang-lambang yang mengandung arti, baik yang berwujud informasi-informasi, pemikiran-pemikiran, pengetahuan ataupun yang lain-lain. Karena dalam komunikasi yang penting adalah adanya pengertian bersama dan membutuhkan pemahaman proses sosial. Bila pesan dapat bermacam-macam jenisnya, maka media komunikasi dapat bermacam-macam pula, misal: radio, TV, media cetak, dan media online.

            Media atau saluran, yaitu perangkat yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator. Ini yang sering disebut sebagai media komunikasi, yaitu: dapat berwujud media komunikasi cetak dan non cetak, dapat verbal dan non verbal. Oleh karena itu, manusia sering menggunakan media untuk memudahkan pemahaman tentang isi pesan dalam komunikasi. Media tradisional, seperti: buku, majalah, radio, televisi (bahkan dalam media baru), keberadaan pengguna tidak hanya pasif menerima informasi tetapi juga aktif dalam memproduksi informasi untuk menyampaikan isi pesan berbagai media kepada orang lain. Pengguna juga tidak hanya menerima satu informasi sesuai dengan apa yang diproduksi oleh institusi media yang terkadang juga memuat informasi yang tidak sesuai dengan keinginan pengguna, tetapi pengguna bisa memilah informasi apa saja yang diinginkan dan dari sumber yang jumlahnya bisa dikatakan tak terbatas. Juga menurut  Monavich ,  sebagai  suatu  interfaces  komputer tidak hanya medium yang menghubungkan manusia maupun mesin dalam jaringan informasi di internet semata, tetapi sudah menjadi budaya yang mengatur bagaimana manusia melakukan koneksi dengan  jaringan  informasi  atau  berhubungan  dengan  beragam data di internet. Oleh karena itu, beragam media komunikasi berfungsi untuk membantu manusia saja, karena manusia tetap memiliki kebebasan untuk memilih dan memilah pemanfaatan media juga kecanggihan teknologi.

            Manusia memiliki keinginan untuk berinteraksi dengan lingkungan, baik kepada sesama manusia maupun makhluk lain (hewan dan tumbuhan) untuk optimalisasi daya-daya. Selain interaksi, manusia juga memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan keunikan identitas (individu maupun sosial) sehingga memiliki perbedaan dengan manusia lain. Komunikasi yang dilakukan manusia dapat secara langsung maupun tidak langsung, baik menggunakan media tradisional maupun media modern. Setiap media memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, namun hanya manusia yang cerdaslah yang mampu untuk meminimalisir dampak negatif dari semua media karena media hanya sebagai perantara manusia dalam memudahkan berkomunikasi antar manusia yang memiliki keunikan sebagai pribadi dan keunikan sosial dalam sebuah kelompok masyarakat.

            Kondisi tersebut akan memberikan peluang bagi manusia untuk cepat beradaptasi dengan perubahan yang benar-benar memberikan manfaat kebaikan bagi dirinya dan lingkungan. Dengan kemampuan berkomunikasi maka manusia dapat berdiskusi tentang perubahan di bidang revolusi industri adalah membantu kemudahan aktivitas manusia bukan untuk menghilangkan aspek-aspek kemanusiaan. Sehingga identitas personal dan identitas sosial tetap menjadi keunikan manusia dalam berkomunikasi, yakni dengan menggunakan media tradisional.

            Terlihat dalam kehidupan manusia di masa lalu, usaha manusia yang ingin berkomunikasi lebih jauh. Dari hal ini penulis ingin menyajkan salah satu bentuk komunikasi manusia di masa lalu (tradisional), dalam menjalin komunikasi dengan manusia lain. Bentuk komunikasi yang diangkat dalam tulisan ini adalah kentongan dan bedug.

B.    Rumusan Masalah

1.     Apa pengertian dari media ?

2.     Seperti apa fumgsi media komunikasi tradisional ?

C.    Pengertian Media

            Kata media berasal dari bahasa Latin, median, yang merupakan bentuk jamak dari medium. Secara etimologi yang berarti alat perantara. Wilbur Schramn mendefinisikan media sebagai teknologi informasi yang dapat digunakan dalam pengajaran. Secara lebih spesifik, yang dimaksud dengan media adalah alat-alat fisik yang menjelaskan isi pesan atau pengajaran, seperti buku, film, video kaset, slide, dan sebagainya.[1]

D.    Media Komunikasi Tradisional

            Manusia  diciptakan  oleh  Allah  dengan  berbagai  macam latar belakang, baik bahasa, adat, suku, bangsa, dan agama. Maksud dari keragaman itu adalah agar manusia saling ta’aruf atau saling mengenal. Keragaman itu indah karena setiap manusia itu unik, setiap adat juga unik, setiap suku pasti ada keunikannya. Sehingga keharmonisan interaksi antara manusia ketika menghargai keunikan identitas personal dan identitas sosial. Fenomena keragaman dan tujuannya disebutkan Allah dalam QS. al-Hujurat, 49: 13, yang artinya: “Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku- suku supaya saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal[2]. Dengan media tradisional memungkinkan manusia saling mengenal antar manusia di seluruh dunia untuk menebarkan kebaikan serta memenuhi kebutuhan sosialnya dan “mengenalkan konsep diri personal” manusia.

            Komunikasi     social mengisyaratkan bahwa penting membangun konsep diri, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi maka manusia bekerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, RW, desa, kota, dan negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama dan terciptanya kerukunan atau keharmonisan sosial.

            Komunikasi ekspresi dapat dilakukan sendirian ataupun kelompok. Tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) manusia   yang   dilakukan   melalui   pesan-pesan nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun terutama lewat nonverbal. Sehingga komunikasi ekspresi dibutuhkan untuk memberikan kesan antara pemberi dan penerima pesan.

            Komunikasi ritual biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, hingga upacara perkawinan. Manusia yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual menegaskan kembali komitmennya kepada tradisi keluarga, komunitas, suku, bangsa, negara, ideologi, ataupun agamanya meskipun praktiknya sesuai dengan kebiasaannya masing-masing.

            Komunikasi   instrumental   mempunyai   beberapa   tujuan umum, yaitu: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan dan juga menghibur. Sehingga tujuannya  adalah   membujuk  (bersifat  persuasif)  dalam arti pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai fakta atau informasi yang disampaikannya akurat dan layak diketahui [3]

            Keempat fungsi tersebut dapat dilakukan manusia dalam aktivitas komunikasi, baik menggunakan media tradisional sesuai dengan identitas yang ingin ditampilkan.

            Kemudian berdasarkan rentang waktunya, peralatan komunikasi dibedakan menjadi alat komunikasi masa lalu dan alat komunikasi modern. Alat komunikasi masa lalu masih sangat sederhana dibandingkan dengan alat komunikasi modern. Peralatannya pun masih menggunakan bahan bahan alam, seperti kentongan, dan . Berikut adalah media komunikasi yang digunakan pada masa lalu .

1.     Kentongan

      Kentongan ternyata memiliki sejarah panjang, kentongan ternyata memiliki fungsi social dan religi. Sejarah budaya kentongan sebenarnya dimulai sebenarnya berasal dari legenda Cheng Ho dari Cina yang mengadakan perjalanan dengan misi keagamaan. Dalam perjalanan tersebut, Cheng Ho menemukan kentongan ini sebagai alat komunikasi ritual keagamaan. Penemuan kentongan tersebut dibawa ke China, Korea, dan Jepang. Kentongan sudah ditemukan sejak awal masehi.

      Sedang di Indonesia tentunya memiliki sejarah penemuan yang berbeda dengan nilai sejarahnya yang tinggi. Di Nusa Tenggara Barat, kentongan ditemukan ketika Raja Anak Agung Gede Ngurah yang berkuasa sekitar abad XIX menggunakannya untuk mengumpulkan massa. Di Yogyakarta ketika masa kerajaan Majapahit, kentongan Kyai Gorobangsa sering digunakan sebagai pengumpul warga.

      Bahan untuk membuat kentongan dari banbu atau kayu. Kentongan dari bahan kayu dapat dibuat berbentuk ikan,  tubuh orang, kepala raksasa, dll. Bila  dari  pangkal batang kayu atau bambu cenderung kentongan itu kecil. Diameter kayu akan menentukan  besarnya rongga, berarti menetukan keras-lemahnya suara. 

      Besar-kecilnya kentongan yang dipajang atau digantung di bagian depan rumah sangat erat hubungannya dengan status social dan kekayaan seseorang. Rumah seorang Jagabaya atau pemuka masyarakat akan terpasang kentongan cukup besar. Kentongan besar dan indah akan menghiasi rumah adat, rumah joglo, dll. 

      Bila pada siang atau malam hari terdengar bunyi kentongan, orang akan memberikan perhatian padanya sambil dengan seksama menghitung tabuhan  (pukulan) yang akan menyusul. Dari frekuensi pukulan dengan irama yang berbeda untuk setiap peristiwa, diketahuilah apa yang sedang terjadi dan strategi apakah yang harus disiagakan untuk menghadapinya. Pada malam hari di  pedukuhan-pedukuhan terpencil para petugas ronda sering menyatakan kehadirannya melalui bunyi tetekan (kothekan, Jawa). Peronda sering membawa kentongan  yang terbuat dari bambu. Pejabat Pemerintah Desa/Kalurahan di  bidang keamanan (Jagabaya, Jawa) sering membunyikan  kentongan tanda aman sekaligus menyatakan waktu.

       Kentongan dikenal sebagai salah satu sarana komunikasi tradisional. Kentongan digunakan untuk memberitahu warga atau masyarakat bahwa atau telah terjadi sesuatu.

      Tanda digunakan berbeda - beda antara suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya. Walaupun terjadi perkembangan teknologi yang cukup pesat, namun kentongan merupakan sarana komunikasi tradisional yang masih dapat bertahan sampai saat ini, khususnya di daerah pedesaan. Kentongan masih digunakan, misalnya dibidang keamanan dipakai sarana ronda malam. Kentongan juga dipakai sebagai petunjuk waktu misalnya buat masyarakat muslim untuk membangunkan orang sahur ketika memasuki bulan suci Ramadhan.

2.     Bedug

      Bedug adalah alat musik tabuh seperti gendang. Bedug merupakan instrumen musik tradisional yang telah digunakan sejak ribuan tahun lalu. Bedug terbuat dari sepotong batang kayu besar atau pohon enau sepanjang kira-kira satu meter atau lebih. Bagian tengah batang dilubangi sehingga berbentuk tabung besar. Ujung batang yang berukuran lebih besar ditutup dengan kulit binatang yang berfungsi sebagai membran atau selaput gendang. Bila ditabuh, bedug menimbulkan suara berat, bernada khas, rendah, tetapi dapat terdengar sampai jarak yang cukup jauh.

      Pada masyarakat muslim, bedug merupakan salah satu alat pemberitahuan waktu. Bedug juga yang memiliki fungsi sebagai alat komunikasi tradisional, baik dalam kegiatan ritual keagamaan maupun politik. Di Indonesia, sebuah bedug biasa dibunyikan untuk pemberitahuan mengenai waktu shalat. Maka setelah bedug di operasikan atau diketuk maka kumandang adxan di mesjid pun diserukan.

      Meskipun pada saat sekarang media komunikasi tradisional sudah kalah saing dengan media komunikasi modern, sehingga nilai efektifitas penggunaan media komunkasi tradisional mengurang, namun tidak sedikit juga masyarakat di wilayah-wilayah teretntu yang masi memakai atau mengoperasionalkan alat tersebut demi menjaga serta difungsikan sebagai penunjang komunikasi di wilayah nya tersebut.

E.    Kesimpulan

            Manusia memiliki kelebihan dibanding makhluk lain (hewan dan tumbuhan) karena manusia memiliki akal budi dan kemampuan berkomunikasi yang menjadikan manusia mampu untuk senantiasa berkembang ilmu pengetahuannya dan menemukan berbagai teknologi untuk memudahkan aktivitas kehidupannya, misalnya dalam teknologi komunikasi adanya media tradisional dan media modern. Dengan teknologi komunikasi, maka manusia dapat berinteraksi dengan manusia di seluruh penjuru dunia yang telah memiliki identitas personal dan akan mempengaruhi terbentuknya identitas sosial. Keragaman identitas menuntut kemampuan adaptasi manusia untuk berkomunikasi secara sadar dengan memahami fungsi komunikasi adalah untuk saling mengenal “berkasih sayang” dan melakukan kebaikan untuk mewujudkan kebutuhan interaksi sosial yang harmonis dan berdiskusi dalam memecahkan permasalahan. Sehingga komunikasi antar manusia di seluruh dunia, baik menggunakan media tradisional adalah untuk saling menghargai keragaman identitas yang artifisial maupun permanen serta sebagai alat menyerukan kebaikan serta kebenaran untuk merubah perilaku sasaran dakwah ke arah yang lebih baik.


 

DAFTAR PUSTAKA

Amin,amsul Munir.Ilmu Dakwah.Jakarta: Amzah.2009.

 

Harjani.Hefni.Komunikasi Islam.Jakarta: Prenadamedia. 2015.

 

Deddy.Mulyana.Ilmu Komunikasi (Suatu Pengantar).Bandung: Remaja Rosdakarya.2014.

 



                        [1] Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), hlm. 113.

                        [2] Hefni, Harjani, Komunikasi Islam,( Jakarta: Prenadamedia, 2015), hlm.69.

                     [3] Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi (Suatu Pengantar), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), hlm,33.

 

Comments

Popular posts from this blog

SEJARAH KERAJAAN SAMBAS    1.ASAL MULA SAMBAS Kesultanan Sambas sebuah Negeri berpenduduk mayoritas Etnis Melayu,dengan luas 20.940 km² ,bandingkan dengan kesultanan Brunai (5.765 km²). Pada tahun 1915 Negeri Sambas berpenduduk 130.000 jiwa,yang terdiri dari berbagai etnis atau suku kaum : -Orang Eropa 100 jiwa -Suku Dayak 26.000 jiwa -Orang Arab dan Timur asing lainya 270 jiwa -Cina (tionghoa) 30.000 jiwa -Melayu Jawa dan Bugis 67.000 jiwa Pada tahun 1988  Sambas berpenduduk 895.900 jiwa,dan merupakan sebuah kabupaten dibawah kedaulatan NKRI. Pada masa pemerintahan Sultan Muhhammad Syafi’uddin I yang dinobatkan pada tanggal 10 Zulhijjah hari Senin tahun 1040 H(9 Juli 1631 M ).nama Sambas sudah dipergunakan dan telah dipergunakan jauh sebelum itu GAMBAR 1. GERBANG DEPAN ISTANA SAMBAS Di era kerajaan Majapahit dizaman kekuasaan Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada,kerajaan Sambas disebut sebut sebagai satu kerajaan di Borneo yang berada dibawah ke...

MAIN GULI

Istilah Dalam "Main Guli / Pal" Ini Mengingatkan Kita Akan Masa Lalu. Baca Istilah Dalam Main Guli Disini. Sambas Post- Istilah dalam permainan guli ini ditulis oleh Riecko Ananda ( pengguna facebook ). Seperti apa istilahnya, yuk kita simak. Check it out. Istilah dalam permainan kelereng ( Maing Pal/Maing Gulli ) dalam Bahasa Melayu Sambas. 1. Bah Pal/buah Pal atau Gulli ( kelereng/guli/gundu ). 2. Ninting/Nujju ( membidik kelereng lawan ). 3. Maccut/Simaccut ( membidik kelereng lawan dengan keras/kuat). 4. Nyumbat ( tepat pada sasaran ). 5. Ngintis ( bidikan mengenai sedikit sisi samping/atas kelereng lawan ). 6. Nginnal ( kelereng berputar ). 7. Tumbi' ( kelereng pada posisi teratas ). 8. Nguncang ( menempatkan posisi kelereng percis berdekatan dengan yang diinginkan ). 9. Efekkan ( jarak antara kelereng lawan hanya sejengkal ) 10. Kuccu' ( kebanggaan/kelereng yang menjadi kebanggan yang selalu dipakai dalam setiap permainan ). 11. Lansut ( membidik dengan keras...

makalah komunikasi lintas budaya

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang             Peristiwa-peristiwa perubahan kebudayaan selalu melanda semua bangsa dan negara di dunia, walaupun luas permasalahan dan tingkat permasalahan itu berbeda-beda             Secara umum  ada dua kekuatan   yang   menyebabkan timbulnya  perubahan sosial, hal yang pertama adalah kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal factor), seperti pergantian generasi dan berbagai penemuan dan rekayasa setempat.Hal kedua, adalah kekuatan dari luar masyarakat (external factor), seperti pengaruh kontak-kontak antar budaya (culture contact) secara langsung maupun  persebaran (unsur) kebudayaan serta perubahan lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat memacu perkembangan sosial dan kebudayaan masyarakat yang harus menata kembali kehidupan merekaSeberapa c...

makalah peta dakwah

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang                         Secara perlahan namun pasti, umat manusia menjalin hubungan mesra satu sama lain melalui perantaraan kecanggihan teknologi komunikasi. Sementara politik dan ekonomi secara kasat mata biasanya senantiasa mempertahankan berbagai ’jurang pertentangan’ di antara manusia. Inilah salah satu bentuk dari keajaiban peradaban kontemporer, dimana manusia dapat saling berbagi cerita dari ujung bumi yang satu ke ujung bumi lainnya dalam suatu hitungan sepersekian detik.                         Globalisasi menuntut pengintegrasian seluruh aspek kehidupan manusia di dunia, baik di bidang ekonomi, politik, social dan budaya. Globalisasi sejatinya adalah anak kandung dari kapitalisme. Kapit...

MAKALAH SEJARAH AGAMA KHONGHUCU DI INDONESIA

  PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah Agama di dunia ada bermacam-macam yang diturunkan oleh Tuhan sehingga orang bebas memilih mana yang di anut dan di yakininya dan di anggap paling benar, salah satunya adalah agama kong hu cu tetapi sebenarnya khonghucu bukan salah satu agama, tetapi filsafat. Tapi sebagian orang berpendapat bahwa kong hu cu adalah suatu agama. Diantaranya orang tionghoa mereka mempercayai bahwa kong hu cu adalah suatu agama. Ajaran Konfusianisme atau Kong Hu Cu (juga: Kong Fu Tze atau Konfusius ) dalam bahasa Tionghoa , istilah aslinya adalah Rujiao yang berarti agama dari orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi luhur. Khonghucu memang bukanlah pencipta agama ini melainkan dia hanya menyempurnakan agama yang sudah ada jauh sebelum kelahirannya seperti apa yang dia sabdakan: "Aku bukanlah pencipta melainkan Aku suka akan ajaran-ajaran kuno tersebut". Meskipun orang kadang mengira bahwa Khonghucu adalah merupakan suatu ...

psikologi dakwah

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang             Dalam masyarakat modern, kedudukan dan peran psikologi dapat dikatakan sebagai sarana efektif berhasil tidaknya tujuan yang diharapkan, baik secara individu maupun secara kelompok, sebab psikologi memberikan suatu petunjuk yang berdasarkan berbagai macam teori tentang bagaimana seharusnya manusia berbuat untuk dirinya ataupun untuk masyarakat.             Di samping itu, psikologi memberikan pula cara-cara bagaimana yang lebih tepat dalam pemecahan masalah-masalah kemanusiaan, baik ia sebagai individu atau sebagai kelompok masyarakat, begitu pula dapat diterapkan dalam masalah agama, khususnya sebagai acuan metodologi dakwah, merupakan suatu yang tidak dapat ditinggalkan.             Dari segi psikologi bahwa dakwah dalam prosesnya dipandang seb...

MAKALAH MEMAHAMI AUDIENS DALAM KOMUNIKASI MASSA

  MEMAHAMI AUDIENS DALAM KOMUNIKASI MASSA A. Latar Belakang Kata audiens menjadi mengemuka ketika diidentikan dengan “receivers” dalam model proses komunikasi massa (source, channel, message, receiver, effect) yang dikemukakan oleh Wilbur Schramm (1955). Audiens adalah sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, dan pemirsa berbagai media atau komponen beserta isinya, seperti pendengar radio atau penonton televisi. Dengan demikian Audiens dapat didefinisikan dalam beberapa aspek: aspek lokasi (seperti dalam kasus media lokal); aspek personal (seperti ketika media dicirikan dengan mengacu pada kelompok usia tertentu, jenis kelamin, keyakinan politik atau pendapatan); aspek jenis media yang dipakai (teknologi dan organisasi gabungan); aspek isi pesan (genre, materi pelajaran, gaya); aspek waktu ('primetime' dan ‘primetime’, penonton dan juga lama menonton). Sebelum media massa ada, audiens adalah sekumpulan penonton drama, permainan dan tontonan. Setelah ada kegiata...

MAKALAH OPINI PUBLIK DALAM BINGKAI PSIKOLOGI KOMUNIKASI

  OPINI PUBLIK DALAM BINGKAI PSIKOLOGI KOMUNIKASI A. Latar Belakang Opini adalah ekspresi atau pendapat seseorang atas suatu masalah yang bersifat kontroversial. Publik adalah kelompok yang tidak merupakan kesatuan,tetapi mereka melakukan interaksi secara tidak langsung melalui alat-alat komunikasi. Alat- alat komunikasi yang digunakan seperti,surat kabar,radio, televisi, ataupun pembicaraan-pembicaraan pribadi yang berantai, sehingga secara umum , opini publik dapat di artikan sebagai pendapat sekelompok orang tentang sesuatu hal yang bersifat kontroversial dan menyangkut kepentingan umum. Pembentukan opini publik sangatv bergantung pada proses komunikasi. Masyarakat memperoleh pengetahuan atau informasi tentang persoalan yang terjadi di masyarakat melalui proses komunikasi. B. Rumusan Masalah 1. Memahami pengertian opini publik ? 2. Memahami proses pembentukan opini publik 3. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi opini publik ?        ...

makalah retorika dakwah

Pengertian Da’i Secara Pribadi A.   Latar Belakang        Peran da’I sebagai tokoh masyarakat dalam pembangunan sangat penting, karena posisinya sebaga seorang “ opinion leader ” yaitu orang yang berpengaruh besar dalam mengambil keputusan. Pembangunan pada dasarnya adalah suatu proses yang bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dalam hal ini adalah kesejahteraan untuk individu maupun kelompok.        Dalam lingkungan masyarakat, dibutuhkan peran da‘i   atau tokoh informal yang harus berperan untuk merangkul dan memberikan pemahaman keagamaan terhadap perubahan social masyarakat di desa tersebut. Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang Peran Da‘I Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat.        Keberhasilan dakwah akan sangat bergantung kepada bagaimana da’i tersebut berdakwah. Tidak hanya penguasaan materi yang diluar kep...